Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Beras Berita Dunia Internasional Featured Jepang pinfo

    Jepang Krisis Beras, Harga Meroket 99 Persen - Kompas

    4 min read

     Dunia Internasional,

    Jepang Krisis Beras, Harga Meroket 99 Persen

    TOKYO, KOMPAS.com - Jepang mengalami krisis beras dengan harga yang melonjak 99,2 persen pada Juni dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (yoy).

    Sebelumnya, harga beras di "Negeri Sakura" telah melonjak lebih dari 92,5 persen pada Maret yoy dan 98,4 persen pada April yoy.

    Kenaikan harga beras di Jepang mencapai level tertingginya pada Mei yoy dengan lonjakan 101 persen, sebagaimana dilansir AFP, Jumat (18/7/2025).

    Baca juga: Gara-gara Salah Ucap” soal Beras, Menteri Pertanian Jepang Mundur dari Jabatannya

    Dituduh Mata-Mata, China Penjarakan Warga Jepang Selama 3,5 Tahun

    Kenaikan harga beras tersebut menambah tekanan kepada Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menjelang pemilihan umum akhir pekan ini.

    Ada beberapa faktor balik kenaikan harga beras Jepang, antara lain kurangnya hasil panen akibat musim panas yang sangat panas dua tahun lalu.

    Sejak saat itu, beberapa pedagang telah menimbun beras agas bisa menggandakan keuntungan mereka di kemudian hari.

    Masalah ini diperparah oleh aksi beli panik tahun lalu yang dipicu oleh peringatan pemerintah tentang potensi "gempa besar" yang tidak terjadi.

    Pemerintah Jepang lantas mengambil sejumlah langkah seperti melepaskan cadangan daruratnya sejak Februari, yang biasanya hanya dilakukan selama bencana.

    Baca juga: Klaim Tak Pernah Beli Beras Saat Harga Melonjak, Menteri Pertanian Jepang Tuai Kecaman

    Dukungan merosot

    Shigeru Ishiba mendapat tepuk tangan setelah terpilih menjadi pemimpin baru partai berkuasa di Jepang, Partai Demokratik Liberal (LDP), dalam pemilihan kepemimpinan di Tokyo, 27 September 2024.

    Lihat Foto

    Dukungan publik terhadap Ishiba telah jatuh ke level terendah sejak ia menjabat pada Oktober tahun lalu, sebagian karena frustrasi atas biaya hidup.

    Salah satu sumber utama kemarahan adalah inflasi, khususnya lonjakan harga beras, serta skandal-skandal di dalam partai yang berkuasa.

    Koalisi pemimpin berusia 68 tahun itu kehilangan mayoritas di majelis rendah yang berpengaruh pada Oktober.

    Gapaian tersebut merupakan hasil pemilu terburuk dalam 15 tahun bagi Partai Demokrat Liberal (LDP) yang telah memerintah Jepang hampir tanpa henti sejak tahun 1955.

    Jajak pendapat menjelang pemilu menunjukkan, koalisi yang berkuasa kemungkinan juga akan kehilangan mayoritas di majelis tinggi.

    Hal ini dapat memaksa Ishiba untuk mengundurkan diri setelah menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang kurang dari setahun.

    Baca juga: India-Pakistan Perang, Malaysia Cemaskan Pasokan Beras Nasionalnya

    Tekanan tarif

    Di satu sisi, Ishiba berada di bawah tekanan tambahan untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) sebelum tarif baru sebesar 25 persen berlaku pada 1 Agustus.

    Impor produk otomotif Jepang ke AS telah dikenakan pungutan yang memberatkan, begitu pula baja dan aluminium.

    Presiden AS Donald Trump ingin mendorong perusahaan-perusahaan Jepang untuk memproduksi lebih banyak di AS.

    Trump memaksa Tokyo membeli lebih banyak barang dari "Negeri Paman Sam" untuk mengurangi defisit perdagangan sebesar 70 miliar dollar AS.

    Ishiba sendiri telah mengirim utusan perdagangannya, Ryosei Akazawa, ke Washington sebanyak tujuh kali untuk bernegosiasi dengan pemerintahan Trump.

    Di samping itu, Ishiba juga dijadwalkan untuk menjamu Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada Jumat.

    Baca juga: Beras Langka, Jepang Lelang 150.000 Ton Stok Cadangan

    Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

    Jepang Murka Warganya Divonis China Atas Tuduhan Mata-mata

    Komentar
    Additional JS