Iran Ancam Israel Jika Serang Situs Nuklir Teheran: 'Akan Ada Balasan Menghancurkan!' | Sindonews - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Iran Ancam Israel Jika Serang Situs Nuklir Teheran: 'Akan Ada Balasan Menghancurkan!' | Sindonews

Share This
Responsive Ads Here

 DUNIA INTERNASIONAL, Konflik Timur Tengah 

Iran Ancam Israel Jika Serang Situs Nuklir Teheran: 'Akan Ada Balasan Menghancurkan!' | Halaman Lengkap

Iran ancam akan memberikan balasan yang mengancurkan jika situs nuklirnya diserang Israel. Foto/IRNA

TEHERAN 

-

 Iran 

melontarkan ancaman kepada

 Israel 

jika militer Zionis melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Teheran. Bahkan, Teheran menyatakan Amerika Serikat (AS) akan ikut bertanggung jawab jika serangan militer Zionis benar-benar terjadi.

Ancaman tersebut disampaikan menjelang dimulainya putaran kelima perundingan nuklir antara Iran dan Amerika yang akan digelar di Roma, Italia, pada Jumat (23/5/2025).

Dalam sebuah surat resmi yang ditujukan kepada Sekretariat Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan dipublikasikan pada Kamis, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menegaskan bahwa Iran tidak akan tinggal diam jika fasilitas nuklirnya diserang Israel.

"Kami percaya bahwa dalam hal terjadi serangan terhadap fasilitas nuklir Republik Islam Iran oleh rezim Zionis, pemerintah Amerika Serikat juga akan terlibat dan memikul tanggung jawab hukum,” tulis Araghchi.

“Iran memperingatkan keras terhadap segala bentuk petualangan militer oleh rezim Zionis dan akan memberikan respons yang tegas terhadap setiap ancaman atau tindakan melanggar hukum,” lanjut dia.

Baca Juga: Apa Pun Risikonya, Israel Serius Menarget Fasilitas Nuklir Iran

Respons Iran ini muncul setelah laporan CNN mengungkap bahwa Israel tengah mempersiapkan skenario militer untuk menyerang situs-situs nuklir Iran, meskipun proses diplomasi antara Teheran dan Washington masih berjalan.

Laporan tersebut, yang mengutip pejabat AS yang enggan disebutkan namanya, memperlihatkan bahwa ancaman konflik terbuka antara dua musuh bebuyutan itu kian nyata.

Perundingan nuklir antara Iran dan AS yang dimediasi oleh Oman merupakan dialog tingkat tinggi pertama sejak Amerika Serikat secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 (JCPOA) di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump pada tahun 2018.

Dalam perundingan kali ini, delegasi AS dilaporkan akan dipimpin oleh Steve Witkoff, tokoh dekat Trump yang dikenal sebagai negosiator ulung, serta Michael Anton dari Departemen Luar Negeri yang berperan dalam aspek teknis kesepakatan.

Isu pengayaan uranium menjadi titik krusial dalam negosiasi. Di bawah kesepakatan JCPOA, Iran hanya diizinkan memperkaya uranium hingga 3,67 persen untuk keperluan sipil. Namun, sejak keluarnya AS dari JPOA 2015, Iran meningkatkan pengayaan hingga 60 persen—sebuah angka yang mendekati level senjata nuklir (90 persen).

Presiden Trump menyatakan dalam lawatannya ke Qatar pekan lalu bahwa diplomasi adalah pilihan utamanya dan dia meyakini Iran telah menunjukkan kesediaan untuk memenuhi beberapa syarat utama. Namun, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio memberikan sinyal bahwa posisi AS tetap keras.

“Iran tidak boleh memiliki kemampuan pengayaan, karena itu akan menjadikannya negara ambang nuklir,” ujar Rubio saat berbicara di hadapan Kongres.

Rubio juga menegaskan bahwa sanksi terkait terorisme dan program rudal balistik Iran—yang tidak dibahas secara eksplisit dalam JPOA 2015—akan tetap diberlakukan.

Iran Isyaratkan Siap Perang

Peringatan dari Iran tidak berhenti di meja diplomasi. Pada hari yang sama, juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Ali Mohammad Naini, menyampaikan ancaman militer langsung kepada Israel.

“Jika rezim Zionis yang penuh ilusi itu melakukan tindakan bodoh dan melancarkan serangan, maka mereka akan menerima balasan yang menghancurkan dan menentukan di wilayah mereka yang kecil dan rentan,” tegas Naini, yang dikutip ISNA.

Sebagai sinyal kesiapan militer, Iran juga memamerkan tiga drone terbaru yang terdiri dari dua drone pengintai dan satu drone kamikaze, sebagaimana dilaporkan oleh IRNA.

Di tengah tensi yang meningkat, ratusan warga Iran berkumpul di dekat fasilitas pengayaan uranium Fordow, selatan Teheran, dalam sebuah aksi unjuk rasa. Mereka membawa bendera nasional dan meneriakkan slogan nasionalis seperti “Energi nuklir adalah hak kami yang tak bisa ditawar” dan “Tidak ada kompromi, tidak ada penyerahan—hanya perlawanan terhadap Amerika.”

Iran dan Israel telah lama terlibat dalam “perang bayangan” yang melibatkan sabotase, serangan siber, dan operasi rahasia di berbagai titik kawasan.

Tahun lalu, untuk pertama kalinya kedua negara terlibat dalam serangan langsung—sebuah eskalasi berbahaya yang terjadi di tengah memuncaknya konflik Gaza.

Iran tidak mengakui keberadaan negara Israel dan menyebutnya sebagai “rezim Zionis”, sementara Israel menyatakan bahwa program nuklir Iran merupakan ancaman eksistensial yang harus dicegah dengan segala cara —termasuk tindakan militer.

Dengan ketegangan yang semakin panas, dan diplomasi yang rapuh, dunia kini menanti apakah perundingan di Roma akan mampu menahan laju konflik yang kian mendekati titik didih.

(mas)

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages