Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Berita Featured Paci Jalur Sepak Bola Sepak Bola Internasional Spesial

    Mengenal Tradisi Pacu Jalur dari Kabupaten Kuansing, Warisan Budaya Riau yang Mendunia Karena Diunggah Akun TikTok Klub Bola PSG - Jawa Pos

    3 min read

      ,Sepak bola Internasional

    Mengenal Tradisi Pacu Jalur dari Kabupaten Kuansing, Warisan Budaya Riau yang Mendunia Karena Diunggah Akun TikTok Klub Bola PSG - Jawa Pos

    JawaPos.com - Media sosial kini tengah terpukau oleh sebuah tradisi penuh adrenalin dan warisan budaya yang kaya dari Riau, Indonesia: Pacu Jalur.

    Balapan perahu tradisional tersebut viral karena aksi penarinya diposting oleh akun TikTok klub sepak bola Paris Saint-Germain (PSG).

    Tradisi ini bukan sekadar lomba perahu biasa, melainkan pesta rakyat yang menyatukan sejarah, seni, dan semangat kebersamaan masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), dan kini menjadi sorotan global.

    Apa Itu Pacu Jalur?

    Pacu Jalur adalah lomba dayung tradisional yang digelar di Sungai Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, dengan perahu kayu besar, yang disebut 'jalur' karena mampu menampung hingga 60 orang pendayung. 

    Baca Juga: Dahsyat! Inilah Daftar Perusahaan Raksasa Dunia yang Mendukung Genosida Israel di Gaza: Ada Google dan Microsoft Juga

    Namun jangan bayangkan perahu biasa, karena jalur ini dihiasi ukiran-ukiran megah berbentuk kepala ular, harimau, hingga buaya, lengkap dengan payung adat, selendang warna-warni, dan tiang-tiang tinggi menjulang. Sungguh bak parade seni di atas air.

    Dari Alat Transportasi Jadi Ajang Bergengsi

    Tradisi Pacu Jalur berakar dari abad ke-17, ketika masyarakat Rantau Kuantan masih bergantung pada sungai sebagai jalur utama transportasi. 

    Jalur kala itu digunakan untuk mengangkut hasil bumi seperti pisang dan tebu, bahkan mampu membawa puluhan orang sekaligus.

    Namun seiring waktu, jalur tak lagi sekadar alat transportasi, ia menjelma jadi simbol status sosial, dengan hiasan indah yang hanya boleh digunakan oleh kaum bangsawan dan datuk setempat.

    Baca Juga: 7 Weton Didapuk Menjadi Bangsawan Kelas Atas Setelah Berhasil Mengumpulkan Tabungan Kekayaan Hingga Setinggi Gunung Menurut Primbon Jawa

    Sekitar 100 tahun kemudian, masyarakat mulai menggelar lomba balap antar jalur, memicu lahirnya tradisi Pacu Jalur seperti yang kita kenal sekarang.

    Awalnya digelar untuk merayakan hari besar Islam, tradisi ini kemudian bergeser menjadi bagian dari perayaan Hari Kemerdekaan RI setiap bulan Agustus.

    Saat hari Pacu Jalur tiba, Kota Teluk Kuantan berubah total. Jalanan macet, penginapan penuh, dan ribuan perantau mudik ke Kuansing hanya untuk menyaksikan adu cepat jalur-jalur terbaik.

     Lebih dari 100 tim jalur biasanya berpartisipasi, lengkap dengan yel-yel membakar semangat, musik tradisional, dan dentuman meriam yang menandai dimulainya lomba.

    Sejak pertama kali dilombakan secara formal pada 1903, Pacu Jalur kini menjadi agenda tahunan Pemerintah Provinsi Riau. Bahkan di masa penjajahan Belanda, tradisi ini digunakan untuk memeriahkan hari ulang tahun Ratu Belanda Wilhelmina. 

    Kini, acara ini tidak hanya menyedot wisatawan lokal, tapi juga mulai mencuri perhatian wisatawan mancanegara.

    Baca Juga: 6 Shio Pilihan Hidupnya Segera Diangkat dari Nasib yang Melarat dan Dimasukkan ke Dalam Kelompok Konglomerat Menurut Astrologi Tiongkok

    Tak heran, media sosial belakangan ini ramai dengan unggahan video Pacu Jalur yang viral, memperlihatkan semangat luar biasa para pendayung dan kemegahan tradisi yang masih hidup hingga kini. 

    Dunia pun mulai melirik: ada keunikan, ada seni, dan ada sejarah yang kuat di balik deru air Sungai Kuantan.

    Kebanggaan Riau, Warisan Dunia

    Pacu Jalur bukan hanya kebanggaan Kuansing, tapi juga simbol kuat budaya Melayu Riau yang masih lestari. Inilah potret Indonesia yang kaya akan tradisi, semangat gotong royong, dan daya tarik budaya yang tak lekang waktu.

    Komentar
    Additional JS