Kesehatan
Ungkit Ucapan Menkes Soal Gaji Rp 5 Juta hingga Lingkar Perut, DPR Minta BGS Perbaiki Komunikasi - Halaman all - Tribunnews

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi IX DPR RI mengkritik bagaimana pola komunikasi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam beberapa hari terakhir.
Budi dinilai perlu memperbaiki komunikasinya, membedakan bagaimana bicara di ruang publik secara luas atau di ruang akademik.
Ada dua pernyataan Budi yang disorot para legislator, di antaranya soal gaji Rp15 juta lebih sehat dan lebih pintar dibanding gaji Rp5 juta, hingga soal lingkar perut.
Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menilai pernyataan Budi kurang bijaksana sebagai seorang menteri.
"Harusnya lebih teduh, membuat masyarakat menerima informasi dari Kemenkes, membuat masyarakat terasa senang, damai, bahagia. Bahkan Pak Menteri menyampaikan bahwa Kemenkes berupaya meningkatkan usia harapan hidup masyarakat Indonesia," kata Nurhadi dalam rapat bersama Kemenkes dan Komisi IX di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Legislator NasDem itu juga menyoroti soal gaji Rp 15 juta lebih sehat ketimbang gaji Rp5 juta. Dia mencontohkan bagaimana pendapatan masyarakat di desa hanya Rp5 juta.
"Di desa, orang dengan pendapatan 5 juta sudah sejahtera, walaupun mungkin itu pendapat saya secara parsial, jadi tolong saya minta tolong pak menteri untuk statement berikutnya lebih wise dan bijaksana," kata Nurhadi.
Di kesempatan, rekan satu partai Nurhadi, Irma Chaniago juga menilai seharusnya Menkes Budi tahu dengan siapa dia bicara.
Dia mengistilahkan itu lewat kalimat 'kalau tidak gatal, jangan digaruk.
"Saya paham betul kalau bapak ngomong begitu ya jangan di publik. Kalau di universitas misalnya ya pasti mereka tahu sisi positifnya kalau lingkar pinggang di atas itu namanya obesitas, kalau obesitas banyak penyakit, kalau banyak penyakit menghadap Tuhan lebih cepat," kata Irma.
"Jadi bapak kalau enggak gatal, jangan digaruk, karena itu bikin gaduh dan membuat bapak makin viral," tandasnya.
Menkes: Orang dengan Gaji Rp15 Juta Lebih Sehat Dibanding Rp5 Juta
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa salah satu indikator Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045 adalah rata-rata pendapatan warga yang harus mencapai Rp15 juta per bulan.
“Negara maju, high income country itu definisinya jelas, teman-teman. Gross national income per kapita itu 14.000 dolar ke atas,” kata Budi dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (17/5/2025).
Ia menjelaskan, untuk mencapai target tersebut, Indonesia harus meningkatkan rata-rata pendapatan warganya hingga tiga kali lipat.
“Sekarang Indonesia berapa? 4.000-an. Jadi harus naik 3,5 kali. Nah gimana caranya? Itu kalau dirupiahkan, sebulannya harus 15 juta. Sekarang kita sebulannya 5 juta,” ucapnya.
Budi mengatakan tolok ukur sederhana bisa dilihat dari lingkungan sekitar.
“Kalau kita ada pertemuan alumni, tanya siapa yang gajinya di atas 15 juta. Kalau masih banyak yang di bawah 15 juta, itu artinya kita belum negara maju,” ujarnya.
Menurutnya, pendapatan sebesar itu hanya bisa dicapai jika masyarakat sehat dan pintar.
"Satu dari 15 juta pasti lebih sehat dan lebih pintar. Kalau dia nggak sehat dan nggak pintar, nggak mungkin gajinya 15 juta,” tegasnya.
Karena itu, ia menekankan pentingnya peran Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan dalam menyiapkan SDM unggul menuju Indonesia emas.
“Itu sebabnya Kementerian Pendidikan dan Kementerian Kesehatan membagi peran penting,” pungkasnya.
Menkes: Lingkar Perut Besar Tingkatkan Risiko Hipertensi Dua Kali Lipat
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan tubuh, dengan memperhatikan faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit serius, seperti hipertensi.
Satu di antara indikator yang perlu diperhatikan adalah lingkar perut, yang menurutnya dapat meningkatkan risiko hipertensi hingga dua kali lipat.
Hal itu disampaikannya dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi IX DPR RI pada Rabu (14/5/2025).
“Orang-orang tua kita, orang-orang seperti saya, itu risiko kena stroke dan jantungnya tinggi sekali. Nah, satu lagi, bukannya fisik, tapi ternyata sangat penting untuk kita semua adalah obesitas sentral, yang diukur dari lingkar perut,” ujar Budi, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Menkes mengungkapkan bahwa orang dengan lingkar perut besar, memiliki risiko hipertensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki ukuran perut lebih kecil.
“Jadi ternyata emang orang yang lingkar perutnya besar itu punya risiko hipertensi bisa dua kali lipat. Jadi bukannya saya sekali ini bukannya fisik, tapi memang ternyata kita wajib menjaga apa yang kita makan dan juga wajib berolahraga demi kebaikan kita,” katanya.
Sebagai langkah preventif untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan, Budi juga mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan akan melaksanakan program cek kesehatan gratis di sekolah-sekolah dan pesantren.
Program ini bertujuan untuk mendeteksi masalah kesehatan sejak dini, termasuk obesitas dan risiko hipertensi.
“Sekarang sudah dimulai pilot project-nya di beberapa sekolah, dan mulai Juli 2025, kita akan jalankan program ini di lebih dari 200.000 sekolah dan pesantren di seluruh Indonesia,” ujar Menkes.
Baca juga: Menkes Singgung Bahaya Lingkar Perut Saat Rapat di Gedung DPR RI
"Dengan demikian kita akan lebih banyak lagi kita bisa lihat, dan mudah-mudahan kita bisa mencegah agar masyarakat kita tetap sehat, mencegah masyarakat kita jangan sampai sakit," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar