Iran Buka Kembali Wilayah Udaranya setelah Perang dengan Israel Mereda | Sindonews
Dunia Internasional,Konflik Timur Tengah,
Iran Buka Kembali Wilayah Udaranya setelah Perang dengan Israel Mereda | Halaman Lengkap

Iran membuka kembali wilayah udaranya setelah perang dengan Israel mereda. Foto/Tehran Times
-
Iranmengumumkan bahwa mereka telah membuka kembali wilayah udaranya, termasuk wilayah udara Teheran, setelah menutupnya pada 13 Juni karena perang dengan
Israel.Pembukaan kembali wilayah udara itu dimulai sejak Kamis.
“Bandara Internasional Mehrabad dan Imam Khomeini di Teheran, serta bandara-bandara di utara, timur, barat, dan selatan negara itu, telah dibuka kembali dan siap untuk mengoperasikan penerbangan,” tulis kantor berita pemerintah Iran, IRNA, yang dikutip AFP, Jumat (4/7/2025).
Menurut pihak berwenang, penerbangan domestik dan internasional dari semua bandara di seluruh negeri—kecuali yang di Isfahan dan Tabriz—akan beroperasi antara pukul 05.00 pagi hingga 18.00 sore.
Baca Juga: Dukung Israel saat Perang, Eks Putra Mahkota Iran Reza Pahlavi Kehilangan Dukungan
Penerbangan dari Isfahan dan Tabriz, menurut IRNA, akan dilanjutkan segera setelah infrastruktur yang diperlukan tersedia.
Iran menutup seluruh wilayah udaranya bulan lalu setelah Israel melancarkan gelombang serangan udara, yang memicu serangan rudal balasan Teheran.
Perang mereda setelah kedua negara sepakat gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat, dan berlaku mulai 24 Juni.
Iran telah membuka kembali wilayah udara di timur dan memperluas akses untuk penerbangan internasional setelah gencatan senjata.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa serangan AS terhadap Iran secara efektif telah mengakhiri retorika permusuhan dari Teheran dan mendorong para pemimpinnya untuk mencari perundingan dengan Washington.
"Kami baru saja melakukan pekerjaan yang sangat hebat. Dan kemudian, tentu saja, Anda menutupnya dengan serangan, serangan yang sempurna di Iran, di mana mereka berbicara dengan sangat buruk, Anda tahu, kematian bagi Amerika, kematian bagi Israel. Mereka berbicara dengan sangat buruk," kata Trump di depan pertemuan massa di Des Moines, Iowa.
"Mereka tidak berbicara buruk lagi, sejujurnya. Dan kami bahkan mungkin bertemu dengan mereka dan melihat," ujarnya.
"Mereka ingin bertemu, mereka ingin bertemu, dan kami akan melihat apakah kami dapat melakukan sesuatu. Tetapi mereka ingin bertemu. Saya pikir mereka sangat ingin bertemu," paparnya.
Sebelumnya, Trump mengatakan kepada wartawan di Pangkalan Gabungan Andrews: "Iran memang ingin berbicara. Dan saya pikir mereka ingin berbicara dengan saya. Dan sudah saatnya mereka melakukannya."
"Kami tidak bermaksud menyakiti mereka. Kami bermaksud membiarkan mereka menjadi negara lagi. Mereka dihajar dan, Anda tahu, mereka berdua kelelahan, terus terang saja. Namun, Iran benar-benar dihajar. Dan saya pikir mereka ingin bertemu. Maksud saya, saya tahu mereka ingin bertemu. Dan jika perlu, saya akan melakukannya," paparnya.
Trump menyampaikan pernyataan tersebut setelah percakapan teleponnya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, di mana kedua pihak membahas Iran dan Ukraina.
Di sisi lain, Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi pada hari Kamis terhadap jaringan yang menyelundupkan minyak Iran yang disamarkan sebagai minyak Irak dan terhadap lembaga keuangan yang dikendalikan Hizbullah.
Departemen tersebut mengatakan jaringan perusahaan yang dijalankan oleh warga negara Irak-Inggris Salim Ahmed Said telah membeli dan mengirim minyak Iran senilai miliaran dolar yang disamarkan sebagai, atau dicampur dengan, minyak Irak setidaknya sejak tahun 2020.
Sanksi tersebut merupakan sanksi pertama yang dijatuhkan terhadap Iran setelah serangan AS dan Israel terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran.
(mas)