Jet Tempur J-10C China Makin Pede Datangi Malaysia, Ancaman Serius Bagi Rafale dan KF-21 Boramae - Zona Jakarta - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Jet Tempur J-10C China Makin Pede Datangi Malaysia, Ancaman Serius Bagi Rafale dan KF-21 Boramae - Zona Jakarta

Share This
Responsive Ads Here

 

Jet Tempur J-10C China Makin Pede Datangi Malaysia, Ancaman Serius Bagi Rafale dan KF-21 Boramae - Zona Jakarta


ZONAJAKARTA.COM - Memanfaatkan kemenangan yang belum terverifikasi, China makin percaya diri datang ke pameran dirgantara dan maritim LIMA 2025 di Langkawi, Malaysia, memamerkan jet tempur J-10C.

Reputasi besar setelah pertempuran Pakistan dan India pada 7 Mei 2025 lalu, diharapkan mampu membuka pasar J-10C lewat LIMA 2025 yang berlangsung dari 20 sampai 24 Mei.

Sebab itu, ekspansi pasar J-10C jelas akan menjadi ancaman serius bagi pesawat sekelas Rafale dan pesawat yang baru saja dikembangkan Korea Selatan dan Indonesia, KF-21 Boramae.

Apalagi, reputasi besar J-10C karena menjatuhkan tiga Rafale, satu Su-30MKI dan satu MiG-29 milik Angkatan Udara India (IAF).

Di Lima 2025 itu, China National Aero-Technology Import & Export Corporation (CATIC) hadir dengan antusias dan serius, memamerkan produk-produk penerbangan unggulannya, termasuk jet tempur J-10CE dan FC-31.

J-10CE merupakan varian ekspor pesawat generasi 4,5, sedangkan FC-31 merupakan pesawat generasi kelima versi ekspor.

Berkat reputasi J-10C dalam perang Pakistan-India, dilaporkan stan CATIC dipenuhi banyak pengunjung yang tertarik untuk memeriksa jet-jet tempur China, terutama J-10C.

Beberapa akun populer China di situs media sosial X menerbitkan foto Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, sedang mengunjungi stan China.

Seorang jurnalis senior China menulis di X: "Tiba-tiba, jet tempur China J-10CE, versi ekspor J-10, mendapat banyak perhatian di Pameran Dirgantara dan Maritim Internasional Langkawi (LIMA) 2025 di Malaysia. Jet #J10CE juga mendapat perhatian dari Wakil Perdana Menteri Malaysia Zahid."

Namun, sebenarnya bukan hal yang aneh bagi pemimpin negara tuan rumah mengunjungi stan negara peserta sebagai kesopanan dan apresiasi.

Malaysia memang telah menjalin hubungan dekat dengan China akhir-akhir ini, meskipun konflik teritorial antara kedua negara terus berlanjut.

Sejauh ini, meski sudah membeli FA-50 dari Korsel, Malaysia secara resmi telah mengomunikasikan minatnya terhadap jet tempur J-10C.

Angkatan Udara Kerajaan Malaysia (RMAF) saat ini mengoperasikan Su-30MKM, varian yang dimodifikasi dari Su-30 Rusia, dan F/A-18 Hornet Amerika.

Baru-baru ini, mereka juga mengakuisisi Pesawat Serang Ringan FA-50 Korea Selatan.

Kamis, 22 Mei 2025 | 14:07 WIB

J-10-PLA-3878871671
Pesawat generasi 4,5 buatan China, J-10C, yang mendapat reputasi besar dalam pertempuran udara Pakistan dan India, 7 Mei 2025. Kini, China membawa J-10 ke LIMA 2025 di Malaysia untuk mengalahkan pasar Rafale, KF-21 dan jet sekelas lainnya. (PLAAF)

LIMA 2025 menjadi ajang strategis bagi China untuk memasarkan produk dirgantara dan maritimnya.

Ini akan menjadi langkah penting untuk menyaingi Rafale yang sebelumnya laris-manis, termasuk dibeli Indonesia sebanyak 42 unit.

Selain itu, secara momen, China ingin memanfaatkan momen reputasi J-10 yang lagi naik daun sebelum Korsel bisa memasarkan KF-21 Boramae.

J-10C telah menjadi lambang penerbangan tempur dalam negeri China, di samping pesawat siluman J-20.

Sejaiuh ini China belum berhasil menarik minat pembeli, kecuali Pakistan yang menjadi satu-satunya pembeli pesawat generasi ke-4,5 ini.

Beberapa laporan mengklaim bahwa negara-negara seperti Mesir dan Kolombia tengah mempertimbangkan untuk membeli J-10CE, namun belum ada kontrak secara resmi.

Selain J-10C, China juga mempromosikan pesawat generasi kelima, FC-31, di LIMA 2025.

Baik J-10C dan FC-31 sebelumnya telah dikirim ke pameran UEA pada Februari 2025.

FC-31 merupakan jet tempur siluman generasi kelima yang dikembangkan khusus untuk ekspor.

Pesawat siluman J-35A milik Angkatan Udara China (PLAAF) yang diluncurkan pada November 2024, didasarkan pada konstruksi FC-31.

