Ternyata Agen Rahasia China Lebih Besar daripada CIA, M15 atau Mossad, Ini Pola Operasinya di Seluruh Dunia - Zona Jakarta
Ternyata Agen Rahasia China Lebih Besar daripada CIA, M15 atau Mossad, Ini Pola Operasinya di Seluruh Dunia - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.COM - Badan intelijen atau agen rahasia China, ternyata lebih besar dari agen rahasia yang selama ini dianggap paling berpengaruh di dunia, seperti CIA (Amerika Serikat), M15 (Inggris) maupun Mossad (Israel).
Hal itu diungkap pembawa acara 60Minutes dalam siaran berita jarungan televisi Amerika Serikat, CBS News, 18 Mei 2025.
Agen intelijen China itu disebut Kementerian Keamanan Negara atau Ministry of State Security (MSS).
Menurut CBS, saat ini MSS menjadi badan mata-mata terbesar dan teraktif di dunia.
Program berita Amerika di jaringan televisi CBS News yang dikenal karena kedalaman investigasinya, melukiskan gambaran yang gamblang tentang ambisi spionase global China.
Seperti dilaporkan eurasiantimes.com pada 22 Mei 2025 dengan judul, "Forget CIA, MI5 Or Mossad, China's MSS Is Now The World's "Largest Spy Network", U.S. Media Says", CBS News mengungkap bagaimana Partai Komunis China (CCP) tetap berniat memanfaatkan jaringan agen rahasia di seluruh dunia.
Agen ini akan terus memantau dan memengaruhi peristiwa di luar perbatasannya dan mengawasi serta mengintimidasi para pembangkang China di Amerika.
Laporan CBS menunjukkan, MSS telah memperluas jangkauannya jauh melampaui pengumpulan intelijen tradisional, menempatkan para operator di dunia akademis, bisnis, dan bahkan pemerintah daerah di seluruh negara Barat.
Seiring dengan kebangkitan China sebagai negara adikuasa, perangkat mata-matanya pun semakin canggih.
Menurut CBS News, MSS tidak hanya menyasar rahasia negara, tetapi juga membentuk narasi, mencuri teknologi, dan membungkam kritikus di luar negeri.
“Target utama MSS bukanlah pemerintah asing, meskipun Amerika Serikat berada di urutan kedua. Sebaliknya, prioritas tertingginya adalah rakyat China sendiri, termasuk mereka yang tinggal di luar negeri, terutama di AS,” kata Jim Lewis, mantan diplomat AS dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam melawan intelijen China, kepada CBS News.
Lewis menggarisbawahi mengapa warga negara China di luar negeri merupakan tantangan yang sangat sensitif bagi rezim Presiden Xi Jinping.
“Mereka bisa saja merencanakan (sesuatu). Ini pernah terjadi sebelumnya,” katanya.
“Mereka mungkin agen dari kekuatan asing yang bermusuhan, atau mereka bisa saja mengungkap kebenaran yang tidak ingin diketahui Xi. Bagi MSS, mereka tidak selalu merupakan ancaman langsung, tetapi risiko yang harus dikelola,” jelas Lewis.


