OJK Dorong Konsolidasi Bank Syariah Nasional - Bagian all


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong konsolidasi bank-bank syariah nasional demi memperkuat daya saing industri keuangan syariah di Tanah Air.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae. (Foto: IDXChannel/Anggie Ariesta)
IDXChannel – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong konsolidasi bank-bank syariah nasional. Hal itu bertujuan memperkuat daya saing industri keuangan syariah di Tanah Air.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan, saat ini PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menjadi satu-satunya pemain besar di industri perbankan syariah nasional, dengan pangsa pasar yang dominan. Namun ketimpangan dengan bank syariah lainnya dinilai terlalu besar, sehingga diperlukan kebijakan konsolidasi agar tercipta iklim kompetisi yang sehat dan merata.
“BSI ini adalah bank yang terbesar dan real case bahwa kalau bank syariah itu besar, itu bisa menimbulkan keyakinan yang sangat luar biasa dari masyarakat dan berkembang lebih besar lagi. Tapi BSI sekarang masih satu-satunya yang dipakai yang paling besar. Yang lain-lain masih kecil,” kata Dian di sela-sela BSI International Expo 2025, Kamis (26/6/2025).
“Salah satu kebijakan OJK adalah bagaimana ke depan kita akan melaksanakan konsolidasi di antara bank-bank syariah agar BSI tidak ‘kesepian’. Harus ada pesaingnya yang setara,” ujarnya menambahkan.
Dian memuji keberhasilan BSI pasca-merger yang baru dilakukan empat tahun lalu, dan kini menjelma menjadi salah satu bank syariah terbesar di dunia. Transformasi yang dicapai BSI disebut sebagai benchmark penting bagi bank syariah lainnya di Indonesia.
“BSI ini belum lima tahun merger tapi bisa meloncat luar biasa, dan sekarang menjadi one of the best Islamic bank in the world. Ini contoh yang harus ditiru oleh bank syariah lain agar bisa berkembang lebih cepat,” katanya.
Kendati demikian, Dian juga menyoroti adanya fenomena yang unik di sektor perbankan syariah, yakni tingginya literasi masyarakat terhadap produk syariah, tetapi tingkat inklusinya masih rendah. Menurutnya, hal ini menunjukkan adanya pasar potensial yang belum tergarap secara optimal karena keterbatasan kapasitas ekspansi bank-bank syariah lain.
“Literasinya tinggi, tapi inklusinya rendah. Berbeda dengan sektor lain yang justru inklusinya tinggi. Ini karena kapasitas ekspansi yang belum dimiliki semua bank syariah,” tutur Dian.
Dia menyebut BSI telah memiliki jaringan yang luas, termasuk 5.000 titik layanan dan platform digital seperti BYOND Mobile. Ke depan, Dian melihat kompetisi antarbank hanya akan ditentukan oleh satu faktor kunci, yakni kekuatan infrastruktur teknologi informasi.
(Ahmad Islamy Jamil)
0 Komentar