Skip to main content
728

Cegah Perang Dunia III, China-Rusia Kompak Tuntut Israel Hentikan Serangan ke Iran - Halaman all - TribunNews

 Dunia Internasional, Konflik Timur,

Cegah Perang Dunia III, China-Rusia Kompak Tuntut Israel Hentikan Serangan ke Iran - Halaman all - Tribunnews

TRIBUNNEWS.COM - Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat menggelar pembicaraan via telepon untuk membahas konflik Israel dan Iran.

Hal itu diungkap Kementerian Luar Negeri Tiongkok, dalam laman resminya Kemenlu China mengatakan bahwa Xi dan Putin dalam waktu dekat akan menggelar pembicaraan.

Adapun pembicaraan itu dimaksudkan untuk menuntut Israel agar menghentikan serangan sebelum eskalasi semakin meluas.

Xi menggambarkan situasi saat ini sebagai “sangat kritis” dan memperingatkan bahwa ketidakstabilan di Timur Tengah memasuki fase baru dan penuh gejolak .

“Jika eskalasi terus berlanjut, bukan hanya pihak yang berseteru yang akan menderita, melainkan semua negara di kawasan juga akan terkena dampaknya,” kata Xi dikutip dari  SCMP, Kamis (19/6/2025).

Sementara itu dalam pernyataannya, Putin menyatakan kesiapan Rusia untuk bekerja sama dengan China dalam meredam konflik tersebut.

Ia menekankan bahwa "serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran sangat berbahaya" dan mendorong penyelesaian isu nuklir Iran melalui dialog, bukan konflik militer

"Situasi di Timur Tengah sangat kritis. Ini sekali lagi membuktikan bahwa dunia telah memasuki periode baru pergolakan dan perubahan," kata Xi kepada Putin, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok.

Tak dirinci kapan pembicaraan akan digelar, namun pembicaraan antara dua pemimpin besar dunia, Xi dan Putin, menunjukkan kekhawatiran meningkatnya konflik antara Israel dan Iran.

Kombinasi tekanan diplomatik dan kesiapan Rusia–China untuk menengahi memberi harapan diplomasi mengalami momentum baru.

Rusia Siap Redakan Ketegangan Timur Tengah

Baca juga: Rusia Peringatkan AS soal Bantuan Militer ke Israel

Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa negaranya siap menenangkan situasi di Timur Tengah.

Pernyataan ini dilontarkan menyusul meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran yang dikhawatirkan dapat memicu perang regional berskala luas.

“Rusia bersedia menjaga komunikasi erat dengan China dan akan bekerja sama dengan Beijing dalam upaya mendinginkan situasi serta menjaga perdamaian dan stabilitas regional,” kata Putin, seperti dikutip media resmi Rusia.

Sebagai informasi Rusia memang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan Iran.

Rusia telah lama menancapkan pengaruhnya di kawasan Timur Tengah, terutama sejak mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad di Suriah.

Selain memiliki pangkalan militer di Tartus dan Latakia, Rusia juga menjalin komunikasi aktif dengan sejumlah aktor utama di kawasan, termasuk Iran, Turki, dan bahkan Israel.

Dengan menawarkan diri sebagai mediator, Rusia ingin memperkuat citra sebagai kekuatan global yang mampu menjadi penengah, bukan sekadar pemain militer.

Langkah ini juga memperkuat posisi Moskwa sebagai alternatif dari dominasi diplomasi Amerika Serikat di kawasan tersebut.

Lebih lanjut, tampilnya Rusia sebagai penengah dalam konflik besar seperti Iran–Israel memberi peluang bagi Moskwa untuk menunjukkan diri sebagai pemain diplomatik yang bertanggung jawab dan mendukung stabilitas global, bukan sekadar aktor agresif.

Rusia Wanti-wanti AS Jangan Ikut Campur

Terpisah, di tengah ketegangan konflik antara Iran VS Israel, Rusia mewanti-wanti Amerika Serikat untuk tidak memberikan bantuan militer secara langsung kepada Israel yang tengah berperang dengan Iran.

 Peringatan itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, menurutnya bantuan militer langsung AS ke Israel dapat secara radikal mengacaukan situasi di Timur Tengah.

 "Ini akan menjadi langkah yang secara radikal akan mengacaukan seluruh situasi," katanya seperti dikutip kantor berita Rusia, Interfax, dilansir Reuters.

Hal senada juga diungkap dewan senior Eropa untuk hubungan luar negeri Ellie Geranmayeh yang turut memperingatkan bahwa dukungan AS kepada Israel dalam melancarkan serangan ke Iran dapat memicu malapetaka.

Baca juga: Warga China Baoxia Liu Jadi Buron FBI, Diduga Suplai Senjata ke Iran demi Dukung Perang

Termasuk membahayakan Partai Republik dan berpotensi mengancam karier pemerintahan Presiden Donald Trump.

Ini lantaran keterlibatan Amerika Serikat yang secara terang-terangan membantu Israel menyerang Iran, akan membuat Iran melancarkan aksi balasan.

Hal tersebut tentunya bisa memicu perang regional besar yang sulit dikendalikan.

Jika perang terjadi dan korban meningkat, opini publik AS bisa berbalik melawan pemerintahan Trump.

Rakyat Amerika pada umumnya cenderung anti-perang, apalagi jika perang tidak membela langsung kepentingan nasional mereka. Ini bisa menghancurkan citra Trump dan memberi senjata politik ke lawan-lawannya.

Selain itu, jika perang terjadi, harga minyak bisa melonjak, inflasi meningkat, dan pasar keuangan global bergejolak.

Dampaknya akan dirasakan di dalam negeri AS, sehingga publik akan menyalahkan Trump jika perekonomian ikut terguncang.

(Tribunnews.com/Namira)

Posting Komentar

0 Komentar

728