Dunia Internasional, Konflik Timur tengah
Tragedi Pilu di Gaza: Dokter Perempuan Kehilangan 9 Anaknya saat Bertugas Menolong Korban
/data/photo/2025/05/24/6831d36c16f3f.jpg)
GAZA, KOMPAS.com - Pada Jumat (23/5/2025) pagi, dokter Alaa al-Najjar (38) berangkat bekerja ke instalasi gawat darurat (IGD) di ruma sakit (RS) Kompleks Medis Nasser di Gaza selatan. Dia meninggalkan 10 anaknya di rumah bersama suaminya.
Beberapa jam kemudian, datang tujuh jenazah anak ke RS tempatnya bekerja. Paling tua berusia 12 tahun, paling kecil 3 tahun. Semuanya adalah anak dokter Najjar, sebagaimana dilansir CNN.
Kondisinya memprihatinkan, sebagian besar menderita luka bakar yang parah. Mereka tewas akibat serangan udara Israel yang menjatuhkan bom di rumahnya.
Baca juga: Warga Gaza Kelaparan Parah, 15 Truk Bantuan Kemanusiaan Dijarah
Warga Palestina dalam Cengkraman Israel adalah “Perisai Hidup”, Apa Maksudnya?
Selain ketujuh jenazah tersebut, dua jasad anaknya masih belum bisa dievakuasi. Keduanya terperangkap reruntuhan bangunan.
Hanya satu anaknya yang masih hidup. Suami Najjar, yang juga seorang dokter, juga selamat. Namun keduanya mengalami luka yang parah.
Pertahanan Sipil dan Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, rumah keluarga dokter Najjar terletak lingkungan Khan Younis di Gaza selatan dan menjadi sasaran serangan udara Israel.
Pertahanan Sipil Gaza merilis video serangan udara tersebut. Rekaman itu menunjukkan, petugas medis mengangkat seorang pria yang terluka ke tandu dan responden lainnya mencoba memadamkan api yang melanda rumah.
Mereka juga mengangkat jenazah anak-anak dari puing -puing dan membungkusnya dengan kain putih.
Baca juga: 94 Persen RS di Gaza Hancur, Dirjen WHO Sampai Minta Israel Tunjukkan Belas Kasih
Pembantaian keluarga
Munir al-Barsh, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, mengatakan, suami dokter Najjar baru saja pulang ke rumah ketika rumah itu diserang.
"Sembilan dari anak -anak mereka terbunuh: Yahya, Rakan, Raslan, Gebran, Eve, Rival, Sayden, Luqman, dan Sidra," kata Barsh di platform media sosial X.
Dia mengatakan, suami dokter Najjar kini berada dalam perawatan intensif.
"Ini adalah kenyataan bahwa staf medis kami di Gaza bertahan. Di Gaza, bukan hanya pekerja perawatan kesehatan yang menjadi sasaran. Agresi Israel melangkah lebih jauh, membantai seluruh keluarga," kata Barsh.
Baca juga: 94 Persen RS di Gaza Hancur, Dirjen WHO Sampai Minta Israel Tunjukkan Belas Kasih
Ahmad al-Farra, seorang dokter di Kompleks Medis Nasser, mengatakan kepada CNN bahwa Najjar terus bekerja meskipun kehilangan anak-anaknya.
Dia secara berkala memeriksa kondisi suaminya dan satu-satunya anak yang masih hidup, Adam, yang berusia 11 tahun.
Youssef Abu al-Reesh, seorang pejabat senior di Kementerian Kesehatan, mengatakan, dokter Najjar meninggalkan anak-anaknya di rumah untuk menjalankan tugas dan panggilannya terhadap semua anak yang sakit yang tidak memiliki tempat selain RS tersebut.
Reesh mengatakan, dia telah melihat dokter Najjar tetap tegar dan berdiri tegak. Dia terlihat tenang, sabar, dengan sorot mata yang penuh penerimaan.
"Anda tidak bisa mendengar apa pun darinya kecuali gumaman takbir yang pelan dan istighfar," kata Reesh.
Baca juga: Lagi, Israel Kepung Rumah Sakit di Gaza
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Tak Hanya Mobil Listrik, Bahlil Ungkap Rencana Pemerintah Bangun Ekosistem Untuk Motor Listrik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar