Konflik Israel-Iran Bikin China Makin Ngebet Bangun Mega Pipa Gas Bareng Rusia | Sindonews
Table of Content
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah,
Konflik Israel-Iran Bikin China Makin Ngebet Bangun Mega Pipa Gas Bareng Rusia | Halaman Lengkap


Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Kamis, 26 Juni 2025 - 08:26 WIB
Konflik Israel-Iran telah memperbarui minat China terhadap pembangunan pipa raksasa berjuluk Power of Siberia 2 yang diusulkan Rusia. Foto/Dok
- Minat
Chinadalam pembangunan
pipa gas raksasaberjuluk Power of Siberia 2 bersama Rusia, yang akan mengalirkan gas melalui Mongolia, semakin meningkat setelah pecahnya
konflik Iran dan Israel. Hal ini mengutip sumber terkait di Beijing seperti dilansir Wall Street Journal.
Mega pipa gas yang disebut Power of Siberia 2 direncanakan akan memungkinkan pengiriman hingga 50 miliar meter kubik (bcm) gas alam setiap tahun dari Rusia utara ke China melalui Mongolia. Laporan tersebut menyebutkan bahwa konflik terbaru antara Iran dan Israel telah menimbulkan kekhawatiran di dalam pemerintah China tentang keandalan pasokan minyak dan gas dari Timur Tengah.
Dampak kecemasan yang ditimbulkan oleh konflik terbaru antara Iran dan Israel, mendorong pembuat kebijakan di Beijing untuk mengeksplorasi sumber energi alternatif. Baca Juga: Rusia dan China Kebut Mega Proyek Pipa Gas Baru Berjuluk Power of Siberia 2
Sebagai informasi China mengimpor sekitar 30% gasnya sebagai LNG dari Qatar dan UEA melalui Selat Hormuz - jalur untuk sekitar 20% minyak dunia - yang diancam oleh Iran bakal ditutup sebagai respons terhadap serangan AS. Raffineri 'teapot' China juga semakin bergantung pada minyak mentah Iran dengan harga diskon, dimana para analis memperkirakan bahwa lebih dari 90% ekspor minyak Teheran sekarang pergi ke Cina - meskipun ada sanksi AS yang bertujuan umembatasi penjualan minyak negara tersebut ke luar negeri.
“Peningkatan ketegangan di Timur Tengah menggarisbawahi konsekuensi serius dari kemungkinan blokade di Selat Hormuz,” kata Wei Xiong, Kepala Penelitian Gas China di Rystad.
Sebuah blokade di titik penyempitan tersebut dapat memicu pergeseran besar dalam pasokan LNG Beijing, yang bisa membuat China “beralih dari keadaan kelebihan kontrak menjadi defisit pasokan" akibat blokade Selat Hormuz.
Bahkan dengan adanya gencatan senjata, konflik terbaru Iran dan Israel telah mendorong Beijing untuk mencari sumber energi alternatif, menurut para analis dan pejabat Beijing. China juga berusaha meningkatkan impor minyak dari Rusia, yang sudah menyuplai sekitar sepertiga minyak mentah ke tetangganya.
Pada gilirannya Moskow, mengejar proyek ini karena ingin mendiversifikasi pasar ekspor energinya di tengah sanksi Barat dan menurunnya permintaan Eropa. Jalur pipa Power of Siberia 2 dipandang Beijing sebagai langkah strategis untuk lebih mendiversifikasi pasokan dan memperkuat keamanan energi di tengah meningkatnya ketidakpastian geopolitik, menurut laporan tersebut.
“Volatilitas dan ketidakpastian situasi militer telah menunjukkan kepada China bahwa pasokan pipa berbasis darat yang stabil memiliki manfaat geopolitik,” kata Aleksander Gabuev, direktur Pusat Carnegie Rusia Euraasia dan ahli hubungan China-Rusia.
“Rusia bisa mendapat manfaat dari itu," bebernya.
Baca Juga: Megaproyek Pipa Gas Raksasa Rusia-China Terhalang Mongolia, Bagaimana Kelanjutannya?
China diketahui sedang mempererat hubungan dengan Rusia saat Gedung Putih menunjukkan upaya untuk memecah belah kedua negara, menurut sumber terkait dengan pembuatan kebijakan Beijing. Kerja sama ekonomi terus berkembang meskipun ada sanksi besar dari Barat, dengan perdagangan bilateral China-Rusia mencapai rekor USD245 miliar pada tahun 2024.
(akr)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

Perbandingan Kekuatan Militer Iran vs Israel, Siapa Lebih Unggul?