Dunia Internasional,Konflik Timur Tengah,
Usai Gencatan Senjata, Trump Sebut Iran Tak Perlu Berganti Rezim: Saya Ingin Semuanya Tenang - Halaman all - TribunNewso


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali ditanya soal kemungkinan rezim Iran berganti setelah dirinya mengumumkan gencatan senjata antara Iran dan Israel. Trump menjawab bahwa dia tidak tertarik lagi.
Dalam sebuah video yang dilihat di Washington Eye, Trump yang berada di Air Force One, menjawab bahwa dia tidak ingin melihat rezim Iran berganti.
Hal ini bertolak belakang dengan pernyataan Trump sebelum gencatan senjata, yang bahkan sampai membuat jargon MIGA (Make Iran Great Again).
"Tidak, saya tidak menginginkannya. Saya ingin semuanya tenang secepat mungkin. Perubahan rezim akan menimbulkan kekacauan," kata Trump, Selasa (24/6/2025).
"Dan, idealnya, kita tidak ingin melihat begitu banyak kekacauan. Jadi kita lihat saja bagaimana perkembangannya," kata Trump.
Trump bahkan memuji warga Iran sebagai orang yang pandai berdagang.
"Anda tahu, orang Iran adalah pedagang yang sangat baik, sangat ahli dalam berbisnis. Dan mereka memiliki banyak minyak," kata dia.
Tanpa rezim yang berganti dan juga tanpa nuklir, Trump yakin Iran akan baik-baik saja.
"Mereka seharusnya mampu membangun kembali dan melakukan pekerjaan dengan baik. Mereka tidak akan pernah memiliki senjata nuklir. Namun selain itu, mereka melakukannya dengan sangat baik," tandasnya.
Adapun dalam akun media sosial Trump, dia menyinggung soal nasib rezim Khamenei di Iran setelah negaranya diserang AS.
"Tidak tepat secara politik untuk menggunakan istilah 'Perubahan Rezim', tapi jika rezim Iran sekarang tidak mampu untuk MAKE IRAN GREAT AGAIN (membuat Iran hebat lagi), kenapa tidak akan ada perubahan rezim di sana? MIGA!" tulis Trump dalam akun medsos Truth.
Baca juga: Pakistan Sambut Baik Gencatan Senjata Iran dan Israel: Kami Percaya Akan Perdamaian
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan Israel dan Iran telah mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata pada Senin (23/6/2025) malam waktu setempat.
Pengumuman tersebut disampaikan melalui media sosial.
Berikut ini pernyataan lengkapnya, dilansir Aljazeera, Selasa (24/6/2025).
"SELAMAT KEPADA SEMUANYA! Telah sepenuhnya disetujui oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan ada GENCATAN SENJATA yang Penuh dan Total (dalam waktu sekitar 6 jam dari sekarang, ketika Israel dan Iran telah mengakhiri dan menyelesaikan misi terakhir mereka!), dalam kurun waktu 12 jam, saat itu Perang akan dianggap BERAKHIR!"
"Secara resmi, Iran akan memulai GENCATAN SENJATA, dan dalam 12 jam ke depan Israel akan memulai GENCATAN SENJATA dan dalam 24 jam ke depan secara resmi Akhir PERANG 12 HARI akan disambut oleh Dunia. Selama GENCATAN SENJATA, kedua belah pihak akan tetap saling DAMAI dan HORMAT.
“Dengan asumsi bahwa semuanya berjalan sebagaimana mestinya, dan itu pasti akan terjadi, saya ingin mengucapkan selamat kepada kedua Negara, Israel dan Iran, karena memiliki Stamina, Keberanian, dan Kecerdasan untuk mengakhiri apa yang disebut sebagai PERANG 12 HARI.”
“Ini adalah Perang yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun, dan menghancurkan seluruh Timur Tengah, tetapi itu tidak terjadi, dan tidak akan pernah terjadi! Tuhan memberkati Israel, Tuhan memberkati Iran, Tuhan memberkati Timur Tengah, Tuhan memberkati Amerika Serikat, dan TUHAN MEMBERKATI DUNIA!”
Setelah itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Aragchi menyatakan belum ada kesepakatan gencatan senjata atau penghentian operasi militer hingga saat ini seusai Trump mengumumkan Israel dan Iran telah mencapai kesepakatan gencatan senjata pada Senin (23/6/2025) malam waktu setempat.
Namun Aragchi mengatakan Iran tidak berniat untuk membalas serangan Israel dengan catatan Israel menghentikan serangannya terhadap Iran paling lambat pukul 04.00 pagi waktu Teheran.
"Namun, dengan catatan rezim Israel menghentikan agresi ilegalnya terhadap rakyat Iran paling lambat pukul 4 pagi waktu Teheran, kami tidak berniat untuk melanjutkan respons kami setelahnya," tulisnya di X dikutip dari Aljazeera, Selasa (24/6/2025).
"Keputusan akhir mengenai penghentian operasi militer kami akan diputuskan kemudian," lanjut dia.
Kemudian, Aragchi juga mengatakan operasi militer Angkatan Bersenjata Iran untuk menghukum agresi Israel berlangsung hingga menit terakhir pada pukul 04.00 pagi waktu setempat.
Ia juga mengungkapkan terima kasihnya bersama rakyat Iran kepada Angkatan Bersenjata yang gagah berani dan terus bersiaga untuk mempertahankan negaranya hingga tetes darah penghabisan.
"Operasi militer Angkatan Bersenjata kami untuk menghukum Israel atas agresinya berlangsung hingga hingga menit terakhir pukul 4 pagi," tulis Aragchi, dikutip dari Aljazeera, Selasa (24/6/2025).
Baca juga: Iran Ungkap 610 Orang Tewas sejak Perang dengan Israel: Mereka Semua adalah Warga Sipil
"Bersama dengan seluruh rakyat Iran, saya berterima kasih atas Angkatan Bersenjata kita yang gagah berani dan terus bersiaga untuk mempertahankan negeri tercinta kita hingga tetes darah penghabisan dan membalas setiap serangan musuh hingga menit terakhir," lanjut dia.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dilaporkan mengumpulkan para menterinya dalam rapat kabinet keamanan yang berlangsung hingga Selasa (24/6/2025) pagi (waktu setempat) saat Trump mengumumkan gencatan senjata antara Israel dengan Iran.
Dikutip dari The Jerusalem Post, Netanyahu meminta para menteri untuk menghindari membuat pernyataan publik setelah pertemuan berakhir.
"Trump berbicara dengan Netanyahu pada hari sebelumnya sebelum mengunci kesepakatan gencatan senjata dengan Iran, yang dimediasi oleh Qatar," kata sumber diplomatik, dikutip dari The Jerusalem Post, Selasa (24/6/2025).
Namun belum ada pernyataan resmi dari pejabat Israel terkait hal tersebut.
(*)
0 Komentar