Perspektif ini menggemakan pola yang lebih luas yang terungkap dalam laporan CBS News baru-baru ini.
“Partai Komunis China tetap berniat memanfaatkan jaringan agen rahasia global untuk memantau dan memengaruhi peristiwa di luar perbatasannya, sambil mengawasi dan mengintimidasi para pembangkang China di Amerika.”
Dalam perang bayangan ini, misi sebenarnya MSS melampaui spionase tradisional.
Menurut CBS News, misinya adalah mengendalikan narasi, loyalitas, dan perbedaan pendapat dalam komunitas yang diklaimnya untuk dilindungi.
Mesin intelijen China tidak hanya besar, tetapi juga tersebar di mana-mana.
Didirikan pada tahun 1983, Kementerian Keamanan Negara (MSS) merupakan salah satu lembaga negara China yang paling tertutup.
Secara tradisional, MSS diselimuti kerahasiaan dan sebagian besar tidak pernah disinggung dalam wacana publik.
Namun, di bawah Presiden Xi Jinping, kehadiran yang samar itu mulai terlihat.
Sejak Chen Yixin mengambil alih pimpinan MSS pada tahun 2022, agen rahasia China itu menjadi lebih berani dan lebih terlihat.
Lembaga ini sering kali menggunakan video propaganda dan kampanye digital untuk menunjukkan kekuatannya.
Tanggung jawab badan tersebut mencakup berbagai hal, yakni kontraintelijen, keamanan politik, pengawasan dalam negeri, dan pengumpulan intelijen asing, baik tradisional (intelijen manusia) maupun siber.
Tidak seperti badan-badan intelijen di Barat seperti CIA atau MI5, MSS sangat terkait erat dengan misi politik Partai Komunis, khususnya obsesinya dengan pengendalian internal dan pelestarian rezim.
“MSS semacam setara dengan CIA, tetapi memiliki kekuatan yang jauh lebih besar,” kata Jim Lewis.
“Satu perkiraan menyebutkan MSS mungkin memiliki 600.000 karyawan. Dan mereka berkomitmen untuk mengejar Amerika Serikat,” tambahnya.


Tahun lalu, MSS merilis video propaganda di jejaring sosial terbesar di China.
Klip sinematik tersebut dengan berani mengklaim bahwa agensi tersebut merasakan sesuatu sebelum terjadi dan memerangi kejahatan.
Namun, seperti yang ditunjukkan Lewis, video tersebut bukan hanya untuk menunjukkan semangat patriotik.
"Itu adalah iklan untuk merekrut orang, dan itu adalah peringatan, jika Anda melawan kami, kami akan mengejar Anda," kata Lewis.
Selama lima tahun terakhir, Departemen Kehakiman AS telah mendakwa lebih dari 140 orang atas kejahatan yang terkait dengan spionase China, serangan siber, pelecehan, dan intimidasi terhadap komunitas diaspora.
Dalam beberapa kasus, jaringan mata-mata China bahkan menargetkan pegawai federal AS yang baru saja diberhentikan, terutama setelah Elon Musk melakukan pengurangan tenaga kerja secara drastis pada kontraktor utama dan mitra teknologi.
Konfrontasi intelijen yang berkembang ini telah mendorong AS untuk melawan balik di wilayah yang sama.
Dalam langkah yang tidak biasa, CIA telah meluncurkan kampanye perekrutan yang mencolok yang menargetkan warga negara dan pejabat China.
Baru-baru ini, badan tersebut merilis dua video berbahasa Mandarin yang mendorong orang dalam China untuk menjadi informan AS.
Video baru tersebut dibuat berdasarkan kampanye sebelumnya yang diluncurkan pada Oktober 2023, yang mencakup instruksi terperinci dalam bahasa Mandarin, tentang cara menghubungi CIA dengan aman.
Iklan-iklan ini bertujuan untuk memanfaatkan ketidakpuasan dalam sistem otoriter China, menawarkan jalan keluar bagi para pejabat yang kecewa dengan Partai Komunis.
Seperti yang dijelaskan Lewis di 60 Minutes, banyak warga negara China di luar negeri takut bekerja sama dengan badan intelijen asing karena agen MSS sering mengancam akan melakukan pembalasan terhadap anggota keluarga yang tertinggal di China.
Perang mata-mata antara China dan AS tidak lagi terbatas pada lorong-lorong gelap dan kabel-kabel rahasia.
Kini, perang mata-mata itu telah menjadi kontes publik, digital, dan psikologis yang berlangsung di layar-layar di seluruh dunia.


Pada tahun 2022 FBI mengungkap kantor polisi rahasia China yang beroperasi di tempat yang terlihat jelas di Pecinan Manhattan, AS.
Kantor itu menyamar sebagai pusat bantuan bagi ekspatriat China yang ingin memperbarui SIM dan dokumen lainnya.
Namun dalam pemeriksaan, jaksa penuntut mengatakan tujuan sebenarnya lebih jahat, yakni untuk memantau, mengancam, dan melecehkan para pembangkang China di tanah Amerika.
"Mereka juga telah melakukannya di Belanda dan Kanada," kata Lewis. ***