4 Polisi Legendaris yang Jadi Teladan di Indonesia, Bukan Hanya Hoegeng Iman Santoso - Halaman all - TribunNews
4 Polisi Legendaris yang Jadi Teladan di Indonesia, Bukan Hanya Hoegeng Iman Santoso - Halaman all - TribunNews

TRIBUNNEWS.COM – Ada sejumlah polisi legendaris di Indonesia yang termasyhur berkat dedikasinya dalam menegakkan hukum di tanah air.
Salah satu dari mereka, yakni Hoegeng Iman Santoso, bahkan dijadikan nama penghargaan untuk polisi teladan, yaitu Hoegeng Awards.
Pada momen hari Bhayangkara kali ini Tribunnews menuliskan sejumlah polisi legendaris di Indonesia.
1. Hoegeng Imam Santoso
Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso adalah Kapolri yang menjabat dari tahun 1968 hingga 1971.
Dia terkenal berkat kejujurannya. Bahkan, Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah berkata di Indonesia ini hanya ada tiga polisi yang jujur, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng.
Selama masa kepemimpinannya, Jenderal Hoegeng dikenal oleh rakyat Indonesia sebagai sosok polisi yang jujur, berani, dan bertanggung jawab.
Hoegeng menjabat pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Saat itu dia mengemban misi menegakkan kejujuran dalam memberantas berbagai kasus seperti kasus suap dan korupsi.
Hoegeng tidak pandang bulu dalam menegakkan hukum. Sampai saat ini kelahiran Hoegeng tetap diperingati untuk menghormati segala jasanya.

2. Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo
Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo adalah Kapolri pertama di Indonesia yang menjabat sejak 29 September 1945 hingga 14 Desember 1959.
Baca juga: Prabowo Anugerahi Tanda Kehormatan untuk Institusi Polri di HUT Bhayangkara
Sebagai Kapolri pertama, ia menerima amanat Presiden Sukarno untuk membentuk polisi nasional dengan gagasan struktur polisi negara, watak polisi negara, dan falsafah hidup polisi negara.
Dia kondang sebagai pemimpin yang memiliki visi masa depan yang jelas, dan secara konsisten berupaya membangun korps kepolisian yang bersifat nasional sebagai bagian dari susunan ketatanegaraan Indonesia.
Pada tahun 2001 dia ditetapkan sebagai Bapak Kepolisian Negara Republik Indonesia oleh Gus Dur.
Lalu, dia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 2020 oleh Presiden Joko Widodo.
Raden Soekarno Djojonegoro menjabat sebagai Kapolri mulai 15 Desember 1959 hingga 1963.
Dia adalah anak keempat Bupati Banjarnegara Raden Adipati Djojonagoo II sehingga masih berdarah bangsawan.
Djojonegoro dilantik sebagai Kapolri pada tahun 1959 untuk menggantikan Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo
Selama masa kepemimpinannya terdapat sejumlah peristiwa penting, misalnya adanya ikrar Catur Prasetya sebagai pedoman kerja kepolisian di tanah air.
Pada tahun 1961 dia menerima Bintang Mahaputera Pratma dan pada tahun 1963 dia menerima tanda kehormatan Bintang Republik Indonesia Pratama.

Soetjipto Danoekoesoemo adalah Kapolri yang menjabat mulai 30 Desember 1963 hingga 8 Mei 1965.
Baca juga: HUT Bhayangkara, Prabowo: Tidak Ada Negara Berhasil Tanpa Kepolisian Tangguh
Menurut Ensiklopedi Kapolri: Jenderal Soetjipto Danoekoesoemo, Soetjipto adalah salah satu putra terbaik bangsa.
Dia disebut senantiasa memperkokoh fondasi sebagai landasan perjalanan Polri ke depan. Selain itu, dia selalu bisa menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Soetjipto pernah dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Panglima Angkatan Kepolisian (Men/Pangak) selama sekitar 17 bulan.
Selama itu dia disebut berhasil membenahi lingkungan Polri, mulai dari organisasi, pembinaan personel, logistik, hingga administrasi.
Dia dikenal sebagai pihak yang merencanakan pembentukan Sekolah Staf dan Komanda Angkatan Kepolisian (Seskoak) yang resmi dibuka pada tanggal 19 Maret 1965.
Setelah tidak menjadi Kapolri, dia diangkat menjadi Duta Besar RI untuk Bulgaria (1966-1969), kemudian anggota DPRGR dan MPRS (1970), dan anggota DPR-MPR (1971-1974).
(Tribunnews/Febri/Ika)