Skip to main content
728

Korea Selatan sudah Pastikan Teknisi Indonesia Tertuduh Pencuri Data Sensitif KF-21 Boramae tidak Bersalah - Zona Jakarta

 

Korea Selatan sudah Pastikan Teknisi Indonesia Tertuduh Pencuri Data Sensitif KF-21 Boramae tidak Bersalah - Zona Jakarta

Korea Selatan hindari hukuman pidana karena teknisi Indonesia tidak mencuri data sensitif KF-21 Boramae
Korea Selatan hindari hukuman pidana karena teknisi Indonesia tidak mencuri data sensitif KF-21 Boramae

ZONAJAKARTA.com - Sampai saat ini, Indonesia adalah mitra satu-satunya Korea Selatan dalam mega proyek jet tempur KF-21 Boramae.

Namun dalam perjalanannya, proses pengembangan KF-21 Boramae mendapatkan sejumlah masalah.

Salah satunya yang dihadapi teknisi-teknisi Indonesia telah dituduh mencuri data sensitif KF-21 Boramae.

Pada awal 2024, teknisi-teknisi yang Indonesia kirim ke Korea Selatan membantu membangun KF-21 Boramae dituduh telah mencuri data sensitif jet tempur itu.

Tuduhan pencurian data sensitif ini belum selesai, bahkan setahun setelah masalah itu diberitakan.

Tidak tinggal diam, 10 anggota DPR RI pada bulan Februari 2025 mendatangi Korea Selatan untuk membahas masalah ini.

“Pada tanggal 18 Februari, 10 anggota DPR RI termasuk Wakil Ketua Subkomite I Dave Laksono dan Duta Besar Indonesia untuk Korea Zelda Ulan Kartika, bertemu dengan Ketua Komite Luar Negeri dan Unifikasi Kim Seok-ki dan anggota komite lainnya di Majelis Nasional”, tulis Heraldcorp (20/2/25).

Pada kunjungan ini, Indonesia menyatakan ketidakpuasannya terkait investigasi berlarut-larut terhadap kebocoran data KF-21 Boramae oleh teknisi Indonesia.

Indonesia tekankan bahwa kemitraan akan berlanjut jika masalah ini selesai.

“Indonesia telah menyatakan ketidakpuasannya dengan investigasi berkepanjangan terhadap kebocoran data KF-21 insinyur Indonesia, dan telah mengambil posisi bahwa proyek pengembangan bersama harus dilanjutkan hanya setelah masalah ini diselesaikan”, lanjutnya.

Baca Juga:

Indonesia meminta para teknisinya yang dilarang meninggalkan Korea Selatan untuk diberikan izin pemulangan.

Karena faktanya, tidak ada data sensitif yang dicuri.

“Telah dilaporkan bahwa perangkat penyimpanan yang dapat dilepas (USB) yang berhasil diselundupkan keluar oleh teknisi Indonesia tanpa izin sejauh ini tidak berisi data sensitif apa pun terkait dengan KF-21”, tutup Heraldcorp.

Korea Selatan hindari hukuman pidana karena teknisi Indonesia tidak mencuri data sensitif KF-21 Boramae

Penahanan dilakukan hanya karena sentimen masyarakat Korea Selatan terhadap pengurangan iuran Indonesia.

Korea Selatan seperti menjawab sentimen itu dengan melakukan penahanan terhadap teknisi Indonesia.

“Kami tahu bahwa tidak ada kebocoran data rahasia atau sensitif yang dikonfirmasi selama penyelidikan, tetapi kami tidak dapat mengabaikan pendapat publik”, menurut sumber Pemerintah Korea Selatan.

Menurut kabar terbaru, telah dipastikan bahwa teknisi Indonesia tidak bersalah.

Oleh karena itu, Korea Selatan memastikan untuk tidak melakukan proses pidana terhadap tuduhan ini.

“Telah dipastikan bahwa lima teknisi Indonesia telah diberikan penangguhan penuntutan sehubungan dengan insiden soal pencurian data sensitif KF-21 Boramae yang dikembangkan bersama.

Telah dilaporkan bahwa keputusan tersebut dibuat untuk secara efektif menghindari hukuman pidana karena tidak ada data yang mereka curi yang memiliki tingkat kerahasiaan tinggi selain catatan rapat sederhana”, tulis media Korea Selatan, Donga (2/6/25) dalam artikel “[Eksklusif] Konflik dengan India terkait 'kebocoran data KF-21' terselesaikan… Kerja sama industri pertahanan dilanjutkan”.

Baca Juga:

Lebih lanjut, sumber dari Pemerintah Seoul pada tanggal 2 Juni mengatakan bahwa jaksa penuntut memutuskan untuk menunda penuntutan lima teknisi Indonesia.

Telah diputuskan untuk tidak menahan mereka secara pidana, mengakhiri penyelidikan yang telah berlangsung selama hampir satu setengah tahun sejak Januari tahun lalu.

***

Korea Selatan hindari hukuman pidana karena teknisi Indonesia tidak mencuri data sensitif KF-21 Boramae

ZONAJAKARTA.com - Sampai saat ini, Indonesia adalah mitra satu-satunya Korea Selatan dalam mega proyek jet tempur KF-21 Boramae.

Namun dalam perjalanannya, proses pengembangan KF-21 Boramae mendapatkan sejumlah masalah.

Salah satunya yang dihadapi teknisi-teknisi Indonesia telah dituduh mencuri data sensitif KF-21 Boramae.

Pada awal 2024, teknisi-teknisi yang Indonesia kirim ke Korea Selatan membantu membangun KF-21 Boramae dituduh telah mencuri data sensitif jet tempur itu.

Tuduhan pencurian data sensitif ini belum selesai, bahkan setahun setelah masalah itu diberitakan.

Tidak tinggal diam, 10 anggota DPR RI pada bulan Februari 2025 mendatangi Korea Selatan untuk membahas masalah ini.

“Pada tanggal 18 Februari, 10 anggota DPR RI termasuk Wakil Ketua Subkomite I Dave Laksono dan Duta Besar Indonesia untuk Korea Zelda Ulan Kartika, bertemu dengan Ketua Komite Luar Negeri dan Unifikasi Kim Seok-ki dan anggota komite lainnya di Majelis Nasional”, tulis Heraldcorp (20/2/25).

Pada kunjungan ini, Indonesia menyatakan ketidakpuasannya terkait investigasi berlarut-larut terhadap kebocoran data KF-21 Boramae oleh teknisi Indonesia.

Indonesia tekankan bahwa kemitraan akan berlanjut jika masalah ini selesai.

“Indonesia telah menyatakan ketidakpuasannya dengan investigasi berkepanjangan terhadap kebocoran data KF-21 insinyur Indonesia, dan telah mengambil posisi bahwa proyek pengembangan bersama harus dilanjutkan hanya setelah masalah ini diselesaikan”, lanjutnya.

Baca Juga:

Indonesia meminta para teknisinya yang dilarang meninggalkan Korea Selatan untuk diberikan izin pemulangan.

Karena faktanya, tidak ada data sensitif yang dicuri.

“Telah dilaporkan bahwa perangkat penyimpanan yang dapat dilepas (USB) yang berhasil diselundupkan keluar oleh teknisi Indonesia tanpa izin sejauh ini tidak berisi data sensitif apa pun terkait dengan KF-21”, tutup Heraldcorp.

Halaman:

Posting Komentar

0 Komentar

728