AHY Ungkap Tiga Langkah Konkret Hadapi Tantangan Urbanisasi dan Krisis Iklim Global - Bagian all


Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan tiga langkah konkret dalam menghadapi tantangan urbanisasi.

AHY Ungkap Tiga Langkah Konkret Hadapi Tantangan Urbanisasi dan Krisis Iklim Global. (Foto Istimewa)
IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan tiga langkah konkret dalam menghadapi tantangan urbanisasi dan krisis iklim global.
AHY menggarisbawahi, urbanisasi dan perubahan iklim merupakan dua tekanan besar yang tengah dihadapi Indonesia dan banyak negara lainnya. Pertumbuhan kota tidak boleh hanya dilihat sebagai proses fisik, tetapi juga harus menjamin keadilan sosial dan ketahanan lingkungan.
"Kita tidak bisa menerima masa depan di mana kesempatan dibatasi oleh letak geografis atau tingkat pendapatan. Tidak boleh ada yang tertinggal," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (25/6/2025).
Menurutnya, ada tiga langkah konkret sebagai arah kebijakan dalam menghadapi urbanisasi. Pertama, pemberdayaan kewilayahan. AHY mendorong agar pemerintah daerah serta pemangku kepentingan di tingkat lokal lainnya dapat semakin berperan aktif dalam pembangunan perumahan berbasis kebutuhan rakyat.
Bagi AHY, langkah ini penting untuk memastikan bahwa ketangguhan dimulai dari unit terkecil yakni rumah dan keluarga.
"Perkuat kapasitas kelembagaan, kewenangan dan perangkat kebijakan daerah untuk merancang rencana adaptasi iklim lokal yang mengintegrasikan rumah aman dan terjangkau dengan akses terhadap pekerjaan, pendidikan, layanan kesehatan, dan transportasi di wilayahnya," kata dia.
Kedua, tingkatkan investasi pada infrastruktur berkelanjutan dan ramah iklim. Dia menuturkan, langkah ini bukan hanya mengurangi risiko dan menurunkan emisi, tapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat kota.
"Jaga keseimbangan ekosistem yang terintegrasi dengan pembangunan kota yang akan semakin pesat mulai dari restorasi hutan mangrove di pesisir utara Jawa hingga koridor smart transport di kota-kota yang terus tumbuh," katanya.
Terakhir, membuka akses lebih luas terhadap pembiayaan transformatif. AHY menekankan sistem pembiayaan berkelanjutan atau sustainable finance yang banyak didengungkan institusi keuangan global harus didesain untuk menjawab kebutuhan dan mendorong dampak nyata di negara-negara berkembang.
"Rancang pengelolaan anggaran publik, keterlibatan modal swasta, serta dukungan multilateral development partners—termasuk melalui New Development Bank—untuk memperluas pembangunan perumahan tahan iklim, infrastruktur net-zero, serta pemanfaatan digital technology untuk pemetaan dan mitigasi risiko perkotaan," ujar dia.
(Dhera Arizona)
0 Komentar