Masa Depan Afrika Harus Bebas dari Warisan Kolonialisme, BRICS Jadi Pilihan | Halaman Lengkap


Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Rabu, 04 Juni 2025 - 22:14 WIB
Duta besar Rusia menunjukkan peran kelompok BRICS kepada negara Afrika. Berbeda dengan aliansi yang dipimpin oleh Barat seperti NATO atau EU, BRICS mendorong inklusivitas dan saling menghormati. Foto/Dok
- Perdagangan yang adil menjadi sangat penting untuk masa depan
Afrika. Duta besar
Rusiauntuk Mauritius, Irada Zeynalova menekankan, bahwa negara-negara Afrika harus diberdayakan untuk membangun ekonomi yang mandiri, daripada terus bergantung pada bantuan luar negeri.
Dalam sebuah wawancara dengan mingguan lokal Bizweek, Zeynalova menyatakan bahwa "perdagangan yang adil adalah hal yang krusial," karena orang-orang Afrika seharusnya memiliki kebebasan untuk membentuk perkembangan mereka sendiri, bebas dari batasan pola ekonomi pasca-kolonial.
Merefleksikan tantangan sejarah Afrika, Zeynalova mengutarakan, bahwa warisan kolonialisme terus menyelimuti benua tersebut. Ia juga menambahkan, bahwa pemerintahan kolonial mencuri dari semua orang dan kekayaan alam Afrika.
Baca Juga: Amerika Desak India Tinggalkan BRICS: 'Berbisnislah dengan AS'
Ditegaskan juga olehnya bahwa generasi saat ini berhak mendapatkan kesempatan untuk hidup yang lebih baik dan berdaulat. "Waktu kolonialisme harus berakhir," lanjutnya.
Zeynalova mencatat, bahwa kemiskinan di Afrika tidak hanya bersifat finansial, tetapi juga sangat mendalam terkait dengan kurangnya akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, air bersih, dan perawatan kesehatan.
Mengambil dari pengalamannya di Sudan, di mana putranya bekerja sebelum terjadinya konflik, Ia mengatakan sanksi telah melumpuhkan sektor pertanian, meskipun ada Sungai Nil. Zeynalova menambahkan, bahwa "Orang-orang di sana bertahan hidup dengan USD2 (setara Rp32.273) seminggu."
Baca Juga: Direktur Bank Sentral Brasil: BRICS Tak Cukup Besar untuk Meruntuhkan Dolar AS
Orang-orang di Sudan, menurut Zeynalova, memiliki keinginan yang jelas: “Tinggalkan kami sendiri. Berikan kami keamanan, obat-obatan, pendidikan. Kami dapat mengembangkan negara kami sendiri.”
Duta besar menunjukkan peran kelompok BRICS sebagai platform untuk memberdayakan Global South. Berbeda dengan aliansi yang dipimpin oleh Barat seperti NATO atau EU, BRICS mendorong inklusivitas dan saling menghormati tanpa memberlakukan syarat yang ketat pada anggotanya.
Ia menggambarkan kelompok BRICS, yang mencakup Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, di antara negara-negara lainnya, sebagai “sebuah platform terbuka di mana negara-negara setara dan dihormati.”
Zeynalova juga menekankan bahwa Rusia selalu melihat negara-negara Afrika sebagai mitra yang berharga daripada negara yang harus dieksploitasi.
Beralih ke Mauritius, duta besar Zeynalova juga menegaskan komitmen Rusia yang terus-menerus terhadap kedaulatan dan kemerdekaan negara pulau tersebut. "Rusia adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan dan kebebasan Mauritius," katanya, sembari menambahkan, "Di Rusia, kami mengingat semuanya."
(akr)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

6 Negara jadi Anggota Baru BRICS, Salah Satunya Arab Saudi
0 Komentar