Dunia Internasional, Timur tengah
UNICEF: Infrastruktur di Gaza Hancur Total - merdeka

Kehancuran akibat agresi brutal Israel ini menyebabkan krisis kemanusiaan besar dengan sektor kesehatan kolaps dan kekurangan air bersih.
Badan PBB untuk anak-anak atau UNICEF mengungkapkan, infrastruktur Gaza hancur total akibat agresi brutal Israel sejak Oktober 2023. Ini menyebabkan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza telah menjadi bencana besar yang memenuhi semua standar. Demikian disampaikan juru bicara UNICEF, Dr. Kazem Abu Khalaf, dalam sebuah wawancara di televisi berita eXtra.
Abu Khalaf mengatakan, apa yang terjadi di Gaza adalah tragedi besar yang terjadi di depan mata dan telinga dunia, tanpa adanya tindakan nyata dari masyarakat internasional. Ia menjelaskan, perbedaan antara Yerusalem dan Gaza sangat signifikan, mengingat Gaza menghadapi keruntuhan hampir total di sektor-sektor penting, terutama sektor kesehatan. Dari 36 rumah sakit, hanya 20 atau 22 yang beroperasi sebagian, dan rumah sakit tersebut lebih seperti klinik berkapasitas terbatas daripada rumah sakit yang sebenarnya.
“Hal ini menjelaskan banyaknya jumlah orang yang terluka dan sakit yang membutuhkan perawatan di luar Gaza, diperkirakan mencapai ribuan, termasuk sedikitnya 3.000 hingga 4.000 anak-anak. Namun, jumlah mereka yang telah pergi untuk berobat sangat sedikit, karena evakuasi medis berlangsung secara acak dan kacau,” jelasnya, dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (7/5).
Kekurangan tenaga medis, obat-obatan, dan peralatan medis semakin memperburuk kondisi. Akibatnya, akses layanan kesehatan yang memadai menjadi sangat terbatas, mengancam keselamatan banyak jiwa. Selain itu, kerusakan infrastruktur juga berdampak pada akses air bersih, yang menyebabkan peningkatan kasus diare dan malnutrisi, terutama di kalangan anak-anak dan ibu hamil yang rentan.
Abu Khalaf juga menyampaikan, akibat infrastruktur di Jalur Gaza hancur total, air telah menjadi komoditas langka karena hancurnya sistem air dan sanitas. Pipa-pipa air rusak, sistem pembuangan limbah tidak berfungsi, dan tumpukan puing-puing serta bahan peledak yang belum meledak tersebar di mana-mana. Kondisi ini tidak hanya menghambat upaya penyelamatan dan pemulihan, tetapi juga menimbulkan ancaman serius bagi keselamatan penduduk, khususnya anak-anak yang lebih rentan terhadap bahaya. Pembatasan akses masuknya bantuan kemanusiaan dan material konstruksi semakin memperparah situasi darurat ini.
Kekurangan Gizi Ibu Hamil dan Anak-Anak
Abu Khalaf menyampaikan, sekitar 25 persen anak di bawah usia lima tahun menderita diare encer akibat pencemaran air, sementara 75 persen keluarga kesulitan mendapatkan air bersih, dan ketika mereka menemukannya, mereka terpaksa memilih antara menggunakannya untuk memasak, mandi, atau mencuci.
“Kami melakukan survei terhadap 17.000 perempuan hamil dan menyusui, dan ditemukan bahwa setidaknya 1.000 dari mereka menderita kekurangan gizi dan memerlukan perawatan segera,” ungkapnya.
Dia juga mengungkapkan, kekurangan gizi di kalangan perempuan hamil memengaruhi anak-anak mereka, dengan banyak yang lahir dengan berat badan di bawah normal.
“Kami mensurvei puluhan ribu anak dan menemukan bahwa setidaknya 9.000 anak menderita kekurangan gizi parah dengan tingkat yang bervariasi. Banyak anak di Gaza telah menjadi yatim piatu; setidaknya 41.000 dari mereka adalah yatim piatu, termasuk 2.000 yang telah kehilangan kedua orang tua,” tambahnya.
Ia menambahkan, angka-angka ini tidak termasuk dampak psikologis atau kerugian pendidikan, yang sama-sama menghancurkan.
UNICEF telah mengerahkan tim medis dan bantuan kemanusiaan untuk membantu korban, namun skala kerusakan yang begitu besar membutuhkan dukungan internasional yang jauh lebih besar. Bantuan yang dibutuhkan meliputi penyediaan air bersih, makanan, obat-obatan, peralatan medis, dan material konstruksi untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak.

Serangan bombardir dan blokade Israel menyebabkan infrastruktur kota-kota di Jalur Gaza di ambang kelumpuhan.
Anak-anak Palestina antri mendapatkan makanan di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah, Sabtu (12/04/2025).
Total bom yang dijatuhkan Israel ke Jalur Gaza ternyata hampir 100 ribu ton. Angka ini lebih banyak dari jumlah bom yang dijatuhkan di dua negara saat PD II.
PBB menyebut perekonomian Gaza hancur total akibat agresi brutal Israel selama setahun terakhir.
Genosida terbaru yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza kini genap setahun. Setidaknya 41.788 orang di Jalur Gaza tewas dalam agresi militer tersebut.
Hampir 50.000 Warga Palestina Dilaporkan Tewas dan Hilang di Gaza, Israel Tercatat 3.000 Kali Lakukan Pembantaian
Pusat Satelit PBB, UNOSAT memperkirakan ada lebih dari 137.000 bangunan di Gaza hancur oleh serangan Israel.
Israel meminta warga di Gaza utara dan tengah ke Rafah yang disebut zona aman, namun kemudian tetap dijadikan target penyerangan.
Anak-anak Palestina tak hanya berjuang menghindari serangan Israel, tetapi juga harus bertahan hidup di tengah krisis air dan makanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar