Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat Berita Dunia Internasional Featured Gencatan Senjata

    AS Keluarkan Gelombang Pertama Sanksi Iran setelah Gencatan Senjata Perang 12 Hari | Sindonews

    5 min read

     Dunia Internasional,

    AS Keluarkan Gelombang Pertama Sanksi Iran setelah Gencatan Senjata Perang 12 Hari | Halaman Lengkap

    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Jum'at, 04 Juli 2025 - 20:15 WIB

    AS Keluarkan Gelombang...

    AS menerapkan sanksi terhadap Iran. Foto/tehran times

    WASHINGTON 

    - Amerika Serikat (AS) mengeluarkan gelombang sanksi baru terhadap ekspor minyak Iran. Ini menjadi sanksi pertama terhadap sektor energi Teheran sejak gencatan senjata yang didukung Washington antara Israel dan Iran mulai berlaku bulan lalu.

    Di antara mereka yang menjadi sasaran sanksi yang diumumkan pada hari Kamis (4/7/2025) adalah pengusaha Irak Salim Ahmed Said dan perusahaannya yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA), yang dituduh AS menyelundupkan minyak Iran dengan mencampurnya dengan minyak Irak.

    "Perilaku Iran telah menghancurkannya. Meskipun memiliki banyak kesempatan untuk memilih perdamaian, para pemimpinnya telah memilih ekstremisme," ungkap Menteri Keuangan AS Scott Bessent.

    "Departemen Keuangan akan terus menargetkan sumber pendapatan Teheran dan mengintensifkan tekanan ekonomi untuk mengganggu akses rezim tersebut ke sumber daya keuangan yang memicu kegiatan destabilisasinya," papar dia.

    Setelah gencatan senjata dicapai pada 24 Juni, Presiden AS Donald Trump mengatakan China dapat membeli minyak Iran, yang mengisyaratkan AS mungkin mencabut sanksinya terhadap ekspor energi Teheran.

    Namun, janji itu tidak bertahan lama. Trump menulis dalam unggahan media sosial pekan lalu bahwa ia "segera menghentikan semua pekerjaan untuk keringanan sanksi" sebagai tanggapan atas pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei yang mengklaim kemenangan atas Israel.

    Presiden AS juga mengatakan ia menghentikan Israel dari membunuh Khamenei, menyelamatkannya dari "KEMATIAN YANG SANGAT BURUK DAN TERHINA".

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan Israel berusaha membunuh Khamenei tetapi "tidak ada peluang operasional" untuk pembunuhan itu.

    Israel melancarkan serangan udara terhadap Iran tanpa provokasi langsung pada 13 Juni, menewaskan ratusan warga Iran, termasuk warga sipil dan pejabat tinggi militer.

    AS bergabung dengan kampanye Israel dan menyerang tiga lokasi nuklir Iran. Iran menanggapi dengan serangan rudal terhadap Israel dan serangan terhadap pangkalan udara yang menampung tentara AS di Qatar.

    Trump mengklaim serangan udara AS "menghancurkan" fasilitas nuklir Iran.

    Pada hari Rabu, Pentagon mengatakan operasi pengeboman AS menghambat program nuklir Iran satu hingga dua tahun.

    Namun, tidak jelas di mana persediaan uranium yang diperkaya tinggi milik Iran berada.

    Bulan lalu, negara itu mengesahkan undang-undang untuk menangguhkan kerja sama dengan pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), atas kegagalan badan tersebut mengutuk serangan AS dan Israel.

    Langkah tersebut telah memicu teguran dari AS dan beberapa negara Eropa.

    Pada hari Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei menyatakan Iran melakukan kontak tidak langsung dengan AS melalui Oman dan Qatar untuk menemukan solusi diplomatik atas krisis tersebut.

    "Diplomasi tidak boleh disalahgunakan atau digunakan sebagai alat untuk menipu atau sekadar semacam perang psikologis terhadap musuh-musuh mereka," ujar Baghaei kepada Sky News.

    Ia menambahkan Teheran merasa upaya diplomatiknya telah "dikhianati".

    Beberapa jam sebelum Israel memulai perang bulan lalu, Trump menegaskan kembali komitmen AS terhadap diplomasi.

    Dan beberapa hari sebelum serangan AS, ia mengatakan akan membuat keputusan untuk bergabung dalam perang dalam waktu dua pekan untuk memungkinkan perundingan antara Iran dan negara-negara Eropa.

    Baca juga: Ambisi Trump untuk Golden Dome Picu Peningkatan 4 Kali Lipat Akuisisi Rudal Patriot

    (sya)

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

     Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Infografis

    Rusia Tolak Gencatan...

    Rusia Tolak Gencatan Senjata sebagai Solusi Perang Ukraina

    Komentar
    Additional JS