Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured

    Sekalipun Indonesia Mampu Membeli Semua Jet Tempur yang Diincarnya Risiko Besar Ini Malah Menanti di Masa Depan - Zona Jakarta

    9 min read

     

    Sekalipun Indonesia Mampu Membeli Semua Jet Tempur yang Diincarnya Risiko Besar Ini Malah Menanti di Masa Depan - Zona Jakarta

    Jet tempur Rafale yang dipesan Indonesia.
    Jet tempur Rafale yang dipesan Indonesia

    ZONAJAKARTA.com - Dalam beberapa waktu terakhir, Indonesia telah dikaitkan dengan usulan pembelian sederet jet tempur.

    Mulai dari F-15EX AS, J-10 China, Eurofighter bekas Austria, Mirage 2000-5 bekas Qatar, KF-21 Korea Selatan hingga KAAN Turki.

    Bersamaan dengan rencana sebelumnya untuk Su-35 Rusia yang tidak lagi layak karena kekhawatiran sanksi AS, minat Jakarta terhadap Eurofighter Austria dan Mirage Qatar juga cepat tergelincir.

    Akan tetapi yang sedang berjalan adalah akuisisi 42 unit Rafale dari Dassault Aviation.

    Sebanyak 6 Rafale pertama dikontrak pada Februari 2022, 18 Rafale berikutnya pada Agustus 2023, dan 18 Rafale tahap ketiga pada Januari 2024.

    Jet pertama diperkirakan akan mulai tiba tahun depan, pertama kalinya Indonesia mengoperasikan jet tempur Prancis, mengutip laman Asian Military Review dalam artikel berjudul "Indonesia keeps options open with bewildering fighter smorgasbord" terbitan 11 Juli 2025.

    Pada bulan Mei, Indonesia sedang membahas rencana dengan Prancis untuk membeli selusin pesawat tempur lagi.

    Namun, Jakarta bahkan dikabarkan siap menambah pesanan lanjutan menjadi 24 Rafale.

    Media Prancis pun melaporkan bahwa kesepakatan dapat ditandatangani setelah Presiden Prabowo Subianto berada di Paris untuk merayakan Hari Bastille pada 14 Juli.

    Hal ini terjadi meskipun China berupaya mendiskreditkan Rafale setelah pertikaian udara antara India dan Pakistan pada bulan Mei lalu. 

    Baca Juga:

    Pakistan mengklaim telah menembak jatuh tiga, bahkan empat, Rafale India.

    India menolak untuk mengungkapkan kerugian pasti, meskipun komentar para pejabat menunjukkan beberapa jet tempur tak dikenal telah jatuh.

    Intelijen Prancis menuduh Xhina sengaja menjelek-jelekkan Rafale dan mengobarkan opini publik terhadap pesawat tersebut, serta menggembar-gemborkan J-10 sebagai pesawat yang lebih unggul.

    Jet tempur Rafale yang dipesan Indonesia.

    Kampanye ini menyusul penggunaan J-10C oleh Pakistan untuk melawan India.

    Analisis independen melacak kampanye media sosial itu hingga ke Chian dan Rusia, tetapi tidak dapat memverifikasi apakah penghinaan tersebut dipimpin oleh negara.

    Beijing tentu punya motif, karena telah menawarkan J-10 bekas ke Indonesia tahun ini.

    Pada 30 Mei, Menteri Pertahanan Indonesia bahkan mengumumkan beberapa pilot akan terbang ke China untuk pelatihan J-10.

    Meskipun Indonesia telah membeli peralatan militer China sebelumnya, membeli jet tempur berada di level yang berbeda.

    Hal tersebut akan membahayakan kemampuan militer Indonesia, terutama mengingat klaim China yang luas di Laut China Selatan dan intrusinya ke perairan Indonesia di dekat Kepulauan Natuna.

    Baca Juga:

    Melanjutkan keinginan besar Jakarta akan jet tempur, pemerintah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Boeing pada Agustus 2023 untuk pembelian hingga 24 unit F-15 EX (F-15IDN).

    Sebelumnya, pemerintah AS telah menyetujui penjualan hingga 36 unit F-15 pada Februari 2022.

    Ditanya tentang status MoU ini, Clara Logsdon, dari Divisi Pengembangan Bisnis F-15 Boeing, mengatakan bulan lalu, "Belum ada kontrak, tetapi kami tahu pihak Indonesia sangat tertarik.

    "Kami terus bekerja sama dengan Indonesia dan pemerintah AS untuk menyelesaikan persyaratannya," tambahnya.

    Logsdon pun menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan pada akhirnya akan terwujud.

    Namun, Indonesia telah menginvestasikan dana untuk jet tempur lain, melalui pengembangan bersama KF-21 Boramae dengan Korea Aerospace Industries (KAI).

