RI Tawarkan Investasi Mineral Kritis ke AS dalam Negosiasi Tarif - Tirto
Table of Content
RI Tawarkan Investasi Mineral Kritis ke AS dalam Negosiasi Tarif


tirto.id - Pemerintah Indonesia tengah melanjutkan negosiasi tarif dengan Amerika Serikat (AS) lewat pendekatan yang lebih strategis, termasuk menawarkan peluang investasi di sektor critical mineral atau mineral kritis. Upaya ini menjadi bagian dari kemitraan ekonomi jangka panjang kedua negara.
"Indonesia menawarkan critical mineral untuk Amerika, bersama Danantara, untuk melakukan investasi di dalam ekosistem critical mineral," ujar Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (30/6/2025).
Critical mineral yang dimaksud antara lain mencakup tembaga (copper), nikel, dan komoditas penting lainnya yang dibutuhkan untuk industri kendaraan listrik (EV), peralatan militer, elektronik, hingga antariksa.
Airlangga menekankan bahwa investasi yang ditawarkan kepada AS bersifat brownfield, yaitu pada proyek-proyek existing yang sudah berjalan di Indonesia. Salah satu contoh keterlibatan AS yang telah berlangsung lama adalah kepemilikan di Freeport sejak 1967, yang menjadi sumber utama tembaga dunia.
"Karena ke depan critical mineral kan untuk industri ekosistem elektronik, industri angkatan peralatan militer dan juga angkasa luar. Semuanya butuh kabel, semuanya butuh copper," jelas dia.
Meski begitu, Airlangga bilang proyek-proyek spesifik terkait investasi critical mineral ini masih dibahas secara tertutup bersama otoritas Amerika karena terikat perjanjian non-disclosure.
"Dan ini sudah bagi Amerika ini cukup menarik, tawaran Indonesia ini cukup menarik. Proyek spesifiknya nanti dalam pembicaraan dengan Amerika," jelas dia.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan untuk berhenti mengirimkan delegasi dalam rangka negosiasi tarif dengan pemerintah Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa proposal negosiasi tarif telah rampung dan pemerintah tinggal menunggu keputusan Washington, DC.
Saat ditanya apakah negosiator Indonesia akan kembali mengunjungi AS untuk pembicaraan putaran kedua, ia menegaskan: "sejauh ini tidak, karena (proposal) relatif sudah lengkap," jelasnya, Jumat (13/6/2025).
Pernyataan tersebut berbanding terbalik dengan apa yang ia sampaikan pada Jumat (6/6/2025) lalu. Saat itu, Mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut menyampaikan bahwa negosiator akan kembali ke Washington, DC pada pertengahan Juni.
tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Dwi Aditya Putra