Jet Tempur Karya Anak Bangsa Ini Akhirnya Bakal Terbang Keluar Pabrik Usai Bergelut dengan Hambatan Rantai Pasokan - Zona Jakarta
Jet Tempur Karya Anak Bangsa Ini Akhirnya Bakal Terbang Keluar Pabrik Usai Bergelut dengan Hambatan Rantai Pasokan - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.com - Hindustan Aeronautics Limited (HAL) akan meluncurkan jet tempur Tejas Mk1A pertama dari jalur produksi Nashik pada akhir Juli.
Kemudian integrasi dan uji tembak rudal udara-ke-udara Astra dijadwalkan pada awal Agustus.
Pengumuman itu disampaikan oleh DK Sunil selaku Ketua dan Direktur Pelaksana HAL.
Lini di wilayah Nashik menandai fasilitas produksi ketiga HAL setelah dua lini yang sudah ada di Bengaluru.
"Pesawat pertama dari Nashik sudah dalam tahap perakitan akhir dan pengujian. Kami perkirakan peluncurannya dalam sebulan," kata Sunil, mengutip laman Times of India dalam artikel berjudul "Tejas-Mk-1A roll out from Nashik this month, Astra firing likely in Aug: HAL CMD terbitan 3 Juli 2025.
Fasilitas ini diharapkan dapat memproduksi tiga hingga empat pesawat pada tahun perdananya, yang pada akhirnya mendukung produksi tahunan sebanyak delapan pesawat.
HAL juga memanfaatkan rantai pasokan sektor swasta, yakni VEM Technologies (badan pesawat tengah), Alpha (badan pesawat belakang), dan L&T (sayap) untuk menambah enam pesawat per tahun.
Alhasil meningkatkan total kapasitas produksi menjadi 30 pada tahun 2026-27.
Pada tahun 2021, India menandatangani kesepakatan senilai $716 juta untuk 99 mesin General Electric F404-IN20 guna menggerakkan pesawat tempur Tejas.
Baca Juga:
Pengiriman mesin GE F404-IN20, yang menggerakkan Tejas Mk1A, ditunda hingga Maret 2025 karena gangguan rantai pasokan, termasuk bangkrutnya pemasok komponen Korea Selatan.
Akibatnya, HAL berencana untuk merotasi mesin yang tersedia dalam jumlah terbatas untuk melakukan uji terbang yang penting, dengan tujuan untuk mengirimkan 12 unit Tejas Mk1A tahun ini.
HAL telah mengisyaratkan kemungkinan hukuman bagi GE atas keterlambatan jadwal pengiriman.
Mesin GE F404-IN20 dikontrak pada Agustus 2021 berdasarkan kesepakatan senilai USD 716 juta untuk 99 unit.

Mesin tersebut awalnya dijadwalkan mulai tiba pada Maret 2023.
Namun, hambatan rantai pasokan yang diperburuk oleh tekanan industri kedirgantaraan global dan masalah dengan subkontraktor Korea Selatan memperlambat jadwal pengiriman secara signifikan.
GE memberi tahu pemerintah India bahwa pengiriman baru akan dimulai pada Maret atau April 2025, yang berarti terjadi penundaan selama lebih dari dua tahun.
Kemunduran ini mengganggu jadwal produksi HAL, karena mesin tersebut merupakan bagian integral dari kemampuan canggih Tejas Mk1A.
Termasuk radar AESA, sistem peperangan elektronik, dan kompatibilitas dengan rudal Astra Mk1.
Mesin pertama akhirnya dikirim pada tanggal 25 Maret 2025, dengan GE menjanjikan 12 mesin pada tahun 2025 dan 20 mesin setiap tahun setelahnya.
Baca Juga:
Alhasil memungkinkan HAL untuk menargetkan pengiriman jet Mk1A pertama ke IAF pada pertengahan tahun 2025.
Tanggapan HAL terhadap penundaan itu merupakan bukti ketangguhannya.
Menghadapi kekurangan mesin, perusahaan terpaksa menggunakan mesin cadangan Kategori B, sebuah unit yang tidak terpakai, atau sebelumnya digunakan, dari kesepakatan GE sebelumnya, untuk uji terbang awal.
Termasuk penerbangan perdana LA-5033 pada Maret 2024 dan pesawat berikutnya, seperti LA-5039.
Rencana darurat tersebut membuat produksi terus berjalan, dengan HAL menyelesaikan 7 pesawat dalam waktu sekitar satu tahun, sebuah tanda yang jelas dari peningkatan efisiensi.
HAL akan mengintegrasikan rudal Astra yang dikembangkan DRDO pada awal Agustus.
"Kami perlu menyelesaikan beberapa masalah lain seperti peluncuran rudal, rudal Astra, yang kami rencanakan akan dilakukan pada bulan Agustus, awal Agustus," kata Sunil.
Awal bulan ini, dilaporkan bahwa radar lokal mungkin akan digantikan oleh sistem Israel.
HAL telah menghadapi kritik karena terus menggunakan radar ELTA Israel di Tejas Mk1A berdasarkan kontrak saat ini alih-alih beralih ke radar AESA Uttam lokal.


Sunil menjelaskan bahwa meskipun HAL awalnya mengontrak 40 radar ELTA, penundaan sertifikasi untuk radar Uttam dan rangkaian peperangan elektronik DRDO mengharuskan ketergantungan sementara pada sistem impor.
"Kami menunggu hingga Maret tahun ini, tetapi ketika kemajuan masih belum terjadi, kami terus maju," katanya.
Menanggapi kekhawatiran Angkatan Udara India mengenai persyaratan kualitatif staf pesawat (ASQR) yang tidak terpenuhi, Sunil mengaitkan penundaan dengan masalah desain lama dan ketergantungan pada lembaga mitra seperti ADA dan DRDO.
Baca Juga:
"Upaya paralel sedang dilakukan untuk menutup masalah ini di berbagai pesawat. Bukannya tidak ada upaya, hanya saja penutupan perlu lebih terstruktur,” ungkapnya, mengutip laman The Economic Times dalam artikel berjudul "Tejas Mk1A to finally fly out of factory this month: HAL chief says" terbitan 5 Juli 2025.
Angkatan Udara India berencana untuk mendatangkan total 352 pesawat Tejas dari varian Mk1A dan Mk2.
HAL tetap pada jalurnya untuk mengirimkan seluruh 12 pesawat karya anak bangsa India tersebut yang dijadwalkan tahun ini.
Dengan pasokan mesin yang stabil pada tahun fiskal berikutnya dan produksi penuh, diharapkan mencapai 30 pesawat per tahun pada tahun 2026-27, HAL bertujuan untuk memenuhi komitmennya di bawah program Tejas Mk1A.
***