    Akan investasi yang dilakukan tidak sebesar yang dijanjikan pada tahun 2016.

    Karena sangat terlambat dalam pembayaran, Seoul dan Jakarta menandatangani perjanjian KF-21 yang telah direstrukturisasi di Indo Defence 2025 pada 13 Juni.

    Halaman:
    Jet tempur Rafale yang dipesan Indonesia.

    Korea mengatakan Indonesia "saat ini sedang memulai prosedur administratif untuk membayar sisa bagian pengembangan bersama KF-21".

    Laporan menunjukkan Indonesia akan mengurangi kontribusinya menjadi 600 miliar won (US$437 juta).

    Angka ini dibandingkan dengan 1,7 triliun won yang awalnya dijanjikan Jakarta.

    Situasi semakin rumit ketika dua insinyur Indonesia yang bekerja dengan KAI dituduh mencuri data rahasia.

    Berdasarkan revisi tersebut, Indonesia memiliki hak untuk membeli hingga 48 unit KF-21, dan PTDI, perusahaan milik negara, akan memproduksi beberapa komponen.

    Kesepakatan KF-21 terjadi hanya dua hari setelah Presiden Indonesia menandatangani nota kesepahaman lainnya, kali ini untuk membeli 48 jet tempur KAAN dari Turki.

    Baca Juga:

    KAAN sedang dalam tahap pengembangan, dengan pesawat pertama dijadwalkan tiba di Turki pada tahun 2028, mengutip laman EurAsian Times dalam artikel berjudul "Turkey’s ‘F-35 Alternative’ Set For 2028 Induction; KAI Official Says Fifth-Gen ‘KAAN’ Better Than Lightning II" terbitan 15 Mei 2024.

    Hubungan pertahanan Indonesia dengan Turki telah meningkat pesat akhir-akhir ini, yang menguntungkan karena mengurangi ketergantungan Jakarta pada pemasok Barat.

    TNI AU ingin memperluas zona identifikasi pertahanan udara Indonesia melampaui wilayah inti yang ada sekarang sehingga mencakup seluruh ZEE negara, terutama di wilayah timur.

    Selama dekade terakhir, laporan menunjukkan hanya 40-50% jet tempur garis depan Indonesia yang beroperasi.

    TNI AU saat ini memiliki sekitar 25 F-16 dari AS, ditambah 16 jet Su-27/Su-30 dari Rusia.

    Jelas, Indonesia tidak mampu membeli semua pesawat yang diinginkannya.

    Sekalipun mampu, hal itu hanya akan menambah beban logistik dan pelatihan yang sudah dihadapi TNI AU.

    Ada pepatah membeli pesawat itu mudah namun menerjunkannya yang sulit.

    Halaman:
    Jet tempur Rafale yang dipesan Indonesia.

    Dengan keragaman jet tempur yang begitu beragam, mustahil bagi Angkatan Udara Indonesia untuk membuat pesawat-pesawat tersebut interoperabel.

    ***

    Editor: Vino Refano

    Sumber: Eurasian Times, Asian Military Review

    Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
    SHARE:

    Artikel Terkait

    • Jadi Negara Penting Bagi Prancis di Kawasan Indo Pasifik Indonesia Disebut Mudah Untuk Tambah Pembelian Berbagai Senjata Militer Ini Jika Mau

    Terpopuler

    1

    KRI Sultan Iskandar Muda 367 bikin Heboh Dunia Internasional TNI AL Cetak Sejarah di Laut Mediterania

    2

    Dubes Indonesia untuk Turki Saksikan Langsung Proses Peletakan Lunas 2 Kapal Perang KCR 70M untuk TNI AL di Galangan Sefine Altınova

    3

    Prototipe Keenam Telah Dipesan Jet Tempur yang Indonesia Borong 48 Unit Bakal Masuki Babak Penting

    5

    Kasau Bermanuver Naik Rafale Didampingi Penerbang Prancis Jajal Kecanggihan Jet Tempur Masa Depan Indonesia

    Minggu, 20 Juli 2025 | 05:42 WIB
    Jet Tempur yang Akan Dibeli Indonesia Ini Justru Akan Ditempatkan di Negara Asia Ini Secara Permanen Ternyata Jalankan Misi Ini

    Jet Tempur yang Akan Dibeli Indonesia Ini Justru Akan Ditempatkan di Negara Asia Ini Secara Permanen Ternyata Jalankan Misi Ini

    Sabtu, 19 Juli 2025 | 18:02 WIB
    Jet Tempur yang Dibangun Bersama dengan Indonesia Disebut Tanpa Celah Siap Dijual Mendobrak Dunia dan Bersaing dengan F-35
    Komentar
    Additional JS