Dunia Internasional,
Era Baru Dedolarisasi, Dolar AS Sedang Berjalan Keluar dari Sistem Keuangan Global | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Senin, 09 Juni 2025 - 22:00 WIB
Dominasi dolar AS dalam sistem keuangan global tengah memasuki masa senja. FOTO/The Independent
- Mantan anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dari Texas, Ron Paul, kembali memperingatkan bahwa dominasi dolar AS dalam sistem keuangan global tengah memasuki masa senja. Fenomena dedolarisasi yang kian meluas disebutnya sebagai titik balik sejarah ekonomi dunia.
Ron Paul menyebut tahun 2025 sebagai fase nyata terbentuknya sistem baru, di mana transaksi lintas batas kini lebih banyak diselesaikan dengan mata uang lokal, bukan lagi dolar AS. Menurutnya, dunia sedang bergerak menuju perubahan besar dalam arsitektur keuangan global.
"Terakhir kali dunia mengalami pergeseran seismik seperti ini adalah saat dolar menggantikan pound Inggris sebagai mata uang cadangan global. Kini, dolarlah yang bersiap untuk digantikan," tulis Paul dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Watcher Guru, Senin (9/6).
Baca Juga: Lebih dari 50 Negara Singkirkan Dolar AS, Pilih Yuan, Rupee, dan Rubel
Dalam lanskap keuangan baru ini, euro dan yuan China muncul sebagai kandidat utama pengganti dolar AS. Keduanya dinilai memiliki sistem moneter yang cukup kuat untuk memimpin tatanan ekonomi global yang baru. Dedolarisasi, ujar Paul, kini bukan lagi istilah asing, melainkan fenomena nyata yang makin sulit dibendung.
Ia menegaskan bahwa dedolarisasi membawa konsekuensi besar bagi perekonomian Amerika. "Banyak negara kini melakukan diversifikasi cadangan devisanya dan memilih menjauh dari dolar," katanya.
Ron Paul juga menyarankan masyarakat dan investor untuk mulai mengamankan nilai kekayaan mereka melalui emas. Menurutnya, emas adalah bentuk uang yang sejati karena tidak dapat dimanipulasi ataupun didevaluasi seperti mata uang fiat.
"Emas adalah uang yang nyata dan jujur. Dalam situasi seperti ini, memiliki emas bukan sekedar investasi, tetapi bentuk perlindungan," ujar Paul, yang dikenal sebagai tokoh libertarian di AS.
Baca Juga: Kerusuhan Meluas di Los Angeles, Demonstran Bentrok dengan Garda Nasional
Tren pembelian emas oleh negara-negara berkembang semakin mencolok dalam beberapa tahun terakhir. China, India, dan Rusia tercatat telah membeli berton-ton emas senilai miliaran dolar untuk memperkuat cadangan nasional mereka.
Data yang dikutip Ron Paul menunjukkan bahwa bank-bank sentral di seluruh dunia kini membeli lebih banyak emas dibandingkan periode mana pun dalam sejarah modern. Aksi ini mencerminkan menurunnya kepercayaan terhadap dolar AS sebagai instrumen utama penyimpanan nilai. "AS tidak bisa berbuat banyak untuk menghentikan proses ini. Dunia telah memilih jalan baru," kata Paul.
Ia menilai bahwa langkah yang diambil negara-negara lain untuk memperluas penggunaan mata uang lokal dan cadangan emas merupakan respons wajar terhadap ketidakstabilan dolar.
Fenomena dedolarisasi juga tampak dari kecenderungan sejumlah negara untuk melakukan transaksi bilateral tanpa melibatkan dolar, termasuk dalam sektor energi dan perdagangan strategis. Langkah ini mempercepat perubahan peta ekonomi global yang lebih multipolar.
Ron Paul mengakhiri pernyataannya dengan menyebut bahwa transisi ini tidak akan terjadi seketika, tetapi arah perubahan sudah sangat jelas. "Saat dunia tidak lagi bergantung pada dolar, kekuatan ekonomi Amerika juga akan ikut menyusut," pungkasnya.
(nng)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

Akhir Tahun, Taiwan bakal Dapatkan HIMARS Baru dari AS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar