Hizbullah Tidak akan Serahkan Senjata Meskipun Ada Usulan AS | Sindonews
Dunia Internasional,Konflik Timur Tengah,
Hizbullah Tidak akan Serahkan Senjata Meskipun Ada Usulan AS | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Sabtu, 19 Juli 2025 - 08:46 WIB
Pemimpin Hizbullah Naim Qassem. Foto/almanar tv
- Pemimpin Hizbullah Naim Qassem tampaknya menolak usulan pelucutan senjata kelompoknya, yang diajukan Amerika Serikat (AS) kepada pimpinan Lebanon bulan lalu. Qassem berargumen pada hari Jumat (18/7/2025) bahwa tentara Israel akan memperluas wilayah di Lebanon jika tidak ada "perlawanan" di negara itu.
"Kami tidak akan menyerah atau menyerah kepada Israel; Israel tidak akan mengambil senjata kami," ujar dia dalam pesan video.
Komentar Qassem berpotensi menjadi pukulan bagi upaya diplomat AS Thomas Barrack bulan lalu untuk mengamankan kesepakatan antara Lebanon dan Israel yang akan melibatkan pelucutan senjata kelompok bersenjata Lebanon tersebut.
Barrack, duta besar AS untuk Turki dan utusan khusus untuk Suriah, telah menyatakan ia "sangat puas" awal bulan ini setelah menerima tanggapan atas usulannya dari otoritas Lebanon, dan menambahkan "rencana ke depan" sedang disusun.
Para pemimpin Lebanon yang menjabat setelah lebih dari setahun permusuhan antara Israel dan Hizbullah telah menjanjikan monopoli negara atas kepemilikan senjata, sembari menuntut Israel mematuhi gencatan senjata dengan kelompok tersebut yang dicapai November lalu.
Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam mengatakan dalam wawancara dengan Al Jadeed TV pada hari Jumat bahwa kekhawatiran akan eskalasi Israel memang beralasan, tetapi proposal AS tersebut merupakan "kesempatan" yang dapat menyebabkan penarikan Israel.
Salam mengakui senjata Hizbullah memainkan peran utama dalam pembebasan Lebanon Selatan dari Israel pada tahun 2000, tetapi bersikeras senjata-senjata tersebut sekarang harus berada di bawah komando negara Lebanon.
Namun, Qassem mengatakan Lebanon menghadapi bahaya eksistensial yang seharusnya diprioritaskan daripada isu pemberian monopoli negara atas penggunaan senjata.
“Setelah kami mengatasi bahaya tersebut, kami siap membahas strategi pertahanan atau strategi keamanan nasional,” ujar dia.
Hizbullah mengklaim angkatan bersenjata Lebanon telah gagal menghadapi pelanggaran Israel sejak berdirinya Israel pada tahun 1948.
Hizbullah Siap Konfrontasi Defensif
Berdasarkan gencatan senjata, Hizbullah akan menarik kembali pasukannya ke utara Sungai Litani, sekitar 30 km (18 mil) dari perbatasan Israel.
Israel akan menarik pasukannya dari Lebanon, tetapi tetap menempatkan mereka di lima wilayah yang dianggap strategis dan telah melanggar gencatan senjata hampir setiap hari dengan serangan mematikan.
Israel memberikan pukulan telak kepada Hizbullah dalam perang tahun lalu, membunuh pemimpinnya, Hassan Nasrallah, beserta komandan lainnya dan menghancurkan sebagian besar persenjataannya.
Qassem tampaknya mengakui Hizbullah tidak dalam posisi untuk membalas atau menyerang pasukan Israel yang menduduki sebagian Lebanon Selatan.
Namun, ia mengatakan kelompok itu tidak akan melucuti senjata di bawah ancaman perang habis-habisan yang baru.
"Kami sedang bergerak maju, siap dan siaga untuk konfrontasi defensif," tegas pimpinan Hizbullah.
Baca juga: Abu Ubaidah: Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata untuk Bebaskan Semua Tawanan di Gaza
(sya)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

Iran: 2 Kapal Induk Nuklir AS Tak akan Berani Menyerang!