Kritik Barak Militer ala Dedi Mulyadi, KPAI Justru Puji Cara Eri Cahyadi Tangani Anak Nakal
/data/photo/2025/05/26/6834459cbc334.jpeg)
/data/photo/2025/05/26/6834459cbc334.jpeg)
SURABAYA, KOMPAS.com- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membawa anak yang tertangkap akibat kenakalan ke sejumlah asrama.
Lalu, mereka mendapatkan pendidikan akademik dan karakter.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengapresiasi program pembinaan bagi anak nakal dalam Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS).
Inovasi ini menggantikan konsep barak militer dengan asrama.
Momen Akrab Anak Prabowo dan Istri Macron di Gala Dinner Istana
Baca juga: Anak-anak Nakal di Surabaya Kembali Berulah, Eri Cahyadi Pilih Asramakan, Tak Lagi Kirim ke Barak
Ketua KPAI, Ai Maryati Solihah, mengapresiasi program pendidikan terpadu tersebut karena lebih memanfaatkan pendekatan yang humanis saat memberikan pembinaan.
Ai Maryati menyebut, program ini tidak hanya mengatasi masalah kedisiplinan anak secara sementara.
Tetapi juga mampu menyentuh dan menyelesaikan akar permasalahan yang lebih mendalam.
“Program ini dapat menjadi role model untuk kota-kota lain, karena RIAS atau Rumah Ilmu Arek Suroboyo menjadi rumah yang sesungguhnya bagi anak-anak ini," kata Ai Maryati di Surabaya, Rabu (28/5/2025).
"Sehingga penanaman kedisiplinan di sini mampu menjawab masalah hingga ke akarnya,” ujarnya.
Ai Maryati mengungkapkan, sempat mendatangi salah satu asrama di Jalan Kalijudan Indah, Kecamatan Mulyorejo.
Dia merasa sudah ada dampak positif dari program itu.
“Saya melihat banyak ruang keterpaduan yang memang ramah anak. Hal ini terwujud atas peran pemerintah dan swasta yang turut mendorong supaya anak memiliki karakteristik pengembangan diri," katanya.
Baca juga: Dedi Mulyadi Sindir Pengkritik Barak Militer: Fokus pada Proyek, Abai pada Rasa dan Cinta
Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyebut program RIAS merupakan kelanjutan dari pengalamannya menangani anak dengan masalah perilaku sejak tahun 2022.
Eri mengatakan, anak yang tinggal di asrama RIAS tidak hanya mendapatkan pendidikan akademik, tetapi juga pembekalan keterampilan hidup dan penanaman kedisiplinan.
“(Seperti) mengenai jam malam, kewajiban beribadah, dan waktu belajar sudah disepakati bersama orang tua. Kami betul-betul ingin menciptakan anak-anak yang berakhlak," ucap Eri.
Baca juga: Survei Indikator: Program Barak Militer Dedi Mulyadi Didukung Mayoritas Warga
Sebelumnya, Ketua KPAI Ai Maryati Solihah menyampaikan kekhawatirannya terhadap pelaksanaan pengiriman anak ke barak militer.
Ia menilai, program tersebut bisa mengarah pada pelanggaran hak anak jika tidak adanya asesmen psikologis yang layak.
"Kami mengharapkan tidak terjadi pelanggaran hak anak ini, tetapi potensi mengarah ke situ ada, tadi hilangnya referensi asesmen yang jelas (dari psikolog)," ujar Ai Maryati beberapa waktu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.[FULL] Dedi Mulyadi di Pelantikan Pemda Jabar: Lawan Ormas yang Bersifat Preman
0 Komentar