Kesehatan,
BBKK Surabaya Perketat Pengawasan Kesehatan Jemaah Haji, Wajib Isi SSHP untuk Cegah Penyakit Menular - Duta.co Berita Harian Terkini

SURABAYA | duta.co — Menjelang kedatangan jemaah haji asal Surabaya dari Tanah Suci, Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya memperketat pengawasan dan protokol kesehatan. Salah satu langkah penting yang dilakukan yakni mewajibkan seluruh jemaah mengisi Satu Sehat Health Pass (SSHP) sebelum kembali ke Indonesia.
Kepala BBKK Surabaya, Rosidi Roslan, menjelaskan bahwa pengawasan ini merupakan bagian dari upaya pencegahan masuknya penyakit menular, termasuk antisipasi lonjakan Covid-19.
“Kita dari Balai Besar Karantina Kesehatan, khususnya di Bidang Kesehatan BPI Embarkasi Surabaya, telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut kepulangan jemaah haji. Mulai dari kesiapan tenaga medis, obat-obatan, sanitasi lingkungan, hingga kesiapan ambulans,” ujar Rosidi Roslan, Kamis (12/6/2025).
Menurutnya, setiap hari BBKK menyiapkan sekitar 80 hingga 85 petugas kesehatan, dengan dukungan 10 unit ambulans yang siaga di Bandara Juanda, kantor pusat, dan Bekasi.
“Setiap kedatangan pesawat haji akan langsung kita periksa, termasuk sanitasi pesawat. Jika ditemukan indikasi tertentu, tim sanitasi kami siap melakukan sterilisasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rosidi menegaskan bahwa seluruh jemaah haji wajib mengisi SSHP sebelum kembali ke tanah air. Data dalam aplikasi tersebut akan digunakan untuk memantau kondisi kesehatan jemaah dan mendeteksi secara dini kemungkinan adanya penyakit menular.
“Kami sudah bersurat ke berbagai instansi, termasuk Bea Cukai, Imigrasi, Kanwil Kemenag, tenaga kesehatan haji Indonesia, agar semua jemaah mengisi SSHP. Ini penting sebagai bagian dari pengawasan karantina untuk mencegah penyebaran penyakit menular ke Indonesia,” tegasnya.
Di bandara, BBKK juga menyiapkan alat pemindai suhu tubuh (thermal scanner) untuk melakukan skrining awal. Bila ditemukan jemaah dengan suhu di atas 37-38 derajat Celsius atau menunjukkan gejala infeksi, maka akan langsung dibawa ke klinik untuk pemeriksaan lanjutan.
“Jika memang ada indikasi gejala, kita lakukan pemeriksaan swab. Jika hasilnya positif, kita berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk tindak lanjut karantina atau perawatan,” paparnya.
Sebagai antisipasi kasus darurat, BBKK juga telah bekerja sama dengan beberapa rumah sakit rujukan seperti RS Haji, RSUD dr. Soetomo, RS Menur, dan RS Ubaya.
“Untuk jemaah yang butuh perawatan darurat, sudah ada rumah sakit rujukan yang siap. Sedangkan untuk karantina, jika diperlukan, penanganannya akan dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai notifikasi dari kami,” kata Rosidi.
Selain pengawasan medis, Rosidi juga mengingatkan pentingnya kondisi kebugaran jemaah saat kepulangan agar tidak mudah jatuh sakit akibat kelelahan.
“Jemaah haji harus memastikan dirinya dalam kondisi prima, karena kelelahan dapat memperburuk kesehatan. Kesiapan fisik sangat menentukan,” pungkasnya. (gal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar