Prancis Perluas Pangkalan Pesawat Pengebom Nuklir Gara-gara Perang Rusia-Ukraina | Sindonews - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Prancis Perluas Pangkalan Pesawat Pengebom Nuklir Gara-gara Perang Rusia-Ukraina | Sindonews

Share This
Responsive Ads Here

 Dunia Internasional, Konflik Rusia Ukraina 

Prancis Perluas Pangkalan Pesawat Pengebom Nuklir Gara-gara Perang Rusia-Ukraina | Halaman Lengkap

prancis-perluas-pangkalan-pesawat-pengebom-nuklir-garagara-perang-rusiaukraina-wfx
alt-logo

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

Jum'at, 30 Mei 2025 - 08:27 WIB

Prancis Perluas Pangkalan...

Prancis mulai perluas Pangkalan Luxeuil-Saint Sauveur untuk operasi pesawat pengebom nuklir. Renovasi pangkalan ini dipicu oleh ketegangan di Eropa akibat perang Rusia-Ukraina. Foto/Wikipedia

PARIS 

-

 Prancis 

mulai memperluas pangkalan udaranya di perbukitan terpencil untuk operasi

 pesawat pengebom nuklir. 

Renovasi pangkalan dengan dana USD1,7 miliar ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan di Eropa sebagai imbas dari

 perang Rusia-Ukraina.

Pekerjaan tersebut akan memakan waktu satu dekade, tetapi mulai tahun 2035 Pangkalan Luxeuil-Saint Sauveur tersebut akan berukuran dua kali lipat dari sekarang dan akan menampung rudal hipersonik generasi baru yang dibawa oleh 50 jet tempur Rafale Prancis.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan di pangkalan tersebut pada bulan Maret—pada hari ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas perang Ukraina—bahwa pangkalan itu akan menjadi yang pertama menyambut jet Rafale terbaru dan rudal udara-ke-darat ASN4G Prancis yang berkemampuan nuklir.

Baca Juga: Jerman Janji Bantu Ukraina Produksi Rudal Jarak Jauh yang Mampu Serang Rusia

Luxeuil akan menjadi pangkalan keempat, tetapi paling modern, di Prancis yang mampu menyimpan senjata nuklir.

Pangkalan tersebut saat ini memiliki sekitar 20 jet Mirage-2000, yang tidak lagi diproduksi.

Ciri khusus pangkalan itu adalah hanggar berbentuk segitiga yang berasal dari tahun 1952, menurut komandan pangkalan, Kolonel Emmanuel Roux.

"Hanggar tersebut telah digunakan dengan baik," kata Roux, yang mengatakan bahwa dia telah melihat foto-foto Presiden Charles de Gaulle di sana pada tahun 1962. "Itu sama saja," candanya.

Hanggar itu akan disingkirkan karena Rafale tidak akan muat di dalamnya. "Kami harus mengulang semuanya untuk infrastruktur," kata kolonel tersebut, seperti dikutip AFP, Jumat (30/5/2025).

Rafale juga lebih berat daripada Mirage sehingga landasan pacu Luxeuil juga harus dibuat lebih panjang dan lebih kuat.

Pangkalan Luxeuil Jadi Penangkal Nuklir

"Karena pangkalan nuklir diberi perlindungan ekstra, kami harus meningkatkan langkah-langkah keamanan dan seluruh infrastruktur untuk mempercepatnya," kata kolonel tersebut, yang menyamakan pekerjaannya dengan "membangun katedral".

“Kita punya waktu 10 tahun untuk membangun pangkalan terbaik di Prancis dengan pesawat yang (saat ini) belum ada, senjata nuklir yang belum ada, dan teknisi yang belum bersekolah,” kata Roux.

Pangkalan Luxeuil akan ditutup antara tahun 2029 hingga 2032 untuk pekerjaan utama dan kedatangan Rafale pertama.

Akan ada empat kali lebih banyak pilot daripada Rafale yang memiliki dua awak. Sebanyak 300 teknisi yang saat ini berada di pangkalan akan bertambah menjadi 1.000 personel pada saat pangkalan baru beroperasi penuh.

“Logistik memenangkan perang,” kata Roux yang menyoroti pentingnya kecepatan dalam mempersiapkan jet untuk rotasi yang lebih cepat di antara penerbangan. Mesin Rafale dapat diganti dalam waktu satu jam dan kursi ejektor dalam waktu 15 menit, katanya.

Para pilot di pangkalan, yang tidak dapat disebutkan namanya, juga mengatakan mereka siap membawa senjata nuklir. “Itu adalah senjata pilihan terakhir, tetapi saya pikir kita semua siap menggunakannya untuk melindungi orang yang kita cintai dan negara kita,” kata salah seorang pilot.

Luxeuil dekat dengan perbatasan Prancis dengan Jerman, Swiss, Luksemburg, dan Belgia dan posisi tersebut juga dapat terbukti strategis.

Macron juga mengatakan bahwa dengan invasi Rusia ke Ukraina yang sedang berkecamuk dan meningkatkan kekhawatiran di seluruh Eropa, Prancis siap untuk mulai berdiskusi dengan negara-negara Eropa lainnya tentang kemungkinan pengerahan jet tempur Prancis yang bersenjata nuklir.

"Saya akan mendefinisikan kerangka kerja dengan cara yang sangat spesifik dalam beberapa minggu dan bulan mendatang," kata Macron dalam sebuah wawancara televisi bulan ini.

Rusia telah mengecam komentarnya. "Proliferasi senjata nuklir di benua Eropa adalah sesuatu yang tidak akan menambah keamanan, prediktabilitas, atau stabilitas di benua Eropa," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

(mas)

Iklan - Scroll untuk melanjutkan

Iklan - Scroll untuk melanjutkan

wa-channel

Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

Follow

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

Klik Disini 

untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

Infografis

J-36 China Diklaim Bisa...

J-36 China Diklaim Bisa Pecundangi Pesawat Pengebom B-21 AS

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages