Skip to main content
728

Peringati 77 Tahun Peristiwa Nakba, Adara Serukan Dunia Hentikan Genosida di Palestina | Sindonews

 

Peringati 77 Tahun Peristiwa Nakba, Adara Serukan Dunia Hentikan Genosida di Palestina | Halaman Lengkap

Direktur Utama Adara Relief International Maryam Rachmayani menyerukan dunia hentikan genosida di Palestina. Foto/istimewa

JAKARTA 

- Genosida Israel di Gaza terjadi karena dunia telah lama mengabaikan

 Palestina 

. Padahal, isu kemanusiaan di Palestina adalah tanggung jawab bersama.

Hal itu disampaikan Direktur Utama Adara Relief International Maryam Rachmayani dalam pada seminar diskusi peringatan 77 tahun Nakba bertajuk “From the Shadows of Nakba: Breaking the Silence, End the Ongoing Genocide” di Gedung Nusantara V DPR RI, Selasa, 27 Mei 2025.

Seminar ini dihadiri oleh 400 peserta dari berbagai kalangan, termasuk kalangan influencer seperti Chiki Fawzi, Bella Fawzi, dan Elsa Masyita, serta para akademisi, aktivis, organisasi masyarakat dan mahasiswa,

Menurut Maryam, acara ini merupakan dukungan Indonesia bagi kemerdekaan Palestina dan meningkatkan kesadaran publik mengenai agresi Israel. Maryam mengajak dan menyerukan kepada dunia sudah saatnya seluruh mata tertuju pada genosida yang terus berlangsung di Palestina.

Baca juga: Israel Sebut 40.000 Milisi dan Terowongan Masih Aktif di Gaza, Lalu Apa yang Dibom Selama Ini?

“Acara ini menjadi momentum untuk menyampaikan fakta, kesaksian, dan seruan kolektif untuk menghentikan penjajahan dan kekerasan yang terus terjadi di Palestina,” katanya.

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid sebagai keynote speaker dalam acara itu menegaskan, dalam sidang PBB, sebanyak 143 negara telah mengakui Palestina sebagai negara.

“Apabila Israel melakukan kejahatan terhadap Palestina, maka dia telah melakukan kejahatan terhadap negara yang telah diakui oleh negara-negara berdaulat tersebut,” katanya.

Baca juga: 76 Perwira Tinggi TNI Resmi Naik Pangkat, Berikut Daftar Lengkapnya

Sementara itu, tiga pejuang kemanusiaan dari kalangan medis dan jurnalis di Gaza yaitu, Basuki Supartono, Youmna Al Sayed, dan Maher Abu Quta menceritakan bagaimana pengalaman mereka selama menghadapi situasi sulit dengan berbagai bentuk tantangan di Gaza.

Dokter Bulan Sabit Merah Indonesia, yang akrab disapa Prof. Basuki, menceritakan bagaimana krisis kesehatan di Gaza akibat penargetan sistematis terhadap fasilitas medis. Dokter yang baru saja pulang dari Gaza menuturkan,

“Betapa penghancuran sistem kesehatan di sana bukan kecelakaan, apalagi salah sasaran. Melainkan menjadi bagian dari strategi militer mereka,” katanya

Selain tokoh pemerintahan dan medis, Adara juga menghadirkan langsung jurnalis dan kameramen dari media internasional Al Jazeera English, yaitu Youmna Alsayed dan Maher Abu Quta. “Israel menargetkan media untuk mencegah kebenaran sampai ke dunia,” tegas Maher.

Maher menjelaskan rangkaian pembungkaman pers ini terdiri dari penyerangan langsung terhadap kantor media, melarang jurnalis asing masuk ke Gaza, membungkam narasi Palestina secara elektronik, menangkap dan mengintimidasi jurnalis, serta penargetan tampan ampun pada keluarga.

Sedangkan, Youmna mengaku menerima ancaman langsung dan menargetkan keluarganya. Tentara Israel menembaki rumahnya setiap 5 menit.

“Aku merasakan harga yang harus ku bayar karena meliput peristiwa yang terjadi kepada bangsaku, aku membayarnya dengan bahaya terhadap keluargaku,” ungkap Youmna dengan nada bergetar.

Di akhir seminar ini, turut digaungkan gerakan Satu Rumah Satu Aqsa (SRSA) seiring dengan diresmikannya landing page. Halaman ini berisi tentang penjelasan gerakan dan mengajak masyarakat Indonesia turut berpartisipasi ke dalamnya, guna menanamkan semangat semangat Al Aqsa dari lingkup yang paling kecil, yaitu keluarga.

Salah satu peserta, yang juga seorang influencer dan aktivis Palestina, Elsa Masyita, menyatakan, kejahatan penjajah Israel ternyata baru 10% yang diberitakan. “Ini menjadi tamparan bagi kita untuk terus memperjuangkan Palestina. Ini menjadi pengingat agar perjuangan kita harus terus tertuju pada Gaza dan rakyat Palestina yang hingga kini masih menghadapi penderitaan panjang,” tuturnya.

(cip)

Posting Komentar

0 Komentar

728