Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Kamboja Thailand

    Mengupas Akar Konflik Thailand dan Kamboja, Sengketa Perbatasan hingga Unjuk Kekuatan Militer - Halaman all - Tribun Gorontalo

    9 min read

     Dunia Internasional ,

    Mengupas Akar Konflik Thailand dan Kamboja, Sengketa Perbatasan hingga Unjuk Kekuatan Militer - Halaman all - Tribun Gorontalo

    TRIBUNGORONTALO.COM, THAILAND – Ketegangan di perbatasan Thailand dan Kamboja meningkat drastis pada Kamis (24/7/2025).

    Konflik dua negara Asia Tenggara ini telah menewaskan setidaknya 12 warga negara Thailand. Sebagian besar warga sipil. 

    Pertempuran dimulai pada Kamis pagi di dekat kuil kuno Prasat Ta Moan Thom, yang terletak di perbatasan antara Provinsi Surin, Thailand, dan Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja

    Bentrokan juga dilaporkan terjadi di Prasat Ta Krabey dan di sepanjang perbatasan Provinsi Preah VihearKamboja, dan Provinsi Ubon Ratchathani, Thailand

    Kedua belah pihak saling menuduh sebagai pemicu serangan.

    Menurut Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, Thailand telah menargetkan posisi militer Kamboja di banyak lokasi. 

    "Kamboja selalu mempertahankan posisi penyelesaian masalah secara damai, tetapi dalam kasus ini, kami tidak punya pilihan selain menanggapi dengan kekuatan bersenjata terhadap agresi bersenjata," bebernya.

    Lantas, apa sebenarnya akar permasalahan mereka?

    Sengketa perbatasan yang membentang lebih dari 800 km ini telah menjadi pemicu ketegangan berkala antara kedua negara.

    Klaim yang disengketakan sebagian besar berakar pada peta tahun 1907 yang dibuat oleh penguasa kolonial Prancis. Kamboja menggunakan peta tersebut sebagai referensi, sementara Thailand menganggapnya tidak akurat.

    Ketegangan sempat mereda setelah Mahkamah Internasional pada tahun 1962 dan 2013 memberikan kedaulatan atas kuil Preah Vihear kepada Kamboja

    Namun, insiden pada Februari 2025, ketika pasukan Kamboja memasuki kuil kuno Preah Vihear dan menyanyikan lagu kebangsaan mereka, memicu pertengkaran singkat dengan pasukan Thailand.

    Puncaknya pada Mei 2025, konflik kembali meletus saat angkatan bersenjata kedua negara saling tembak di "wilayah tak bertuan" yang menyebabkan satu tentara Kamboja tewas. 

    Meskipun ada kesepakatan untuk meredakan situasi, pejabat kedua negara terus saling ancam dengan berbagai tindakan, termasuk pembatasan perbatasan oleh Thailand dan boikot ekonomi oleh Kamboja.

    Situasi memanas secara dramatis setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam baku tembak singkat pada akhir Mei 2025. 

    Puncaknya, awal pekan ini, Thailand menuduh Kamboja memasang ranjau darat baru di wilayah sengketa, setelah dua tentara Thailand terluka parah akibat ledakan ranjau darat.

    Sebagai respons, Bangkok menarik duta besarnya dari Phnom Penh dan mengumumkan pengusiran utusan Kamboja pada Rabu malam. 

    Pada Kamis pagi, konflik semakin tak terkendali ketika militer Thailand mengerahkan kekuatan udara. 

    Salah satu dari enam jet tempur F-16 melancarkan serangan, menghancurkan target militer Kamboja, menurut Kolonel Richa Suksuwanon, wakil juru bicara tentara Thailand.

    Pemerintah Kamboja mengecam keras "agresi militer yang sembrono dan brutal" oleh Thailand, menuduh pelanggaran kedaulatan dan perjanjian sebelumnya. 

    Phnom Penh juga mengklaim jet tempur Thailand menjatuhkan dua bom di jalan di wilayah Kamboja

    Pasca-bentrokan, Thailand memerintahkan penutupan semua perlintasan perbatasan dengan Kamboja karena kekhawatiran eskalasi militer yang lebih luas.

    Kedua negara juga telah mengeluarkan pernyataan yang saling menuduh sebagai pemicu pertempuran. 

    Militer Thailand menyatakan Kamboja mengerahkan pesawat tanpa awak pengintai dan pasukan bersenjata berat, termasuk artileri dan roket jarak jauh BM21, memaksa pasukan Thailand membalas. 

    Mereka juga menuduh Kamboja menyerang wilayah sipil di Thailand, termasuk sebuah rumah sakit, yang menyebabkan kematian.

    Sebaliknya, Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja mengutuk agresi militer yang brutal Thailand. Mereka menuduh serangan awal dan pelanggaran perjanjian, serta menyatakan pasukannya bertindak membela diri.

    Meskipun ada kekhawatiran akan perang penuh, Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, mengatakan perselisihan ini rumit dan harus ditangani hati-hati sesuai hukum internasional.

    Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menegaskan keinginannya untuk menyelesaikan masalah secara damai, namun tidak punya pilihan selain menanggapi agresi bersenjata.

    Baca juga: Konflik Perbatasan Kamboja-Thailand Tewaskan 12 Orang, Puluhan Ribu Warga Mengungsi

    60 Ribu Warga Mengungsi

    Puluhan ribu warga Kamboja yang mengungsi umumnya yang berada di provinsi Preah Vihear, dekat lokasi pertempuran.

    Dalam wawancara dengan Khmer Times pada Kamis (24/7/2025) malam, Gubernur Provinsi Preah Vihear Kim Rithy mengatakan evakuasi massal dipicu oleh meningkatnya pertempuran di dekat perbatasan yang disengketakan.

    Ia menyatakan bahwa sekitar 20.000 orang dievakuasi dari enam komune di distrik Choam Ksan, yang berbatasan dengan Thailand.

    Dari jumlah tersebut, sekitar 10.000 orang telah mencari perlindungan sementara di Pusat Keamanan Pagoda dan 5.000 di Wat Pothi, sebuah zona aman khusus bagi warga sipil yang mengungsi.

    "Evakuasi dimulai pagi-pagi sekali setelah serangan massal oleh tentara Thailand, termasuk serangan udara," kata gubernur.

    "Karena pertempuran sengit, upaya evakuasi massal tidak dapat segera dilakukan."

    "Peluru artileri dijatuhkan di sepanjang jalan, memaksa banyak orang bersembunyi di bunker. Ketika tembakan mereda antara pukul 18.00 dan 19.00, evakuasi dilanjutkan," ujarnya.

    Pihak berwenang telah memobilisasi pasukan keamanan, personel darurat, dan tim bantuan kemanusiaan untuk membantu keluarga-keluarga terdampak.

    Gubernur Rithy mengonfirmasi bahwa makanan darurat, tempat tinggal sementara, dan bantuan medis telah diberikan kepada para pengungsi.


    Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kronologi Konflik Thailand dan Kamboja: Sengketa Perbatasan Picu Ketegangan, Tewaskan Warga Sipil

    Komentar
    Additional JS