Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Diplomat Kemlu Featured Kapolri Kasus Lintas Peristiwa pinfo

    Bantah Penyelidikan Kematian Diplomat Kemlu Terkendala, Kapolri: Kita Ingin Lebih Cermat - Kompas

    4 min read

     Peristiwa

    Bantah Penyelidikan Kematian Diplomat Kemlu Terkendala, Kapolri: Kita Ingin Lebih Cermat

    DEPOK, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membantah adanya kendala dalam penyelidikan kasus kematian ADP (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan tewas di kamar indekos wilayah Menteng, Gondangdia, Jakarta Pusat.

    “(Bukan kendala), lebih kepada posisi kita ingin lebih cermat,” kata Listyo kepada wartawan di Lapangan Tembak Mako Brimob, Kamis (17/7/2025).

    Baca juga: Tewasnya Diplomat Kemlu Dianggap Janggal, Istana: Kita Tak Bisa Paksa Polisi Hasilnya Harus Cepat

    Listyo menjelaskan, proses penyelidikan memerlukan seluruh hasil pemeriksaan selesai untuk bisa mendapatkan satu kesimpulan yang jelas.

    Waspada! BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di 19 Wilayah, Mana Saja?

    “Yang kedua, juga kita ingin menunggu seluruh hasil tuntas sehingga kemudian ini semuanya bisa dipadukan untuk kemudian bisa dipertanggungjawabkan ke publik,” ujar Listyo.

    Sejauh ini, proses penyelidikan masih terus berlanjut. Pemeriksaan terhadap jenazah ADP juga dilakukan melalui kedokteran forensik dan laboratorium forensik.

    “Semuanya harus kita kumpulkan jadi satu untuk nanti kemudian menjadi kesimpulan terkait dengan peristiwa yang terjadi. Apakah peristiwa pidana ataukah peristiwa yang lain,” terang Listyo.

    “Jadi ditunggu saja karena memang prosesnya harus seperti itu,” sambung dia.

    Sebelumnya diberitakan, seorang diplomat Kementerian Luar Negeri berinisial ADP (39) ditemukan tewas di kamar kosnya di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).

    Baca juga: Kapolri Sebut Kasus Kematian Diplomat Kemenlu Menunggu Hasil Labfor

    Ketika pertama kali ditemukan, ADP dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepala korban tampak terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut berwarna biru.

    Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, serta pakaian yang dikenakan korban saat ditemukan tak bernyawa.

    Selain itu, ditemukan pula sejumlah obat-obatan ringan di dalam kamar, seperti obat sakit kepala dan obat lambung.

    Namun, belum ada indikasi keterkaitan antara obat-obatan tersebut dengan penyebab kematian korban.

    Polisi juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya. Meski demikian, penyidik belum dapat memastikan apakah lakban tersebut dipasang sendiri oleh korban atau melibatkan pihak lain.

    Diketahui, komunikasi terakhir antara ADP dan istrinya terjadi pada Senin (7/7/2025) sekitar pukul 21.00 WIB.

    Baca juga: Kondisi Terkini TKP Tewasnya Diplomat Kemlu, Masih Dipasang Garis Polisi

    Sang istri sempat kembali menghubungi ADP keesokan paginya, tepatnya pukul 05.00 WIB, namun tak mendapat respons hingga pukul 07.00–08.00 WIB.

    Karena tak kunjung mendapat kabar, istri ADP lalu meminta bantuan penjaga kos untuk memeriksa kondisi suaminya.

    Penjaga kos pun mencoba mencari tahu dengan mendatangi kamar ADP. Karena tak ada respons dari dalam, penjaga akhirnya membuka paksa jendela kamar yang kemudian diketahui mengalami kerusakan akibat dicongkel.

    Berdasarkan rekaman CCTV, tampak penjaga kos bersama seorang pria lainnya berupaya membuka paksa jendela dan pintu kamar, yang saat itu terkunci dari dalam.

    Polisi menyatakan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, dan tidak ada barang milik ADP yang hilang.

    ADP diketahui merupakan warga asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

    Korban tinggal seorang diri di kamar kos tersebut. Sedangkan, istrinya berada di Yogyakarta.

    Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

    Sirene Peringatan Meraung di Taiwan dan Setop Aktivitas Warga, Ada Apa?

    Komentar
    Additional JS