Cerita Nur Rohim, 21 Tahun Bikin Gelang Identitas Calon Jemaah Haji - Kompas
Cerita Nur Rohim, 21 Tahun Bikin Gelang Identitas Calon Jemaah Haji
/data/photo/2025/05/07/681ad0b481e19.jpg)
BOYOLALI, KOMPAS.com - Nur Rohim, seorang warga Jepara, Jawa Tengah, telah dipercaya selama puluhan tahun untuk membuat gelang identitas bagi calon jemaah haji di Embarkasi Solo, Jawa Tengah.
Sejak 2004, Nur telah memproduksi gelang identitas setiap musim haji, yang kini telah berjalan selama 21 tahun.
Pria berusia 59 tahun ini memilih menggunakan bahan monel (baja putih) untuk pembuatan gelang identitas, karena sifatnya yang antibakar dan antikarat.
Baca juga: Mengenal Gelang Haji yang Dipakai Jemaah Haji Indonesia
Momen Paus Leo XIV Beri Berkat ke Ribuan Umat di Lapangan Santo Petrus
Monel adalah paduan logam yang mengandung nikel dan tembaga.
"Ini (gelang identitas) terbuat dari monel. Proses pembuatan sudah dua bulan lalu. Terus di sini tinggal memberikan nama, nomor paspor, nomor kloter. Monel ini anti bakar, dan anti karat. Walaupun tertanam berapa puluh tahun tidak akan berubah," kata Nur di Embarkasi Solo, Jawa Tengah, Rabu (7/5/2025).
Nur menjelaskan bahwa bahan monel untuk gelang identitas tersebut didatangkan dari luar negeri.
Baca juga: Mbah Dasmi, Nenek 92 Tahun Jadi Calon Haji Tertua di Blora
Baca juga: Penyebab Kuota Jemaah Haji 2025 di Kota Yogyakarta Tak Terpenuhi
Pembuatan gelang identitas calon jemaah haji
Namun, ia mengakui bahwa perang dagang antara Amerika Serikat dan China sedikit berpengaruh terhadap pengadaan bahan tersebut.
"Iya berpengaruh. Ada kenaikan sedikit (harganya)," ungkapnya.
Proses pembuatan gelang identitas dilakukan setiap hari sesuai dengan jumlah kloter calon jemaah haji yang masuk ke Embarkasi Solo, dengan rata-rata empat kloter setiap harinya.
Baca juga: Alasan Sekolah di Yogyakarta Minta Program MBG Dihentikan pada Tahun Ajaran Baru
Nur tidak bekerja sendirian, ia dibantu oleh lima orang petugas lainnya dalam proses pembuatan gelang identitas.
"Rata-rata membuat gelang identitas setiap kloter butuh waktu dua jam," ungkapnya.
Proses pembuatan dimulai dari lempengan monel yang telah dilakukan di Jepara.
Di Embarkasi Solo, proses pencetakan nama dilakukan berdasarkan data nama calon jemaah haji.
Baca juga: Cerita Siti, Tukang Pijat di Sleman yang Berhasil Wujudkan Mimpinya Naik Haji
Nur menambahkan bahwa pencetus gelang identitas calon jemaah haji Indonesia berasal dari Jepara, yang dilatarbelakangi oleh peristiwa Mina tahun 1990, yang menewaskan ribuan jemaah haji.
"Pertama kali itu pencetus gelang haji aslinya dari Jepara. Pas peristiwa Mina itu banyak yang hilang yang ditemukan gelangnya," ucapnya.
Setelah musim haji berakhir, Nur kembali menjalani aktivitas sehari-hari sebagai perajin perhiasan di Jepara.
"Di rumah biasanya bikin kerajinan monel. Buat cincin, kalung gitu," kata Nur.
Baca juga: 6.000 Lebih Warga Luwu Masih Antre Haji, Waktu Tunggu Capai 24 Tahun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.India Menuding Pakistan Telah Menyerang Fasilitas Militer