Skip to main content
728

Raja Ampat Bagian dari UNESCO Global Geopark dan Harus Dilindungi, Bahlil Diminta Tak Tutup Mata - Halaman all - TribunNews

 

Raja Ampat Bagian dari UNESCO Global Geopark dan Harus Dilindungi, Bahlil Diminta Tak Tutup Mata - Halaman all - Tribunnews

TRIBUNNEWS.COM - Kedatangan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, di Bandara DEO Sorong pada Sabtu (7/6/2025) pagi tadi disambut aksi unjuk rasa oleh sejumlah aktivis di Sorong, Papua Barat.

Di antaranya ada dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sorong bersama Koalisi Selamatkan Alam dan Manusia Papua.

Ketua HMI Cabang Sorong, Manaf Rumodar, menilai kunjungan Bahlil ke Pulau Gag di Raja Ampat, hanya merupakan upaya pengalihan isu.

Tak hanya itu, Manaf juga menganggap kunjungan Bahlil ini tak menyentuh persoalan mendasar terkait tambang-tambang lain yang ada di wilayah Papua Barat Daya.

Manaf pun mendesak Bahlil untuk tak menutup mata terkait masalah tambang nikel di Raja Ampat ini.

Terutama tambang nikel yang ada di Pulau Batang Pele dan Manyaifun.

"Kami ingin menegaskan kepada senior kami di HMI, Bapak Bahlil, agar tidak menutup mata terhadap keberadaan tambang nikel di Pulau Batang Pele dan Manyaifun, Raja Ampat," kata Manaf, Sabtu, dilansir Tribun Sorong.

Manaf lantas menyoroti kebijakan yang diambil pemerintah pusat, khususnya terkait pertambangan dan perkebunan.

Pasalnya, ia menilai kebijakan yang diambil pemerintah pusat selama ini tidak berpihak pada masyarakat adat di Papua Barat Daya.

Lebih lanjut, Manaf menekankan, wilayah Batang Pele dan Manyaifun yang ada di Raja Ampat adalah bagian dari kawasan UNESCO Global Geopark.

Sehingga, kawasan tersebut wajib untuk dilindungi kelestariannya.

Baca juga: Setelah Dikepung Demonstran dan Kabur, Bahlil Naik Helikopter Tinjau Tambang Nikel Raja Ampat

"Saya ingin sampaikan bahwa wilayah Batang Pele dan Manyaifun merupakan bagian dari kawasan UNESCO Global Geopark yang wajib dilindungi. Jadi kami minta Pak Bahlil jangan berpura-pura tidak tahu," tegasnya.

Atas dasar itu, Manaf meminta Bahlil sebagai Menteri ESDM untuk menghentikan dan mencabut permanen izin tambang nikel dan perkebunan kelapa sawit di wilayah tersebut.

Manaf juga berharap agar setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat dapat benar-benar berpihak pada kepentingan masyarakat adat Papua, serta menjaga kelestarian lingkungan yang menjadi sumber kehidupan mereka selama ini.

Bahlil Kunjungi Pulau Gag Menggunakan Helikopter

Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan kerja ke Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat pada hari ini, Sabtu (7/6/2025).

Kedatangan Bahlil di tanah Papua ini diwarnai aksi demonstrasi para pemuda adat Raja Ampat dan aktivis lingkungan yang tergabung dalam Koalisi Selamatkan Alam dan Manusia Papua.

Ketika tiba di Bandara DEO Sorong Sabtu pagi, Bahlil pun langsung disambut teriakan massa yang memprotes soal adanya tambang nikel di Raja Ampat.

Tak menghiraukan adanya demo di Bandara Sorong ini, Bahlil tetap melanjutkan agendanya untuk mengunjungi Pulau Gag, tempat dimana tambang nikel di Raja Ampat beroperasi.

Baca juga: Anggota DPR Asal Papua Desak Pihak yang Terbitkan Izin Tambang Nikel di Raja Ampat Diperiksa

Ia menuju Pulau Gag menggunakan helikopter dan berangkat pada pukul 09.00 WIT.

Di Pulau Gag ini, Bahlil dijadwalkan memimpin paparan teknis dari pihak PT Gag Nikel, melakukan peninjauan lapangan ke area tambang dan kawasan reklamasi, serta menggelar doorstop terbatas dengan media.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunsorong.com dengan judul Aksi Demo di Bandara DEO Sorong: Aktivis Minta Hentikan Tambang Nikel di Papua Barat Daya.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)(Tribun Sorong/Safwan/Ismail Saleh)

Baca berita lainnya terkait Tambang Nikel di Raja Ampat.

Posting Komentar

0 Komentar

728