Dengan mengandalkan J-10 dan FC-31 di LIMA 2025, China ingin menawarkan dua platform yang banyak dibutuhkan negara.

J-10 untuk kebutuhan pesawat generasi 4,5. Jet ini menjadi pesaing berat Rafale, F-16, Eurofighter Thypoon, JAS-39 Gripen, dan tentu akan menjadi pesaing berat KF-21 Boramae yang akan muncul merebut pasar peawat generasi 4,5.

Kepada Global Times, spesialis urusan militer China, Fu Qianshao menekankan, J-10CE adalah pesawat yang telah teruji dalam pertempuran.

Ia menekankan, pesawat tersebut memiliki kemampuan tempur di luar jangkauan visual yang kuat dengan sistem radar dan avionik yang canggih serta rudal PL-15E yang teruji.

Halaman:
user-author
Kamis, 22 Mei 2025 | 14:07 WIB
J-10-PLA-3878871671
Pesawat generasi 4,5 buatan China, J-10C, yang mendapat reputasi besar dalam pertempuran udara Pakistan dan India, 7 Mei 2025. Kini, China membawa J-10 ke LIMA 2025 di Malaysia untuk mengalahkan pasar Rafale, KF-21 dan jet sekelas lainnya. (PLAAF)

“Karena J-10CE merupakan jet tempur kelas atas, banyak negara dapat mempertimbangkan untuk membelinya guna memodernisasi armada pesawat tempur mereka,” kata Fu Qianshao berpromosi.

Fu menambahkan, China memamerkan berbagai macam sistem peralatan penerbangan yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan calon pelanggan asing.

Stan China di LIMA 2025 menunjukkan bagaimana sektor penerbangan China berkembang ke segala arah dan menyediakan berbagai macam barang.

Namun, meskipun semua peralatan canggih China ini dipamerkan, J-10C terus menjadi perbincangan.

China memang sengaja memanfaatkan insiden jatuhnya tiga Rafale India oleh J-10C yang dioperasikan Pakistan, meski laporan ini baru klaim sepihak Pakistan.

Sejauh ini, India belum mengonfirmasi, meski banyak beredar foto puing Rafale India.

Namun, bagi China ini kesempatan untuk membesarkan peristiwa tersebut untuk kepentingan pasar ekspor pesawat mereka.

Laporan media pemerintah China, Global Times, menegaskan betapa China langsung menggalakkan ekspor pesawat setelah Pakistan mengklaim telah menjatuhkan tiga Rafale India dengan pesawat J-10C.

“Baru-baru ini, jet tempur J-10CE buatan China yang diekspor menjadi sorotan. Sejumlah media besar memusatkan perhatian pada berita bahwa J-10CE meraih keberhasilan tempur pertamanya yang sesungguhnya,” demikian tulis Global Times.

China optimistis, J-10 akan menyaingi pasar Rafale dan juga akan lebih populer daripada pesawat yang sedang dikembangkan Korsel, KF-21 Boramae.

China merasa J-10C merupakan pesawat tempur multiperan generasi ke-4,5 yang lebih tangguh daripada pesawat sekelas di dunia.

J-10 dilengkapi kemampuan canggih, termasuk peperangan elektronik, instrumen kokpit kaca terkomputerisasi, serangan udara-ke-darat yang presisi, pertempuran di luar jangkauan visual (BVR), dan pengisian bahan bakar di udara.

Pesawat ini memiliki radar AESA asli, pencari inframerah pencitraan (IIR), mesin WS-10B, dan rudal udara-ke-udara PL-15.

Selain itu, J-10 dilengkapi dengan sistem kontrol penerbangan fly-by-wire yang menggunakan komputer untuk menjaga rangka pesawatnya yang sangat lincah dan tidak stabil secara aerodinamis.

Halaman:
user-author
Kamis, 22 Mei 2025 | 14:07 WIB
J-10-PLA-3878871671
Pesawat generasi 4,5 buatan China, J-10C, yang mendapat reputasi besar dalam pertempuran udara Pakistan dan India, 7 Mei 2025. Kini, China membawa J-10 ke LIMA 2025 di Malaysia untuk mengalahkan pasar Rafale, KF-21 dan jet sekelas lainnya. (PLAAF)

China juga membanggakan bahwa J-10C mampu beroperasi di segala cuaca.

Peran utamanya adalah pertempuran udara-ke-udara, tetapi juga dapat melakukan misi penyerangan darat.

Para ahli China memuji pesawat ini sebagai pengubah permainan dalam pertempuran, sering kali menyebutkan sensor dan senjatanya yang lebih baik untuk pertempuran visual dan di luar jangkauan visual.

Selain itu, tanda radar J-10 lebih rendah sebagai nilai plus di atas para pesaing globalnya.

Pesawat ini juga memiliki pod penunjuk target inframerah dan laser yang mengarah ke depan, yang diciptakan untuk memfasilitasi penggunaan senjata yang dipandu oleh navigasi satelit dan laser.

Sebab itu, China dengan percaya diri mempromosikan bahwa J-10C sebagai alternatif yang lebih baik dibandingkan F-16 Fighting Falcons milik AS, Eurofighter Typhoon milik Eropa, dan Rafale milik Prancis. ***

Halaman:
Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opsi lain

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages