Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Berita Featured Kamboja

    Polri-Imigrasi Cegah Keberangkatan 98 WNI ke Kamboja dan Timur Tengah, Dijanjikan Kerja di Resto dan Industri Scam Online - Sumut Pos

    2 min read

     

    Polri-Imigrasi Cegah Keberangkatan 98 WNI ke Kamboja dan Timur Tengah, Dijanjikan Kerja di Resto dan Industri Scam Online - Sumut Pos

    JAKARTA, Sumutpos.Jawapos.com– Direktorat Tindak Pidana Perlindungan Perempuan dan Anak serta Pemberantasan Perdagangan Orang (Dittipid PPA dan PPO) Bareskrim Polri menggagalkan keberangkatan 98 WNI yang diduga akan menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

    Dari pengakuan korban, mereka akan dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga (ART), pelayan resto di Timur Tengah, serta tenaga di industri perjudian dan penipuan online (scam) di Myanmar dan Kamboja.

    Baca Juga: BPJS Ketenagakerjaan Edukasi Jamsostek kepada Kepling di Binjai Selatan

    Pencegahan keberangkatan itu dilakukan sejak 1-25 Juni. Dalam operasi itu, Polri berkolaborasi dengan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Bandara Soekarno-Hatta. Untuk mengelabui petugas, WNI itu diterbangkan ke luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) nonprosedural.

    Kasubdit III Dittipid PPA dan PPO Bareskrim Polri Kombespol Amingga Primastito mengatakan, penindakan itu merupakan langkah preventif dalam memberantas jaringan TPPO yang menyasar WNI.

    ”Agar WNI tidak menjadi korban konflik seperti di Timur Tengah yang saat ini sedang terjadi peperangan,” ujarnya.

    Menurut dia, sebagian besar korban direkrut oleh orang-orang yang mereka kenal, seperti kerabat atau tetangga. Mereka dijanjikan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga, pekerja resto di Timur Tengah, serta sebagai tenaga di industri perjudian dan penipuan online (scam online) di Myanmar dan Kamboja.

    Baca Juga: Harga Emas Antam Kamis (26/6/2025) Turun

    Seluruh WNI yang dicegah keberangkatannya itu akan menjalani proses assessment guna menelusuri jaringan perekrut. ”Setelah itu, mereka akan diserahkan kepada Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk diberikan sosialisasi dan edukasi aturan pekerja migran,” ucap Amingga.

    Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Bandara Soekarno-Hatta Johanes Fanny Satria Cahya Aprianto mengungkapkan, para calon PMI ini menggunakan modus berpura-pura sebagai wisatawan, pelajar, atau jemaah yang hendak beribadah agar lolos pemeriksaan.

    ”Identifikasi seperti ini tidak mudah karena dilakukan secara terselubung,” ujarnya. (idr/aph/jpg/han)

    Komentar
    Additional JS