Kesehatan,
Diklaim Berhasil oleh Prabowo, MBG Dinilai Belum Punya Pengawasan Sempurna Halaman all - Kompas
/data/photo/2025/04/10/67f7766f90bc8.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat kebijakan publik Trubus Rahardiansyah menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diklaim sukses 99,9 persen oleh Presiden Prabowo Subianto sebenarnya masih belum punya pengawasan sempurna.
“Ini program yang terburu-buru dan cenderung dipaksakan, tapi memang animo masyarakat tinggi terhadap MBG,” ujar Trubus kepada Kompas.com, Selasa (6/5/2025).
Baca juga: Prabowo Sebut Keracunan MBG Hanya Sedikit, CELIOS: Nyawa Bukan Statistik
Meskipun Trubus mengakui secara umum program MBG dapat dikategorikan sukses karena antusiasme publik, ia menyoroti lemahnya pengawasan dan distribusi yang menyebabkan sejumlah kasus keracunan makanan di berbagai daerah.
Prabowo Sebut Bill Gates Bakal Datang 7 Mei, Dukung Makan Bergizi Gratis
Hal ini, menurutnya, mencerminkan pengelolaan yang belum optimal.
“Masih banyak celah, pengawasan dan tata kelola belum berubah signifikan. BGN harus menyesuaikan strategi dengan kondisi daerah masing-masing,” katanya.
Baca juga: Bertambah Lagi, Siswa Diduga Keracunan MBG di Sumsel Capai 121 Orang
Ia menekankan pentingnya tanggung jawab dapur MBG dalam menjamin mutu makanan.
Sejauh ini, BGN bekerja sama dengan berbagai yayasan dalam bentuk kemitraan.
Namun, tidak semua mitra mampu memenuhi standar yang ditetapkan.
“Harus dipastikan yayasan punya peralatan memadai dan kesiapan logistik yang baik. Kualitas makanan juga harus benar-benar dijaga,” tegasnya.
Baca juga: Prabowo Klaim MBG 99,99 Persen Berhasil, Kasus Keracunan 0,005 Persen
Trubus menyebutkan, sebagian besar makanan yang menimbulkan masalah berasal dari katering yang tidak layak atau makanan yang kadaluarsa.
Ia mendorong keterlibatan sekolah dan kantin dalam memastikan makanan layak konsumsi sebelum didistribusikan.
“Harus ada yang mencicipi makanan atau memastikan kehigienisannya. Jangan sampai anak-anak jadi korban,” ucapnya.
Baca juga: Partisipasi Pemilih Turun di Pilkada 2024, KPU Siap Dievaluasi
Lebih lanjut, Trubus mendorong evaluasi menyeluruh terhadap BGN, termasuk soal transparansi dan keterlibatan publik.
Menurutnya, masih ada pola pikir ego sektoral yang membuat program ini terkesan eksklusif dan kurang partisipatif.
“BGN harus ubah strategi. Jangan merasa ini proyek milik sendiri. Libatkan publik sebanyak mungkin, dan lakukan evaluasi berkelanjutan,” tandasnya.
Baca juga: Dituding Gelapkan Dana, Yayasan MBN Akan Putus Mitra Dapur MBG Kalibata
Sebelumnya, Prabowo mengeklaim keberhasilan program MBG mencapai 99,99 persen meski terdapat kasus keracunan di berbagai daerah.
Prabowo beralasan, korban keracunan akibat MBG berada di sekitar 200 orang, sebagian kecil dibandingkan jumlah penerima MBG yang mencapai 3 juta orang.
"Hari ini memang ada yang keracunan, yang keracunan sampai hari ini dari 3 koma sekian juta, kalau tidak salah di bawah 200 orang (yang keracunan), yang rawat inap hanya 5 orang," ujar Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/5/2025).
Baca juga: MBG Dinilai Ganggu Ekosistem Ekonomi Sekolah, ICW Sarankan Kantin Dirangkul
Prabowo pun membandingkan jumlah kasus keracunan dan jumlah penerima MBG yang berada di bawah angka 1 persen sehingga ia menganggap program ini berhasil meski tidak 100 persen.
"Jadi bisa dikatakan yang keracunan atau yang perutnya enggak enak sejumlah 200 orang, itu 200 dari 3 koma sekian juta kalau tidak salah adalah 0,005 persen. Berarti keberhasilannya adalah 99,99 persen," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Prabowo Wajarkan Jubirnya "Keseleo" Ngomong, Menteri Senior Tidak Boleh Salah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar