Internasional
Chengdu J-10 China Dikatain Murah Tapi Sering Kecelakaan Sama KAI Korea Selatan Produsen KF-21 Boramae Mitra Indonesia - Zona Jakarta
Pamor Chengdu J-10 China tengah naik di berkat Pakistan, hal ini sangat berbanding terbalik dengan KF-21 Boramae Indonesia dan Korea Selatan yang tengah mengalami masalah dalam pengembangan.
mengutip Reuters edisi 9 Mei 2025 menyebut seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan ada keyakinan tinggi bahwa Pakistan telah menggunakan pesawat J-10 buatan China untuk meluncurkan rudal udara-ke-udara terhadap jet tempur India - menjatuhkan sedikitnya dua.
Pejabat lain mengatakan sedikitnya satu jet India yang ditembak jatuh adalah pesawat tempur Rafale buatan Prancis.
Kedua pejabat tersebut mengatakan pesawat F-16 Pakistan, yang dibuat oleh Lockheed Martin, tidak digunakan dalam penembakan itu.
Dikutip Zonajakarta.com dari Sina edisi 9 Mei 2025, J-10 adalah pesawat tempur serbaguna bermesin tunggal yang dirancang dan diproduksi oleh Chengdu Aircraft Industry Group dan telah beroperasi di Angkatan Udara Tiongkok sejak tahun 2003.
Baca Juga:
J-10C adalah versi yang ditingkatkan dari seri tersebut, dilengkapi dengan mesin yang lebih baik dan radar AESA yang lebih canggih, dan dapat meluncurkan rudal PL-15.
Pakistan adalah satu-satunya negara selain China yang dilengkapi dengan pesawat tempur J-10C.
Pada tahun 2020, negara ini memesan 36 pesawat tempur ekspor J-10CE dan 250 rudal PL-15E.
Gelombang pertama yang terdiri dari enam pesawat dikirimkan pada tahun 2022, dan jumlah total yang beroperasi mencapai 20.
Pada bulan Januari 2024, jet tempur J-10C melaksanakan misi tempur lintas batas pertamanya, memberikan pengawalan untuk operasi Angkatan Udara Pakistan melawan organisasi separatis Baloch di Iran, tetapi tidak berpartisipasi dalam pertempuran udara.
Sementara itu, dikutip Zonajakarta.com dari National Interest edisi 9 Mei 2025, NATO menyebut sebagai "Firebird," Chengdu J-10 "Vigorous Dragon" telah beroperasi dengan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat selama hampir dua dekade.
Baca Juga:
Ketika Dewan Negara Tiongkok pertama kali menyetujui program J-10 selama Perang Dingin, prototipe baru tersebut diharapkan terutama untuk memenuhi peran pertempuran udara-ke-udara.
Chengdu Aircraft Design Institute (CADI) membangun jet tersebut dari awal.
Dilengkapi dengan sayap delta, mesin tunggal, dan canard depan, J-10 tentu saja lebih canggih daripada pendahulunya buatan Tiongkok.
Prototipe awal J-10 dilengkapi dengan mesin AL-31 buatan Rusia, yang memungkinkan kecepatan tertinggi Mach 1,8 (kali kecepatan suara).
Varian J-10C terbaru, yang diterbangkan oleh Pakistan, memiliki beberapa atribut canggih yang menjadikannya platform yang lebih modern.
Mesin WS-10B menggantikan mesin Rusia.
Baca Juga:
Selain itu, J-10C memiliki desain saluran masuk yang ditingkatkan yang meminimalkan profil radarnya, sehingga lebih menantang bagi pesawat musuh untuk mendeteksinya di langit.
Pakistan sebelumnya mengonfirmasi pengadaan seri pesawat tempur Firebird buatan China pada tahun 2022.
Dalam pidato publik saat itu, menteri dalam negeri Pakistan, Rasheed Ahmed, mengaitkan akuisisi ini dengan armada jet Rafale milik India yang terus bertambah.
Menurut Defense News, minat Islamabad terhadap platform China sudah ada sejak lama.
Negara itu pertama kali tertarik pada varian ekspor Firebird pada tahun 2015, namun, rencana untuk membeli seri tersebut gagal karena keterbatasan anggaran.
Meskipun J-10C dianggap setara dengan jet tempur F-16 buatan Amerika, para analis secara umum sepakat bahwa jet tempur China itu tertinggal dari Rafale dalam hal kemampuan peperangan elektronik yang canggih.
Baca Juga:
Walau Chengdu J-10 tengah menjadi perhatian, namun Korea Aerospace Industries (KAI) Korea Selatan meyakinkan kepada calon pelanggan KF-21 Boramae bahwa pesawat China sering alami kecelakaan.
Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari Heraldcorp edisi 22 Mei 2025 saat Kang Koo-young, Presiden Korea Aerospace Industries (KAI) menemui wartawan di Pameran Dirgantara dan Maritim Internasional Langkawi (LIMA) 2025 di Malaysia pada 21 Mei 2025.
Kang Koo-young mengaku pejabat tinggi Malaysia sudah menanyakan perbandingan KF-21 Boramae dengan J-10 China.

"Apakah Malaysia juga tertarik dengan KF-21?," tanya wartawan.
"Seorang pejabat tinggi Malaysia yang mengunjungi stan KAI bertanya bagaimana KF-21 dibandingkan dengan J-10 China.
Maka saya menjawab, 'Tidak ada bandingannya'.
Baca Juga:
J-10 murah tetapi sering mengalami kecelakaan.
Belum sepenuhnya lengkap untuk dijadikan jet tempur.
Pertanyaan itu tampaknya diajukan karena berita terkini bahwa J-10 buatan Cina milik Pakistan menembak jatuh Rafale buatan Prancis milik India," jelas Kang Koo-young.
Perwakilan KAI Korea Selatan itu lantas menjelaskan daya saing KF-21 Boramae dibanding pesawat lainnya.
"Dia juga mengatakan kepada pejabat tinggi Malaysia bahwa 'dibandingkan dengan pesawat tempur generasi 4,5 seperti Rafale dan Eurofighter, KF-21 dapat memberikan kinerja 150% dengan biaya 70-80%.'
Jika semua biaya operasional dijumlahkan selama siklus hidup 30 tahun, harga KF-21 akan jauh lebih kompetitif," jelas Kang Koo-young.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar