Dunia Internasional,Konflik Timur Tengah,
Lagi! Iran Tangkap 2 Agen Mossad Israel yang Coba Ledakan Teheran dari Dalam - Halaman all - Serambinews

SERAMBINEWS.COM - Polisi Iran kembali menangkap dua agen Mossad Israel pada Minggu (15/6/2025).
Kedua agen Mossad Israel ini ditangkap dalam misi yang berbeda.
Juru Bicara komando Kepolisian Iran, Sa'eed Montazer al-Mahdi mengatakan kedua pelaku telah diidentifikasi dan ditangkap di Fashafuyeh, Kabupaten Ray, Provinsi Teheran.
Dalam penangkapan tersebut, polisi berhasil mengamankan lebih dari 200 kg bahan peledak dan perlengkapan untuk 23 drone, peluncur, serta perlengkapan lainnya.
Dikutip dari IRNA, polisi juga mengamankan sebuah mobil Nissan dari kedua agen Mossad tersebut.
Israel mulai melakukan serangan di wilayah Iran, termasuk di gedung-gedung perumahan, dalam tindakan agresi yang tidak beralasan pada Jumat (13/6/2025) malam.
Para agen mata-mata Israel telah berupaya melakukan tindakan sabotase di dalam wilayah Iran sejak saat itu.
Drone kecil yang membawa bahan peledak telah digunakan untuk menyerang lokasi-lokasi.
Sebelumnya, Iran juga telah menangkap dua agen Mossad lainnya di Kabupaten Savojbolagh, Provinsi Alborz, yang berbatasan dengan Provinsi Teheran.
Baca juga: Dampak Serangan Rudal Iran di Haifa Bak Neraka, Polisi Israel Halangi Jurnalis Asing Menyiarkan
Mossad Diklaim Menyusup dan Hancurkan Sistem Pertahanan Udara Iran
Agen intelijen Israel, Mossad diklaim telah menyusup ke dalam Iran dan membangun pabrik untuk membuat drone peledak.
Seorang pejabat intelijen yang identitasnya tak diungkapkan mengatakan, drone peledak itu digunakan untuk menghancurkan sistem pertahanan udara Iran sebelum diserang Israel.
Drone peledak itu diaktifkan dan digunakan untuk menyerang peluncur rudal yang mengarah ke Israel, saat IDF (Pasukan Pertahanan Israel) melancarkan serangan semalaman yang bertujuan melumpuhkan program nuklir Iran.
Israel telah menyerang sejumlah lokasi fasilitas nuklir dan militer Iran Jumat (13/6/2025).
Serangan itu langsung dibalas oleh Iran, dan dilaporkan 10 orang tewas di Israel.
Dikutip dari Telegraph, Minggu (15/6/2025), operasi itu disebut sebagai prestasi oleh Mossad yang terkenal karena aktivitas rahasianya.
Menurut pejabat intelijen tersebut, intelijen Israel yang terlibat menyusup ke dalam Iran untuk membangum markas menjelang serangan tersebut.
Seorang pejabat keamanan mengatakan, kendaraan yang membawa sistem persenjataan juga telah diselundupkan ke dalam Iran.
Dengan menghancurkan pertahanan udara Iran, ledakan drone membuat Israel memiliki kebebasan di udara dan bisa melakukan serangan ke Iran yang mengenai sejumlah target.
Termasuk fasilitas nuklir dan membunuh ilmuwan nuklir Iran, juga pejabat militernya.
Menurut lembaga Pusat Penelitian dan Komunikasi Britania-Israel (BICOM), unit komando Mossad yang lebih dulu dikerahkan sudah bekerja di dalam Iran.
“Unit Mossad terlibat dalam peluncuran amunisi berpemandu presisi yang menargetkan rudal permukaan-ke-udara Iran, pertahanan udara lainnya, serta rudal darat-ke-darat yang akan digunakan dalam serangan balasan terhadap Israel,” bunyi pernyataan BICOM.
Dari rekaman yang muncul menunjukkan aktivitas itu secara tepat.
Agen Israel diyakini memasang peluncur rudal berpemandu yang kemudian digunakan untuk menghancurkan pertahanan udara Iran.
Pejabat intelijen Israel mengatakan, publikasi materi tersebut dirancang untuk menggambarkan luas dan dalamnya kemampuan rahasia Israel, dan untuk mencegah eskalasi.
Baca juga: VIDEO Mencekam! Detik detik Gedung Pencakar Langit di Tel Aviv Ambruk usai Dihantam Rudal Iran
Iran Tolak Perundingan Gencatan Senjata
Iran telah mengatakan kepada mediator Qatar dan Oman bahwa negara itu tidak terbuka untuk merundingkan gencatan senjata saat diserang Israel.
Salah seorang pejabat yang diberi pengarahan tentang komunikasi tersebut mengatakannya kepada Reuters saat Iran dan Israel saling melancarkan serangan baru dan meningkatkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas.
"Iran memberi tahu mediator Qatar dan Oman bahwa mereka hanya akan melakukan negosiasi serius setelah Iran menyelesaikan responsnya terhadap serangan pendahuluan Israel," kata pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas konflik tersebut.
Pejabat itu mengatakan Iran dengan menegaskan bahwa mereka tidak akan berunding saat diserang.
Laporan media bahwa Iran mengimbau Oman dan Qatar untuk melibatkan AS guna menengahi gencatan senjata dan memperbarui perundingan nuklir adalah tidak akurat, menurut pejabat tersebut.
Kementerian Luar Negeri Iran tidak menanggapi permintaan komentar Reuters, begitu pula Kementerian Luar Negeri Qatar atau Kementerian Informasi Oman.
Oman dalam beberapa bulan terakhir menjadi penengah perundingan nuklir antara Amerika Serikat dan Iran, meskipun putaran terakhir dibatalkan sehari setelah Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Iran.
Qatar juga berperan dalam memfasilitasi pembicaraan antara kedua musuh bebuyutan ini di masa lalu, dan yang terbaru adalah memediasi perjanjian pertukaran tahanan pada tahun 2023.
Oman dan Qatar memiliki hubungan baik dengan Iran dan AS dan mereka juga berkomunikasi langsung dengan Israel.
Baca juga: Harga Emas Per Mayam Hari Ini di Banda Aceh Naik Lagi Tanpa Ampun, 16 Juni 2025 Dijual Segini
Baca juga: Jumran Anggota TNI AL Pembunuh Juwita Divonis Penjara Seumur Hidup, Keluarga Korban Belum Puas
Baca juga: BREAKING NEWS - Massa Bawa Spanduk "Aceh Melawan", Protes Keputusan Mendagri Soal 4 Pulau di Singkil
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
SERAMBINEWS.COM - Polisi Iran kembali menangkap dua agen Mossad Israel pada Minggu (15/6/2025).
Kedua agen Mossad Israel ini ditangkap dalam misi yang berbeda.
Juru Bicara komando Kepolisian Iran, Sa'eed Montazer al-Mahdi mengatakan kedua pelaku telah diidentifikasi dan ditangkap di Fashafuyeh, Kabupaten Ray, Provinsi Teheran.
Dalam penangkapan tersebut, polisi berhasil mengamankan lebih dari 200 kg bahan peledak dan perlengkapan untuk 23 drone, peluncur, serta perlengkapan lainnya.
Dikutip dari IRNA, polisi juga mengamankan sebuah mobil Nissan dari kedua agen Mossad tersebut.
Israel mulai melakukan serangan di wilayah Iran, termasuk di gedung-gedung perumahan, dalam tindakan agresi yang tidak beralasan pada Jumat (13/6/2025) malam.
Para agen mata-mata Israel telah berupaya melakukan tindakan sabotase di dalam wilayah Iran sejak saat itu.
Drone kecil yang membawa bahan peledak telah digunakan untuk menyerang lokasi-lokasi.
Sebelumnya, Iran juga telah menangkap dua agen Mossad lainnya di Kabupaten Savojbolagh, Provinsi Alborz, yang berbatasan dengan Provinsi Teheran.
Baca juga: Dampak Serangan Rudal Iran di Haifa Bak Neraka, Polisi Israel Halangi Jurnalis Asing Menyiarkan
Mossad Diklaim Menyusup dan Hancurkan Sistem Pertahanan Udara Iran
Agen intelijen Israel, Mossad diklaim telah menyusup ke dalam Iran dan membangun pabrik untuk membuat drone peledak.
Seorang pejabat intelijen yang identitasnya tak diungkapkan mengatakan, drone peledak itu digunakan untuk menghancurkan sistem pertahanan udara Iran sebelum diserang Israel.
Drone peledak itu diaktifkan dan digunakan untuk menyerang peluncur rudal yang mengarah ke Israel, saat IDF (Pasukan Pertahanan Israel) melancarkan serangan semalaman yang bertujuan melumpuhkan program nuklir Iran.
