Dunia Internasional,
AS Perintahkan Keluarga Militernya Tinggalkan Timur Tengah karena Situasi Genting | Halaman Lengkap

Pemerintah AS memerintahkan keluarga militernya untuk meninggalkan Timur Tengah karena situasi genting. Foto/Gulf News
- Pemerintah
Amerika Serikat(AS) telah memerintahkan beberapa staf untuk meninggalkan kedutaan di Baghdad. Keluarga anggota dinas militer juga diperintahkan untuk meninggalkan Timur Tengah karena situasi genting setelah
Iranmengancam akan menyerang seluruh pangkalan militer AS di kawasan itu jika perundingan nuklirnya gagal.
Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan keputusan untuk mengurangi staf di kedutaan di Irak berdasarkan analisis terbaru mereka.
Sedangkan Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengizinkan anggota keluarga militer AS yang ditempatkan di seluruh wilayah Timur Tengah untuk pergi, menurut pernyataan resmi Pentagon.
Baca Juga: Iran Ancam Serang Seluruh Pangkalan Militer AS di Timur Tengah
Tidak ada pernyataan yang menyebutkan ancaman tertentu, tetapi New York Post menerbitkan sebuah wawancara di mana Presiden Donald Trump mengatakan bahwa dia semakin tidak yakin tentang prospek negosiasi untuk memberlakukan batasan baru pada program nuklir Iran.
Sementara itu, Iran telah mengancam akan menyerang seluruh pangkalan militer AS di Timur Tengah jika konflik pecah—yang bisa dipicu oleh gagalnya perundingan nuklir Iran dan berimbas pada diserangnya fasilitas nuklir Teheran.
"Saya sungguh berharap hal itu tidak akan terjadi dan perundingan mencapai resolusi," kata Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh dalam pernyataan yang disiarkan televisi, sebagaimana dikutip dari Gulf News, Kamis (12/6/2025).
"Tetapi jika tidak, dan konflik dipaksakan kepada kita, pihak lain pasti akan menderita kerugian yang lebih besar. Kami akan menargetkan seluruh pangkalan AS di negara tuan rumah tanpa ragu-ragu," ujarnya.
Israel Bakal Serang Iran?
Para pejabat AS telah diberi tahu bahwa Israel siap untuk melancarkan operasi militer ke Iran, yang merupakan bagian dari alasan mengapa pemerintahan Trump menyarankan beberapa warga Amerika untuk meninggalkan Timur Tengah. Itu diungkap sumber-sumber pemerintah AS yang dikutip
CBS News.
Laporan awal tidak memberikan kerangka waktu untuk operasi militer Israel apa pun.
Baca Juga: Israel Bersiap Serang Iran Jadi Alasan AS Evakuasi Kedutaan di Timur Tengah
Kendati demikian, situasi yang genting ini memicu kenaikan harga minyak mentah West Texas Intermediate hingga 5,2%. Harga minyak melonjak setelah Reuters melaporkan bahwa kedutaan AS sedang mempersiapkan keberangkatan yang diperintahkan sebagai respons atas meningkatnya risiko keamanan di Timur Tengah.
Sebelumnya, Angkatan Laut Inggris mengeluarkan peringatan langka kepada para pelaut bahwa ketegangan yang lebih tinggi di Timur Tengah dapat memengaruhi pengiriman, termasuk melalui Selat Hormuz.
Pengiriman sering kali berisiko di Timur Tengah, tetapi UKMTO (United Kingdom Maritime Trade Operations), yang bertindak sebagai penghubung antara Angkatan Laut dan kapal-kapal pengiriman komersial, jarang mengeluarkan peringatan umum seperti ini.
“UKMTO telah diberi tahu tentang meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut yang dapat menyebabkan eskalasi aktivitas militer yang berdampak langsung pada pelaut,” bunyi peringatan tersebut.
“Kapal-kapal disarankan untuk melewati Teluk Arab, Teluk Oman, dan Selat Hormuz dengan hati-hati," lanjut peringatan itu.
The Joint Maritime Information Center, lembaga berbagi informasi yang berada di bawah Combined Maritime Forces (Pasukan Maritim Gabungan), memperingatkan tentang risiko yang meningkat dari perselisihan tersebut, termasuk kemungkinan penggunaan rudal di sekitar titik rawan.
Selat Hormuz adalah titik rawan dari jalur kapal-kapal tanker minyak terpenting di dunia dan Iran sering mengancam akan menutupnya selama masa pertikaian geopolitik. Namun, hal itu tidak pernah dilakukan.
Pernyataan Pentagon mengatakan instruksi Hegseth berlaku untuk keluarga anggota angkatan bersenjata yang ditempatkan di seluruh wilayah operasi Komando Pusat (CENTCOM) AS, yang meliputi sebagian besar wilayah Timur Tengah.
“CENCTOM bekerja sama erat dengan rekan-rekan Departemen Luar Negeri kami, serta Sekutu dan mitra kami di wilayah tersebut untuk mempertahankan keadaan kesiapan yang konstan guna mendukung sejumlah misi di seluruh dunia kapan saja,” kata Pentagon.
Perundingan Nuklir Baru AS-Iran
Teheran mengatakan sedang mempersiapkan proposal baru mengenai aktivitas nuklirnya sebelum putaran perundingan keenam di Muscat, yang akan digelar pada hari Minggu.
"Itu dapat digunakan sebagai dasar untuk bekerja,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Majid Takht-Ravanchi pada hari Selasa, yang menunjukkan Iran sedang mempertimbangkan kesepakatan sementara yang bertindak sebagai kerangka kerja sementara rincian teknis—banyak di antaranya sangat rumit—sedang dikerjakan.
Trump secara konsisten mengatakan bahwa dia menginginkan perjanjian yang mengekang aktivitas nuklir Iran dan bahwa AS dapat menyerang Iran jika pembicaraan gagal.
Israel—yang meyakini Iran bersenjata nuklir akan menimbulkan ancaman nyata—mengatakan bahwa mereka dapat menyerang Teheran, dengan atau tanpa bantuan AS. Iran telah lama membantah memiliki rencana untuk membangun senjata nuklir.
(mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar