Indonesia Tertuduh Jadi Calon Pelanggan Jet Tempur Siluman Su-57 Rusia Berikutnya Karena Masih Punya Kontrak Su-35 - Zona Jakarta

ZONAJAKARTA.COM- 6 tahun absen dari ajang Langkawi International Maritime & Aerospace Exhibition Rusia akhirnya unjuk gigi di ajang LIMA 2025 di negara tetangga Indonesia, yakni Malaysia dengan jajaran pesawat tangguhnya Sukhoi Su-35S , Su-57E dan Su-75 yang masih dalam pengembangan.
Dikutip Zonajakarta.com dari Bulgarian Military edisi 21 Mei 2025, kembalinya Rusia menjadikan LIMA 2025 sebagai tahap penting untuk menunjukkan kehebatan teknologinya dan mengamankan kesepakatan ekspor yang diatur oleh United Aircraft Corporation [UAC] yang didukung negara dan Rosoboronexport.
Selain Su-35S, paviliun Rusia menampilkan model Su-57E, varian ekspor pesawat tempur siluman generasi kelima, dan Su-75, platform yang lebih ringan dan hemat biaya yang masih dalam pengembangan.
"Su-57E, yang dirancang untuk bersaing dengan Lockheed Martin F-35 dan F-22, menggabungkan fitur siluman seperti lapisan penyerap radar dan ruang senjata internal untuk mengurangi tanda radarnya.
Radar Byelka-nya, sebuah array pindaian elektronik aktif, menyediakan cakupan 360 derajat dan dapat melacak hingga 60 target secara bersamaan, sementara rangkaian sensornya mencakup sistem pencarian dan pelacakan inframerah untuk mendeteksi pesawat siluman.
Baca Juga:
Su-57E dapat membawa amunisi canggih, termasuk rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal, yang melaju dengan kecepatan Mach 10 dan memiliki jangkauan hingga 2.000 kilometer, menawarkan keunggulan strategis dalam serangan jarak jauh.
Namun, program Su-57 menghadapi tantangan, dengan hanya sejumlah unit terbatas yang dikirim ke Angkatan Udara Rusia pada tahun 2025 karena hambatan produksi dan sanksi yang memengaruhi pasokan komponen," jelas Bulgarian Military.
Sementara Su-75 yang diluncurkan sebagai tiruan di pameran udara MAKS tahun 2021, merupakan upaya Rusia untuk menguasai pasar pesawat tempur generasi kelima yang terjangkau.
Dirancang dengan satu mesin dan arsitektur modular, pesawat ini bertujuan untuk menawarkan avionik canggih dan siluman dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan platform Barat, yaitu sekitar $40 juta per unit.
Namun, Su-75 masih berupa prototipe, tanpa jadwal produksi yang pasti, sehingga menimbulkan keraguan tentang ketersediaannya dalam waktu dekat.
Baca Juga:
Sementara itu, dikutip Zonajakarta.com dari Military Watch Magazine edisi 21 Mei 2025, Rosoboronexport eksportir senjata negara Rusia yang mengerahkan Su-57 ke LIMA 2025 di Malaysia diicurigai menyasar negara-negara Asia Tenggara salah satunya Indonesia.
"Vietnam, Malaysia, dan Indonesia telah lama dianggap sebagai klien potensial utama untuk Su-57, yang merupakan satu-satunya pesawat tempur generasinya yang diproduksi di luar Tiongkok dan Amerika Serikat.
Dengan AS yang memberlakukan persyaratan yang ketat pada klien untuk F-35, dan secara serius membatasi otonomi mereka dalam menggunakan pesawat tersebut, pesawat tempur tersebut tidak diharapkan menjadi pilihan yang layak bagi negara-negara ini sebagaimana halnya bagi India," jelas media asing itu.
Selain mencurigai ketertarikan Vietnam dan Malaysia, potensi minat Indonesia terhadap jet tempur siluman Su-57 membuat Military Watch Magazine menghubungkan dengan kontrak Su-35 yang hingga kini belum batal.
"Di luar Vietnam, kontrak senilai $1,14 miliar yang ditandatangani antara Indonesia dan Rusia pada tahun 2018 untuk penjualan 11 pesawat tempur Su-35S saat ini masih berlaku, dengan Duta Besar Indonesia untuk Rusia Jose Tavares pada bulan Mei 2024 mengonfirmasi bahwa Jakarta sedang menunggu situasi menjadi 'lebih akomodatif' sebelum kembali ke implementasi.
Baca Juga:
Pernyataan ini meningkatkan kemungkinan bahwa, dengan Su-57 yang sekarang tersedia, Indonesia malah dapat berupaya untuk mendapatkan pesawat tempur yang lebih baru dan lebih mumpuni.
Akuisisi F-35 oleh negara tetangga Singapura dan Australia, dan penempatan pesawat tempur generasi kelima China dan Amerika di wilayah tersebut, telah membuat Su-35 yang lebih tua tampak semakin tidak memadai untuk melawan potensi ancaman," jelas Military Watch Magazine.

Rusia memang masih dengan senang hati bersedia jika Indonesia mau merundingkan jet tempur Su-35 lagi dengan negaranya.
Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari TASS edisi 23 Januari 2025, kontrak antara Rusia dan Indonesia untuk penyediaan pesawat tempur Su-35 disebut Duta Besar Rusia untuk Republik Indonesia, Sergei Tolchenov belum berakhir dan masih dalam agenda.
"[Kontrak] belum dibatalkan.
Baca Juga:
Masih dalam agenda," kata Dubes Rusia seperti dikutip dari TASS.
"Kami akan melanjutkan negosiasi di titik tertentu, jelasnya".
Duta Besar Rusia menyampaikan harapan bahwa pengalaman militer Presiden Indonesia Prabowo Subianto akan menjadi landasan yang baik untuk memperkuat hubungan bilateral di sektor pertahanan.
"Saya berharap [untuk memperkuat hubungan di bidang pertahanan], ini merupakan aspek penting dari hubungan bilateral kita.
Kami juga melihat bahwa [militer] Indonesia menggunakan senjata Rusia, dan ini membuktikan bahwa kita benar-benar memiliki senjata berkualitas tinggi.
Jika Indonesia tertarik, kami siap untuk berunding," kata Tolchenov seperti dikutip dari TASS.
***
Sumber: TASS, Bulgarian Military, Military Watch Magazine
0 Komentar