Baru Ujicoba, Empat Bus Trans Sulsel Sudah Rusak, Bagian Kaki-kaki Patah - Halaman all - Tribun-timur
Baru Ujicoba, Empat Bus Trans Sulsel Sudah Rusak, Bagian Kaki-kaki Patah - Halaman all - Tribun-timur

TRIBUN-TIMUR.COM – Bus Trans-Sulsel sudah rusak saat ujicoba.
Bus milik Dinas Perhubungan Sulawesi Selatan (Sulsel) itu tak mampu menahan beban.
Antusiasme masyarakat terhadap layanan Trans-Sulsel yang baru diuji coba melonjak.
Dishub Sulsel mencatat lonjakan jumlah penumpang hingga melebihi kapasitas normal.
Hal itu menyebabkan kerusakan pada sejumlah armada.
Hal itu diungkap oleh Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Andi Erwin Terwo setelah meluncurkan dua koridor Trans-Sulsel di Kawasan Center Point Of Indonesia, Kota Makassar, Senin (14/7/2025).
Andi Erwin Terwo mengatakan, selama uji coba sepekan terakhir, minat warga menggunakan layanan Trans-Sulsel sangat tinggi.
Akibatnya, terjadi over kapasitas hingga 200 persen dalam satu armada.
“Dalam beberapa hari terakhir, terjadi lonjakan penumpang hingga 200 persen. Bus yang seharusnya mengangkut 19 hingga 25 orang, justru diisi hingga 40 sampai 60 orang,” katanya.
Akibat beban berlebihan, empat unit bus rusak, terutama pada bagian per kendaraan yang patah.
Pemerintah kemudian mempertimbangkan berbagai langkah penyesuaian, termasuk meninjau ulang regulasi sistem perhitungan pendapatan berbasis kinerja atau skema Buy The Service (BTS).
Saat ini, dua koridor Trans-Sulsel sudah beroperasi dengan jumlah armada, 27 bus.
Sementara itu, satu koridor tambahan, yaitu Koridor 3, masih belum dijalankan.
Hal itu disebabkan, hasil uji coba sebelumnya menunjukkan load factor yang rendah, serta kondisi jalur sempit dan rawan gangguan operasional.
Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, megatakan jika pemerintah menyadari tantangan dalam menjaga keberlanjutan layanan transportasi publik seperti Trans-Sulsel.
“Model seperti ini sudah beberapa kali dijalankan, termasuk Trans Mamminasata dan Teman Bus. Umumnya, saat layanan gratis, masyarakat ramai, tapi begitu mulai berbayar, pengguna turun drastis,” katanya.
Untuk itu, pemerintah provinsi tengah menyusun grand design agar Trans-Sulsel bisa terus beroperasi secara berkelanjutan.
Salah satu skenario kebijakan yang dipertimbangkan adalah mendorong penggunaan transportasi umum secara masif, termasuk pelarangan ASN dan masyarakat umum menggunakan kendaraan pribadi pada hari-hari tertentu.
“Kita juga bisa mempertimbangkan stimulus, seperti memberikan akses gratis kepada pelajar dari keluarga kurang mampu agar mereka menggunakan Trans-Sulsel sebagai moda utama,” ungkapnya.
Lanjut Sudirman, semua kebijakan ini masih dalam tahap perencanaan, namun tujuan utamanya adalah agar Trans-Sulsel menjadi layanan permanen yang dapat diakses oleh masyarakat.
Trans Sulsel juga mendukung efisiensi dan keberlanjutan sistem transportasi publik di Sulsel.
“Saat ini sudah ada dua koridor yang berjalan dan sementara digratiskan. Kami terus mengevaluasi antusiasme masyarakat agar transisi ke pengelolaan penuh di daerah berjalan lancar tanpa membebani masyarakat,” ujarnya usai peluncuran.
Ia menegaskan belum ada tarif karena layanan masih dalam tahap uji coba, dan nantinya akan menggunakan kartu terintegrasi untuk moda darat, laut, dan udara.
Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Andi Erwin Terwo, menambahkan koridor ini merupakan kelanjutan dari Trans Mamminasata.
Armada Trans Sulsel terdiri dari 27 bus: 14 unit untuk koridor 1 (13 aktif, 1 cadangan) dan 13 unit untuk koridor 2 (12 aktif, 1 cadangan).
“Sistem baru ini tidak menggantikan Teman Bus, tetap berjalan hingga kontraknya selesai tahun 2026,” jelasnya.
Pendanaan subsidi dijelaskan Erwin menjangkau sekitar Rp16 miliar untuk operasional awal.
Ia berharap, Trans Sulsel menjadi fondasi transportasi publik modern dan terjangkau.
“Terkait subsidi, untuk tahun ini jumlah yang disiapkan sekitar Rp16 miliar, sesuai arahan dan alokasi yang diberikan,” tambahnya. (*)
Trans Sulsel Disubsidi
Dua koridor Trans Sulsel mulai beroperasi di kawasan Mamminasata.
Pengoperasian ini didukung subsidiRp16,7 miliar dari Pemprov.
Peluncuran perdana berlangsung di kawasan Center Point of Indonesia (CPI), Kota Makassar, Senin (14/7/2025).
Masyarakat bisa menikmati layanan ini secara gratis pada tahap awal.
Koridor satu mencakup rute Makassar–Takalar.
Rute ini dirancang untuk menghubungkan pusat kota hingga kawasan pesisir di Kabupaten Takalar.
Sebanyak 14 bus disiapkan untuk melayani koridor ini.
Total halte yang tersedia mencapai 105 titik, meliputi jalur pulang dan pergi.
Rute dimulai dari Panakkukang Square, kemudian melintasi Jalan AP Pettarani, Pelita Raya, Sungai Saddang, dan Gunung Latimojong.
Selanjutnya, bus akan melewati Jalan Lanto Dg Pasewang, Haji Bau, hingga tiba di kawasan CPI sebagai salah satu titik transit utama.
Dari CPI, perjalanan dilanjutkan ke Universitas Ciputra, Masjid 99 Kubah, dan RS Vertikal Kemenkes.
Koridor ini berakhir di Pelabuhan Takalar, menjadikan layanan Trans Sulsel sebagai alternatif baru transportasi antarkota di Sulsel.
Koridor dua Trans Sulsel difokuskan pada jalur pendidikan dan konektivitas transportasi strategis di wilayah Mamminasata.
Rute ini menghubungkan Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Tamalanrea, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, hingga Terminal Kereta Api Mandai, Kabupaten Maros.
Sebanyak 13 bus disiapkan untuk melayani koridor ini.
Layanan ini dirancang untuk memudahkan mobilitas pelajar, mahasiswa, dan pengguna transportasi umum antardaerah.