Skip to main content
728

Donald Trump Sinyalkan Ingin Ubah Rezim Iran, Alasan AS Serang Iran? - Kompas TV

 Dunia Internasional,Konflik Timur Tengah

Donald Trump Sinyalkan Ingin Ubah Rezim Iran, Alasan AS Serang Iran?

Kompas.tv - 23 Juni 2025, 18:53 WIB

donald-trump-sinyalkan-ingin-ubah-rezim-iran-alasan-as-serang-iran

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mensinyalkan adanya upaya untuk mengubah rezim di Iran.

Hal itu diungkapkan Trump, setelah AS ikut melakukan serangan ke Iran, menyusul perang Israel-Iran yang sudah terjadi lebih dari sepekan.

Trump pada Minggu (22/6/2025) mengungkapkan telah melakukan serangan ke tiga fasilitas nuklir Iran, Fordow, Naftanz, dan Isfahan.

Baca Juga: Respons China, Rusia, Australia, usai AS Ikut Campur atas Konflik Iran dan Israel

Setelahnya, Trump mengungkapkan kemungkinan perubahan rezim di Iran, bahkan menggunakan retorika MAGA-nya di Timur Tengah.

“Itu jelas bukan penggunaan istilah politik yang benar, ‘Perubahan Rezim’, namun jika rezim Iran saat ini tak mampu membuat Iran hebat lagi, kenapa tak mungkin adanya perubahan rezim??? MIGA!!!” tulisnya dikutip dari The Guardian.

Namun, pernyataan Trump ini berbeda dengan apa yang dikatakan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth.

Ia mengatakan, misi tersebut bukan mengenai, dan tak pernah tentang perubahan rezim, melakukan operasi presisi yang menargetkan program nuklir Iran.

Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan, AS tidak berperang melawan Iran, melainkan dengan program nuklir Iran.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan AS tak berusaha mencari perang melawan Iran.

Sementara itu, Pertahanan AS masih berusaha mencari tahu seberapa parah kerusakan yang dibuat oleh misi, yang disebut sebagai Operasi Palu Malam itu.

Baca Juga: Reaksi Hamas atas Serangan AS ke Iran, Menyebutnya Kepatuhan Buta terhadap Rezim Israel

Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Dan Caine sebelumnya mengatakan masih belum jelas apakah Iran memiliki kemampuan nuklir.

Sementara itu, Kepala Badan Nuklir PBB (IAEA) Rafael Grossi mengungkapkan hal yang sama.

“Saat ini, tak seorang pun termasuk kami, berada dalam posisi menilai kerusakan bawah tanah di Fordow,” ujarnya.

Kami memberikan ruang untuk
Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini

Sumber : The Guardian


Posting Komentar

0 Komentar

728