Setelah Siswa Nakal, Dedi Mulyadi juga Akan Kirim ASN Malas ke Barak Militer: Jadi Target Kita - Tribunnews - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Setelah Siswa Nakal, Dedi Mulyadi juga Akan Kirim ASN Malas ke Barak Militer: Jadi Target Kita - Tribunnews

Share This
Responsive Ads Here

 

Setelah Siswa Nakal, Dedi Mulyadi juga Akan Kirim ASN Malas ke Barak Militer: Jadi Target Kita - Tribunnews.com

Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Tribunnews.com/Fersianus Waku
BARAK MILITER - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi di kediaman Ketua MPR RI, Ahmad Muzani di kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (2/4/2025). Program barak militer dari Dedi Mulyadi akan menyasar kelompok orang dewasa yang memiliki perilaku menyimpang, seperti ASN yang malas. 

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa BaratDedi Mulyadi, berencana memasukkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang malas, ke barak militer.

Hal ini dilakukan Dedi Mulyadi setelah sejumlah siswa yang dikategorikan nakal telah dikirim ke barak militer di Depo Pendidikan (Dodik) Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Dedi Mulyadi menyampaikan, program barak militer juga akan menyasar kelompok orang dewasa yang memiliki perilaku menyimpang, seperti pemabuk dan suami yang tidak menafkahi keluarga.

Menurutnya, pendekatan ini diperlukan karena persoalan kriminal dan penyimpangan sosial tidak bisa diselesaikan hanya dengan hukuman penjara.

“Saat ini untuk para pelajar, yang berikutnya targetnya adalah orang-orang dewasa. ASN-ASN malas juga menjadi target kita,” ujarnya kepada wartawan di Kantor Gubernur Gedung Bale Jaya Dewata, Kota Cirebon, Rabu (7/5/2025), dilansir TribunJabar.id.

Sudah Menyusun Rencana Baru

Dalam program ini, Dedi Mulyadi sudah menyusun rencana baru untuk membuat pendidikan militer bagi orang dewasa.

Ia berencana mengikutsertakan suami yang suka meninggalkan istri dan anaknya ke pendidikan militer.

Berita Rekomendasi

Dedi memaparkan, kategori orang dewasa yang masuk barak militer adalah mereka yang melakukan kesalahan, tetapi tidak bisa dipidana.

"Orang mabuk tiap hari meninggalkan istrinya, orang yang bertengkar di rumah, orang yang tidak pernah pulang ke rumah meninggalkan anak-anaknya, itu kan tidak bisa dipidana," katanya, Rabu, seperti diberitakan TribunJabar.id.

Kemudian, kelompok yang suka membuat kerusuhan di sebuah wilayah, turut menjadi target penjaringan pendidikan militer ini.

"Ketika nanti ada orang bikin rusuh di sebuah daerah, kemudian kerjanya mabuk-mabuk aja, atau bergeng-geng di jalan, nanti dijaring kemudian diserahkan ke Kodam III untuk dididik Dodik ini," terang Dedi Mulyadi.

Ia menambahkan, orang dewasa yang mengikuti pendidikan militer juga akan mendapatkan berbagai pelatihan keterampilan.

"Selama di sini juga akan kami arahkan, ada pendidikan spesialis pertanian, peternakan, perikanan, dan pertukangan," imbuhnya.

Sebagai informasi, beberapa siswa yang dikategorikan nakal dikirim ke barak militer di Depo Pendidikan (Dodik) Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (5/5/2025).

Mereka akan menjalani pendidikan karakter dan kedisiplinan selama 14 hari.

Program ini merujuk pada Surat Edaran (SE) Nomor: 43/PK.03.04/KESRA Tentang 9 Langkah Pembangunan Pendidikan Jawa Barat. 

Pelajar yang dikirim ke barak militer diklasifikasikan sebagai siswa yang kerap terlibat tawuran, bermain gim berlebihan, merokok, hingga balapan liar.

Adapun program pendidikan militer yang diselenggarakan Dedi Mulyadi ini menuai pro dan kontra.

Menanggapi kritik terkait program pendidikan militer, Dedi Mulyadi memberikan penjelasan.

Ia menyebut, permasalahan remaja jika dibiarkan justru akan menimbulkan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berikutnya.

"Ini kita ini pengin menangani, artinya bahwa kalau ini dibiarkan, akan ada pelanggaran HAM berikutnya."

"Yaitu satu, HAM orang tuanya terlanggar oleh pelaku anaknya. Yang kedua, HAM orang lain terlanggar mereka yang terluka, HAM orang lain untuk mendapat ketenangan, keluar malem orang lewat merasa terancam, itu juga HAM yang harus dilindungi," sebut Dedi Mulyadi.

Dedi juga menjawab kritikan terkait TNI tidak boleh terlibat dalam pendidikan anak sekolah.

Menurutnya, TNI sudah cukup lama terlibat dalam pendidikan di sekolah.

"Banyak TNI yang ngajar di sekolah, di Papua TNI ngajar di SD, SMP," papar dia.

(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJabar.id/Eki Yulianto/Rheina Sukmawati)

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages