Rusia Marah Putin Difitnah Tekan Iran Terima Kesepakatan Nuklir dengan AS Tanpa Pengayaan | Sindonews
Dunia Internasional,
Rusia Marah Putin Difitnah Tekan Iran Terima Kesepakatan Nuklir dengan AS Tanpa Pengayaan | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Senin, 14 Juli 2025 - 07:23 WIB
Rusia marah setelah media AS memfitnah Presiden Vladimir Putin dengan laporan yang menyebutnya telah menekan Iran agar menerima kesepakatan nuklir dengan AS tanpa pengayaan. Foto/via Pravda
- Pemerintah Rusia marah dan menyangkal laporan media Amerika Serikat (AS) yang menyebut
Presiden Vladimir Putinmenekan
Iranagar menerima kesepakatan nuklir tanpa pengayaan. Moskow menyebut laporan itu sebagai fitnah dan pencemaran nama baik.
Surat kabar AS; Axios, yang mengutip tiga sumber anonim, melaporkan pada hari Sabtu bahwa Putin telah menekan Iran untuk menerima kesepakatan dengan Amerika Serikat yang akan mencegah Republik Islam tersebut memperkaya uranium.
"Artikel tersebut tampaknya merupakan kampanye pencemaran nama baik politik baru yang bertujuan untuk memperburuk ketegangan seputar program nuklir Iran," kata Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Minggu.
Baca Juga: Psywar Dimulai, Pejabat Iran Posting Gambar Israel Dibom Nuklir
"Selalu dan berulang kali, kami telah menekankan perlunya menyelesaikan krisis terkait program nuklir Iran secara eksklusif melalui cara-cara politik dan diplomatik, dan menyatakan kesediaan kami untuk membantu menemukan solusi yang dapat diterima bersama," lanjut kementerian tersebut, yang dilansir AFP, Senin (14/7/2025).
Kementerian itu juga mengecam media-media Barat sebagai alat di tangan elite politik dan "negara gelap", yang menurutnya tidak ragu untuk menggunakan segala cara, termasuk tindakan provokatif dan berita palsu.
Para pejabat Rusia bahkan menggambarkan Axios sebagai "toilet tank" yang secara konsisten menyebarkan disinformasi yang terarah, khususnya dengan menyebutkan artikel terbarunya yang berjudul "Berita: Putin mendesak Iran untuk menerima kesepakatan nuklir 'tanpa pengayaan' dengan AS, kata sumber."
Kantor berita Iran, Tasnim, melaporkan bahwa Teheran tidak menerima pesan semacam itu dari Putin.
Teheran selama ini dicurigai oleh negara-negara Barat dan Israel sedang berupaya mengembangkan bom nuklir, namun telah berulang kalih dibantahnya. Negara Islam itu tegas membela haknya yang "tidak dapat dinegosiasikan" untuk mengembangkan program nuklir sipil.
Moskow memiliki hubungan baik dengan para pemimpin Iran dan memberikan dukungan krusial bagi Teheran, tetapi tidak secara tegas mendukung mitranya tersebut bahkan setelah Amerika Serikat bergabung dalam kampanye pengeboman Israel pada bulan lalu.
Secara terbuka, Moskow telah membela hak Teheran untuk menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan sipil, tetapi dalam beberapa bulan terakhir, Putin juga semakin dekat dengan Presiden AS Donald Trump.
Pada 13 Juni, Israel melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Iran, yang memicu perang 12 hari.
Konflik tersebut menghentikan negosiasi yang dimulai pada bulan April antara Teheran dan Washington untuk membingkai program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi terhadap Iran.
Pada 22 Juni, Amerika Serikat mengebom situs pengayaan uranium bawah tanah di Fordow, selatan Teheran, dan fasilitas nuklir di Isfahan dan Natanz. Tingkat kerusakan yang pasti belum diketahui.
(mas)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

4 Fakta AS Melemahkan NATO, Salah Satunya Mesra dengan Rusia