Dunia Internasional,
Trump Pecat 100 PNS Dewan Keamanan Nasional, Beri Waktu 30 Menit untuk Beres-Beres Meja


WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memecat lebih dari 100 pegawai federal di Dewan Keamanan Nasional (NSC). Parahnya mereka baru mendapat pemberitahuan pada Jumat (23/5/2025) sore melalui email dan diberi waktu hanya 30 menit untuk membereskan meja kerja.
Seorang sumber pejabat Gedung Putih menyebut apa yang dilakukan oleh Trump itu sebagai "melenyapkan negara dalam negara".
Beberapa media AS melaporkan, staf di hampir semua direktorat NSC, termasuk mereka yang menangani titik-titik konflik panas seperti Ukraina, Iran, dan Indo-Pasifik, diberhentikan melalui pemberitahuan sangat singkat.
Seorang pejabat mengatakan kepada portal berita Axios, Trump melakukan reorganisasi sebagai perubahan strategis bertujuan untuk mengurangi campur tangan birokrasi. Selain itu kebijakan ini untuk memusatkan pengambilan keputusan kebijakan luar negeri pada tingkat tertinggi pemerintahan, yakni di bawah kendali Menteri Luar Negeri (Menlu) Marco Rubio yang juga menjabat Penasihat Keamanan Nasional.
"NSC adalah Negara dalam Negara yang sesungguhnya," kata sumber pejabat tersebut.
Rubio menegaskan tujuannya adalah mengembalikan NSC ke tujuan awal yakni sebagai badan koordinasi, bukan lembaga pembentuk kebijakan.
"NSC sekarang akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk bekerja sama dengan berbagai lembaga," katanya kepada Axios.
Rencana staf NSC akan dipangkas menjadi sekitar 50 orang, turun drastis dibandingkan pemerintahan Joe Biden yakni lebih dari 300 orang.
Seluruh direktorat akan dihilangkan atau dilebur, termasuk yang mengawasi kebijakan Afrika dan koordinasi NATO.
Pemecatan ini terjadi hanya beberapa pekan setelah Trump memecat mantan penasihat keamanan nasional Mike Waltz dan memindahkannya menjadi Duta Besar AS untuk PBB. Dia dicopot menyusul kebocoran informasi mengenai rencana militer sensitif yakni serangan AS ke Yaman.
Waltz secara tidak sengaja memasukkan seorang jurnalis ke grup obrolan pribadi beranggotakan para pejabat tinggi, termasuk Wakil Presiden JD Vance, Rubio, membahas serangan udara ke Yaman.
0 Komentar