Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat Berita Dunia Internasional Featured Iran Israel Konflik Timur Tengah

    Amerika Akui 5 Kapal Perangnya Cegat Rudal-rudal Iran yang Serang Israel | Halaman SINDONEWS

    6 min read

     Dunia Internasional,Konflik Timur Tengah,

    Amerika Akui 5 Kapal Perangnya Cegat Rudal-rudal Iran yang Serang Israel | Halaman Lengkap

    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Selasa, 01 Juli 2025 - 09:43 WIB

    Amerika Akui 5 Kapal...

    Amerika Serikat akui lima kapal perangnya telah mencegat rudal-rudal Iran yang menyerang Israel selama perang 12 hari. Foto/Fran Ruchaslki via The Florida Times-Union

    TEL AVIV 

    - Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengakui lima

     kapal perang 

    mereka yang beroperasi di Laut Mediterania Timur telah mencegat rudal-rudal

     Iran 

    yang menyerang

     Israel 

    selama perang 12 hari. Pengakuan ini disampaikan dalam rilis resmi yang diterbitkan hari Minggu.

    Armada ke-6 AS menempatkan lima kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke di wilayah tersebut untuk memberikan dukungan pertahanan kepada Israel.

    "Sejak 14 Juni, kapal-kapal tersebut mencegat beberapa rudal balistik Iran," bunyi rilis resmi Angkatan Laut AS, sebagaimana dikutip dari Navy Times, Selasa (1/7/2025).

    Baca Juga: Iran Sudah Tahu Titik Lemah Israel, Perang Berikutnya Bakal Akhiri Rezim Zionis

    Kapal-kapal perusak tersebut adalah Thomas Hudner, Arleigh Burke, The Sullivans, Oscar Austin, dan Paul Ignatius.

    Kapal-kapal tersebut menggunakan Aegis Weapon System (Sistem Senjata Aegis), sistem senjata Angkatan Laut otomatis yang memanfaatkan radar berkekuatan tinggi untuk mendeteksi dan menghancurkan ancaman udara. Rilis tersebut tidak memberikan rincian tentang target rudal yang dihancurkan sistem Aegis.

    Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Dan Caine dan komandan Angkatan Laut AS untuk Eropa-Afrika Laksamana Stuart B Munsch telah mengunjungi awak kapal Thomas Hudner saat singgah di Sousa Bay, Yunani, pada hari Minggu. Mereka memberi ucapan selamat atas keberhasilan misi mereka dalam mendukung stabilitas regional.

    Komando Pusat (CENTCOM) AS mengatakan Iran tetap menjadi ancaman keamanan bahkan setelah perang 12 hari dengan Israel berakhir.

    “Thomas Hudner mewakili standar terbaik dan tertinggi Angkatan Laut kami,” kata Munsch.

    “Dikerahkan dari tanah air dan beroperasi ke depan untuk mempertahankan negara dan kepentingan kami di luar negeri telah menjadi ciri khas Angkatan Laut kami selama lebih dari dua abad. Angkatan Laut yang beroperasi di wilayah Eropa dan sekitarnya telah menunjukkan bahwa Angkatan Laut kami siap, berposisi, dan sigap menghadapi tantangan yang kami hadapi," paparnya.

    Kapal perang Arleigh Burke, Paul Ignatius, dan Oscar Austin sebagian besar ditempatkan di Pangkalan Angkatan Laut Rota, Spanyol. Keluarga Sullivan dan Thomas Hudner bermarkas di Mayport, Florida.

    Israel melancarkan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran pada 13 Juni, menewaskan para ilmuwan nuklir dan pemimpin militer senior.

    Iran membalas, menembakkan rudal ke Israel dan menyerang situs militer dan fasilitas penting Zionis.

    Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan Amerika Serikat bahwa intervensi akan menyebabkan "kerusakan yang tidak dapat diperbaiki" bagi AS.

    Pada 21 Juni, Presiden AS Donald Trump memerintahkan serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir Iran. Serangan tersebut, yang dinamai Operasi Midnight Hammer, melibatkan 125 pesawat AS, 75 senjata presisi, dan lebih dari selusin bom penghancur bunker seberat 30.000 pon yang menyerang tiga fasilitas nuklir Iran; Fordow, Natanz, dan Isfahan.

    Sejauh mana serangan itu dan kerusakannya terhadap program nuklir Iran telah diperdebatkan dengan sengit.

    Pemerintahan Trump awalnya memuji serangan itu karena telah sepenuhnya menghancurkan situs dan program nuklir Iran.

    Namun penilaian awal oleh Badan Intelijen Pertahanan (DIA) mengatakan pengeboman itu hanya menunda program nuklir Iran selama beberapa bulan, sebuah kontradiksi dari klaim pemerintah Trump.

    Menteri Pertahanan Pete Hegseth menentang laporan tersebut dalam konferensi pers hari Kamis, menepis kronik media tentang perbedaan pendapat tersebut.

    Hegseth mengutip penilaian DIA tersebut sebagai "awal" dan "kurang meyakinkan", dan mengatakan serangan itu mengakibatkan "kerusakan parah" pada situs-situs nuklir Iran.

    Setelah Operasi Midnight Hammer, Iran melancarkan serangan rudal pada tanggal 23 Juni terhadap pasukan Amerika Serikat yang ditempatkan di Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, tetapi pasukan Qatar mencegat serangan tersebut.

    (mas)

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

     Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Infografis

    6 Jenis Rudal Iran yang...

    6 Jenis Rudal Iran yang Mampu Tembus Iron Dome Israel

    Komentar
    Additional JS