Israel telah menyerang sejumlah lokasi fasilitas nuklir dan militer Iran Jumat (13/6/2025).
Serangan itu langsung dibalas oleh Iran, dan dilaporkan 10 orang tewas di Israel.
Dikutip dari Telegraph, Minggu (15/6/2025), operasi itu disebut sebagai prestasi oleh Mossad yang terkenal karena aktivitas rahasianya.
Menurut pejabat intelijen tersebut, intelijen Israel yang terlibat menyusup ke dalam Iran untuk membangum markas menjelang serangan tersebut.
Seorang pejabat keamanan mengatakan, kendaraan yang membawa sistem persenjataan juga telah diselundupkan ke dalam Iran.
Dengan menghancurkan pertahanan udara Iran, ledakan drone membuat Israel memiliki kebebasan di udara dan bisa melakukan serangan ke Iran yang mengenai sejumlah target.
Termasuk fasilitas nuklir dan membunuh ilmuwan nuklir Iran, juga pejabat militernya.
Menurut lembaga Pusat Penelitian dan Komunikasi Britania-Israel (BICOM), unit komando Mossad yang lebih dulu dikerahkan sudah bekerja di dalam Iran.
“Unit Mossad terlibat dalam peluncuran amunisi berpemandu presisi yang menargetkan rudal permukaan-ke-udara Iran, pertahanan udara lainnya, serta rudal darat-ke-darat yang akan digunakan dalam serangan balasan terhadap Israel,” bunyi pernyataan BICOM.
Dari rekaman yang muncul menunjukkan aktivitas itu secara tepat.
Agen Israel diyakini memasang peluncur rudal berpemandu yang kemudian digunakan untuk menghancurkan pertahanan udara Iran.
Pejabat intelijen Israel mengatakan, publikasi materi tersebut dirancang untuk menggambarkan luas dan dalamnya kemampuan rahasia Israel, dan untuk mencegah eskalasi.
Baca juga: VIDEO Mencekam! Detik detik Gedung Pencakar Langit di Tel Aviv Ambruk usai Dihantam Rudal Iran
Iran Tolak Perundingan Gencatan Senjata
Iran telah mengatakan kepada mediator Qatar dan Oman bahwa negara itu tidak terbuka untuk merundingkan gencatan senjata saat diserang Israel.
Salah seorang pejabat yang diberi pengarahan tentang komunikasi tersebut mengatakannya kepada Reuters saat Iran dan Israel saling melancarkan serangan baru dan meningkatkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas.
"Iran memberi tahu mediator Qatar dan Oman bahwa mereka hanya akan melakukan negosiasi serius setelah Iran menyelesaikan responsnya terhadap serangan pendahuluan Israel," kata pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas konflik tersebut.
Pejabat itu mengatakan Iran dengan menegaskan bahwa mereka tidak akan berunding saat diserang.
Laporan media bahwa Iran mengimbau Oman dan Qatar untuk melibatkan AS guna menengahi gencatan senjata dan memperbarui perundingan nuklir adalah tidak akurat, menurut pejabat tersebut.
Kementerian Luar Negeri Iran tidak menanggapi permintaan komentar Reuters, begitu pula Kementerian Luar Negeri Qatar atau Kementerian Informasi Oman.
Oman dalam beberapa bulan terakhir menjadi penengah perundingan nuklir antara Amerika Serikat dan Iran, meskipun putaran terakhir dibatalkan sehari setelah Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Iran.
Qatar juga berperan dalam memfasilitasi pembicaraan antara kedua musuh bebuyutan ini di masa lalu, dan yang terbaru adalah memediasi perjanjian pertukaran tahanan pada tahun 2023.
Oman dan Qatar memiliki hubungan baik dengan Iran dan AS dan mereka juga berkomunikasi langsung dengan Israel.
Baca juga: Harga Emas Per Mayam Hari Ini di Banda Aceh Naik Lagi Tanpa Ampun, 16 Juni 2025 Dijual Segini
Baca juga: Jumran Anggota TNI AL Pembunuh Juwita Divonis Penjara Seumur Hidup, Keluarga Korban Belum Puas
Baca juga: BREAKING NEWS - Massa Bawa Spanduk "Aceh Melawan", Protes Keputusan Mendagri Soal 4 Pulau di Singkil
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
0 Komentar