Begitu Besar Pengaruh Indonesia Sampai Keputusannya Borong 48 Unit Jet Tempur KAAN Turki Disebut Kejatuhan Industri Pertahanan Barat - Zona Jakarta
Begitu Besar Pengaruh Indonesia Sampai Keputusannya Borong 48 Unit Jet Tempur KAAN Turki Disebut Kejatuhan Industri Pertahanan Barat - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.com - Indonesia dengan cepat menjadi salah satu negara terpenting di Indo-Pasifik.
Sebab AS dan China terus bersaing untuk mendominasi kawasan ini.
Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar keempat di dunia.
Indonesia juga merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, dan sangat berpengaruh dalam urusan dunia Islam.
Terlebih lagi, Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Hal itu menjadikannya negara terpenting di antara semua negara Asia Tenggara yang diperebutkan oleh AS dan China, seperti dilaporkan laman National Interest dalam artikel berjudul "It’s Official: Indonesia Wants to Buy Turkey’s KAAN Warplanes" terbitan 4 Juli 2025.
Layaknya banyak kekuatan regional berukuran sedang dalam lingkungan geopolitik multipolar, pemerintah Indonesia berupaya untuk menjalankan kebijakan luar negeri yang netral.
Pemerintah Indonesia ingin menyeimbangkan China dan AS untuk memaksimalkan peluangnya sendiri.
Salah satu arena ekonomi terpenting bagi persaingan geopolitik adalah manufaktur dan ekspor senjata.
Baca Juga:
Indonesia tengah menjalani kampanye modernisasi militer besar-besaran.
Karena letak geografisnya, Indonesia benar-benar fokus pada peningkatan kemampuan angkatan laut dan udaranya.
Memasuki dekade ini, Indonesia merupakan pemain kecil dalam permainan geopolitik yang hebat.
Namun, di pertengahan tahun 2020-an, persaingan untuk mendapatkan pengaruh atas Indonesia telah menghasilkan beberapa perkembangan menarik.
Misalnya, diasumsikan bahwa Indonesia akan membeli Rafale buatan Prancis untuk menambah armada jet tempurnya yang sudah tua.
Namun, menyusul penampilan memalukan jet tempur Dassault dalam perang India-Pakistan, Indonesia telah memulai peninjauan serius terhadap rencana pembelian jet tempur tersebut.
Indonesia kini tengah disodori J-10C buatan China, jet tempur yang digunakan Angkatan Udara Pakistan (PAF) dalam perang udara melawan India bulan lalu dengan hasil yang sangat baik.
Singkatnya, Indonesia sedang menilai kembali komitmen mereka terhadap sistem Barat yang lebih mahal.
Dan tepat ketika keadaan semakin buruk bagi produsen senjata Barat, tampaknya pemain baru telah memasuki pasar Indonesia yakni Turki.
Baca Juga:
Laporan dari awal bulan ini menunjukkan bahwa Indonesia telah menandatangani Nota Kesepahaman (MOU) dengan Turki untuk pengadaan 48 jet tempur KAAN generasi kelima.
Turkish Aerospace Industries, perusahaan pertahanan Turki yang memproduksi pesawat tempur KAAN, juga akan mentransfer sejumlah besar teknologi canggih yang dibutuhkan untuk mendukung 48 pesawat tempur KAAN sebagai bagian dari kesepakatan dengan Jakarta.
Pengiriman direncanakan pada tahun 2030-an dan akan menghabiskan biaya Indonesia sekitar $12 hingga $15 miliar.
Kesepakatan KAAN merupakan perubahan yang mencengangkan.
Bukan hanya karena hal itu merupakan lompatan radikal ke depan dalam kemampuan udara Indonesia, tetapi juga karena hal menunjukkan seberapa jauh perusahaan pertahanan Barat telah jatuh.
Karena tidak dapat memproduksi secara massal sistem yang rumit dan tidak lagi mampu mengalahkan China, Rusia, dan sekarang Turki dalam desain pesawat terbang, sektor pertahanan Barat telah mandek, sebagian besar mengandalkan reputasinya yang cemerlang dalam beberapa dekade terakhir.
