Kasus Kematian Diplomat Arya Daru, Kemlu Sebut Layanan Konseling untuk Staf Disediakan - Kompas TV
Kasus,
Kasus Kematian Diplomat Arya Daru, Kemlu Sebut Layanan Konseling untuk Staf Disediakan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak Kementerian Luar Negeri atau Kemlu mengeklaim sudah menyediaksan layanan konseling bagi staf.
Hal tersebut disampaikan merespons hasil penyelidikan polisi terkait kasus kematian Diplomat Muda Kemlu, Arya Daru Pangayunan.
"Secara umum, Kemlu juga selama ini memberikan berbagai dukungan kepada seluruh staff dan keluarga Kemlu yang membutuhkan, termasuk layanan konseling psikologi dan psikiatri," demikian rilis Kemlu, Rabu (30/7/2024).
Dijelaskan, Kemlu senantiasa memberikan dukungan ke seluruh staf yang membutuhkan konseling psikologis.
"Layanan in-house ini telah disediakan Kemlu untuk membantu staf Kemlu dan keluarganya apabila terdampak dari aktivitas dan penugasan kedinasan," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan pemeriksaan psikologi forensik, Arya Daru Pangayunan diketahui mengalami burnout terkait pekerjaannya.
Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi), Nathanael Sumampouw menuturkan, Arya Daru sejatinya merupakan sosok yang dikenal memiliki karakter positif, bertanggung jawab, sportif terhadap rekan kerja, pekerja keras, sangat diandalkan, dan peduli terhadap lingkungannya.
Namun, sebagai sosok yang selalu menampilkan karekater diri, kualitas diri positif di lingkungan, Arya Daru justru mengalami kesulitan mengepresikan emosi negatif yang kuat terutama dalam situasi tekanan yang tinggi.

"Tekanan tersebut dihayati secara mendalam sehingga mempengaruhi bagaimana almarhum memandang dirinya lingkungan, dsn masa depan," ujarnya, Selasa (29/7).
"Almarhum berusaha menginternalisasi berbagai emosi negatif dan tidak menunjukkannya di depan orang lain," imbuhnya.
Meski demikian, pihaknya menemukan ada riwayat Arya Daru berupaya untuk mengakses layanan kesehatan mental secara daring.
Lebih lanjut ia menuturkan di masa-masa akhir kehidupan Arya Daru bsebagai diplomat, yang bersangkutan memiliki tugas melakukan perlindungan terhadap WNI.
“Almarhum pekerja kemanusiaan, memikul berbagai tanggung jawab, menjalankan tugas peran profesional sekaligus peran humanistik sebagai pelindung, pendengar, rescuer bagi WNI yang terjebak dalam situasi krisis dan memastikan bahwa negara hadir bagi WNI yang di luar negeri," jelasnya.
"Peran itu tentu menuntut empati yang tinggi, kepekaan emosional yang mendalam, ketahanan pikologis, sensitivitas sosial, yang ini semua tentu menimbulkan dampak seperti burnout, kelelahan kepedulian, terus menerus terpapar dengan trauma," jelasnya
Ia menegaskan, dinamika psikologis tersebut ditemukan pihaknya di masa akhir kehidupan Arya Daru.