dunia internasional, Konflik Timur tengah,
Badan Intelijen AS Yakin Iran Belum Memutuskan Buat Bom Nuklir, tapi Tetap Jadi Ancaman bagi Israel - Halaman all - Tribunnews


TRIBUNNEWS.COM - Badan intelijen Amerika Serikat (AS) percaya Iran belum memutuskan apakah akan membuat bom nuklir.
Meskipun, kata mereka, Iran telah mengembangkan persediaan besar uranium yang diperkaya yang diperlukan untuk melakukannya.
Pejabat senior intelijen AS mengatakan, para pemimpin Iran kemungkinan akan beralih ke produksi bom jika militer Amerika menyerang situs pengayaan uranium Iran Fordo atau jika Israel membunuh pemimpin tertinggi Iran.
Pertanyaan tentang apakah Iran telah memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaan pembuatan bom tidaklah relevan di mata banyak orang yang sangat mendukung Iran di Amerika Serikat dan Israel, yang mengatakan Teheran cukup dekat untuk menjadi ancaman bagi Israel.
Namun, hal ini telah lama menjadi titik api dalam perdebatan mengenai kebijakan terhadap Iran dan telah berkobar lagi saat Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan apakah akan mengebom Fordo.
Pada pertemuan di Gedung Putih, John Ratcliffe, direktur CIA, memberi tahu para pejabat, Iran sangat dekat untuk memiliki senjata nuklir.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan dalam jumpa pers Iran memiliki bahan yang dibutuhkan untuk membuat bom.
"Mari kita perjelas: Iran memiliki semua yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir," katanya, seperti diberitakan The New York Times, Kamis (19/6/2025).
"Mereka hanya butuh keputusan dari pemimpin tertinggi untuk melakukannya dan butuh beberapa minggu untuk menyelesaikan produksi senjata itu," jelasnya.
Beberapa pejabat Amerika mengatakan penilaian baru itu menggemakan materi yang diberikan oleh Mossad, badan intelijen Israel, yang meyakini Iran dapat memperoleh senjata nuklir dalam 15 hari.
Sementara itu, Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengeluarkan fatwa pada tahun 2003 yang melarang negara tersebut mengembangkan senjata nuklir.
Baca juga: Spesifikasi Bunker Buster GBU-57 MOP AS, Satu-satunya Bom Disebut Bisa Hancurkan Fordow Milik Iran
"Fatwa tersebut masih berlaku saat ini," kata seorang pejabat intelijen senior, seraya menambahkan penilaian Israel Iran akan melakukannya dalam waktu 15 hari merupakan hal yang mengkhawatirkan.
Kata Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali memperingatkan selama bertahun-tahun Iran hampir memiliki senjata nuklir.
Dan sejak Israel mulai menyerang fasilitas nuklir Iran, pejabat Israel telah memperingatkan Iran tinggal beberapa minggu lagi untuk memiliki komponen bom.
Netanyahu tidak menjelaskan secara spesifik mengenai jangka waktunya.
"Dalam beberapa bulan terakhir, Iran telah mengambil langkah-langkah yang belum pernah diambil sebelumnya, langkah-langkah untuk menjadikan uranium yang diperkaya ini sebagai senjata, dan jika tidak dihentikan, Iran dapat memproduksi senjata nuklir dalam waktu yang sangat singkat," kata Netanyahu.
"Bisa jadi dalam waktu satu tahun. Bisa jadi dalam beberapa bulan, kurang dari satu tahun. Ini adalah bahaya yang nyata dan mengancam kelangsungan hidup Israel," sambungnya.
Israel Salahkan Iran
Dikutip dari AP News, rudal Iran menghantam sebuah rumah sakit besar di Israel selatan dan menghantam bangunan tempat tinggal di Tel Aviv pada Kamis, melukai 240 orang dan menyebabkan kerusakan parah.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyalahkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Israel Katz mengatakan militer "telah diberi instruksi dan tahu bahwa untuk mencapai semua tujuannya, orang ini (Khamenei) sama sekali tidak boleh terus ada."
Sementara itu, Israel melancarkan serangan terhadap reaktor air berat Arak milik Iran, serangan terbarunya terhadap program nuklir Iran yang sedang berkembang pesat.
Televisi pemerintah Iran mengatakan, "tidak ada bahaya radiasi apa pun" dan fasilitas tersebut telah dievakuasi sebelum serangan tersebut.
Baca juga: Hizbullah Nyatakan Tidak Netral dalam Perang Israel dan Iran, Punya Tanggung Jawab Dukung Teheran

Ringkasan Perkembangan Perang Israel-Iran
Dilansir Al Jazeera, berikut perkembangan terkini dalam perang Israel dan Iran:
Gedung Putih mengatakan Presiden AS Donald Trump akan membuat keputusan apakah AS akan bergabung dalam konflik Israel-Iran dalam dua minggu ke depan.
Gedung Putih mengatakan Trump masih melihat peluang "yang besar" negosiasi dapat mencapai tuntutan AS dan Israel terhadap program nuklir Iran.
Israel dan Iran saling tembak selama tujuh hari berturut-turut, dengan militer Israel mengatakan pihaknya mengebom puluhan lokasi di seluruh Iran, termasuk reaktor nuklir air berat Arak.
Serangan Israel terhadap Iran telah menewaskan 639 orang dan melukai 1.329 lainnya, menurut kelompok hak asasi manusia yang berpusat di Washington, Aktivis Hak Asasi Manusia.
Lebih dari 250 warga Israel terluka akibat rentetan puluhan rudal Iran, termasuk empat dalam kondisi kritis, dengan pusat medis Soroka di kota selatan Beersheba di antara bangunan yang terkena serangan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia tidak akan mengesampingkan kemungkinan menargetkan Ayatollah Ali Khamenei, setelah Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan "melenyapkan" pemimpin tertinggi Iran adalah salah satu tujuan perang negara itu.
Menteri luar negeri Iran dijadwalkan bertemu hari ini di Jenewa dengan mitranya dari Prancis, Jerman, dan Inggris untuk membicarakan program nuklir Teheran dan mengakhiri serangan Israel.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem mengatakan ancaman pembunuhan terhadap Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei merupakan “agresi” terhadap seluruh rakyat di kawasan tersebut.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
0 Komentar