Indonesia adalah contoh utama dari kejatuhan ini.
AS membutuhkan hubungan yang lebih erat dengan Indonesia untuk melawan apa yang dilakukan China di kawasan tersebut.
Namun, berkat kontraktor pertahanan AS yang besar dan mahal, F-35 dianggap mahal dan terlalu rumit secara teknis untuk dirawat oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Program alternatif, seperti jet tempur KAAN milik Turki, mengisi kekosongan itu.
KAAN, pada kenyataannya, merupakan hasil dari serangkaian keputusan picik oleh AS yang dimulai di bawah Presiden Barack Obama.
Selama periode penurunan relatif dalam hubungan AS-Turki yang berlangsung hingga masa jabatan pertama Trump sebagai presiden, Washington mengeluarkan Turki dari program pengembangan F-35 Lightning II.
Hal itu terjadi setelah mengakuisisi sistem pertahanan udara S-400 Rusia ketimbang sistem pertahanan udara AS, seperti dilaporkan laman Defense News dalam artikel berjudul "Turkey officially kicked out of F-35 program, costing US half a billion dollars" terbitan 18 Juli 2019.
Berkat kecerdikan Turki, Ankara menerima penghinaan karena disisihkan dari program F-35 dan menggunakannya sebagai alasan untuk menasionalisasikan pengembangan militernya.
Hasilnya saat ini Turki telah menciptakan kapasitas produksi pertahanan dalam negeri yang benar-benar mengesankan.
Baca Juga:
Turki memproduksi kapal perang dan jet tempur dengan kecepatan yang hanya dapat diimpikan oleh negara-negara NATO lainnya.
Ankara, sebagai kekuatan regional besar yang bangkit kembali, tidak akan membiarkan dirinya diganggu oleh apa yang dipandangnya sebagai agresi Barat.
Sebaliknya, ia akan berjalan dan telah berjalan dengan caranya sendiri.
Setelah kehilangan akses ke F-35, Turki masih membutuhkan kemampuan jet tempur generasi kelima.
Jadi, Turki membangunnya sendiri.
Sekarang, Turki bersaing dengan AS, Rusia, dan Cina untuk mendapatkan keunggulan di pasar ekspor global.
Berkat Indonesia, Turki memperoleh kemenangan besar pertamanya.
Ekspor senjata seperti yang diwakili oleh kesepakatan KAAN antara Turki dan Indonesia bersifat jangka panjang dan pada dasarnya mengubah keseimbangan kekuatan di kawasan tersebut.
Sumber Asing Mencium Gelagat Indonesia ingin Tambahan 24 Jet Tempur Rafale Dassault Aviation Prancis
Beda Sikap dengan Indonesia, Negara Ini Singkirkan Rafale Demi Jet Tempur Lain dan Beri Pelajaran Penting bagi Dassault Aviation
Jet Tempur KAAN yang Dibeli Indonesia Bisa Dipasangi Rudal Jelajah SOM-M Paling Canggih Dapat Lenyapkan Pangkalan Militer

Jet Tempur Generasi Kelima Dua Kursi Pertama di Dunia Kini Beroperasi dan Langsung Masuk Layanan Negara Sahabat Indonesia
Satgas Kopasgat dan Bandara Mulia Terus Perkuat Sinergi Demi Tingkatkan Aksesibilitas dan Keamanan di Papua Tengah
Sebut Terbesar dan Tercanggih, Media Asing Kuliti Kapal Perang Terbaru Milik Indonesia yang Jadi Lambang Kemajuan dan Kehormatan NKRI
Helikopter AS565 MBe Panther Puspenerbal Buatan PTDI dan Airbus jadi Saksi Hidup Evakuasi Tenggelamnya Kapal KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

Bukan Hanya Fregat Merah Putih, Perusahaan Turki Havelsan Bocorkan sudah 10 lebih Kapal Perang Indonesia Pakai Sistem Kombatan ADVENT Buatannya

Pasukan Khusus Marinir & Denjaka TNI AL Indonesia Digembleng Jadi Pilot dan Teknisi Flying Inflatable Boat di Hunan China
