Temuan Terbaru Insiden Jeju Air: Pilot Salah Matikan Mesin - Kompaz
Lintas Peristiwa ,Dunia Internasional,
Temuan Terbaru Insiden Jeju Air: Pilot Salah Matikan Mesin
/data/photo/2023/06/20/64914137bdee2.jpg)
SEOUL, KOMPAS.com – Penyelidikan kecelakaan pesawat Jeju Air di Korea Selatan pada Desember 2024 menemukan bukti kuat bahwa pilot secara keliru mematikan mesin setelah terjadi benturan dengan burung.
Sumber yang mengetahui langsung proses investigasi mengatakan kepada Reuters, Senin (21/7/2025), bahwa rekaman suara kokpit, data komputer, dan posisi saklar mesin yang ditemukan di reruntuhan menunjukkan bahwa awak pesawat mematikan mesin kiri, padahal mesin kanan yang mengalami kerusakan lebih parah.
“Tim investigasi memiliki bukti dan data pendukung yang jelas, jadi temuan ini tidak akan berubah,” kata sumber yang berbicara dengan syarat anonim karena laporan resmi belum dirilis.
Baca juga: DNA Bebek Ditemukan di Mesin Jeju Air, Penyebab Kecelakaan Masih Misteri
Diketahui, pesawat jenis Boeing 737-800 yang jatuh di Bandara Muan pada 29 Desember 2024 ini menewaskan 179 dari 181 orang di dalamnya.
Gedung Putih Rilis 10 Poin Kesepakatan Tarif Indonesia-AS, Apa Saja?
Mesin tak bermasalah sebelum kecelakaan
Sumber dari pemerintah Korea Selatan menyebutkan bahwa hasil pemeriksaan pada mesin pesawat menunjukkan tidak ada cacat teknis sebelum tabrakan dengan burung terjadi.
Namun, dalam taklimat kepada keluarga korban akhir pekan lalu, penyelidik menyatakan bahwa mesin kanan mengalami kerusakan lebih serius akibat benturan burung dibandingkan mesin kiri.
Mereka juga menyebut ada bukti bahwa pilot justru mematikan mesin kiri, yang kerusakannya lebih ringan.
Temuan ini pertama kali dilaporkan oleh media lokal seperti MBN dan Yonhap, meskipun Lembaga Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api Korea Selatan (ARAIB) belum memberikan komentar resmi.
Protes dari keluarga korban dan serikat pilot
Rencana ARAIB untuk merilis pembaruan kepada media pada Sabtu (19/7/2025) akhirnya dibatalkan setelah mendapat keberatan dari keluarga korban.
Menurut pernyataan pengacara keluarga, mereka menilai informasi yang akan diumumkan terkesan menyalahkan pilot tanpa menggali faktor penyebab lain yang mungkin ikut berperan dalam kecelakaan.
Serikat pilot Jeju Air juga menuding ARAIB menyesatkan publik dengan menyimpulkan bahwa mesin kiri tidak bermasalah, padahal jejak burung juga ditemukan di kedua mesin.
“ARAIB mencoba menjadikan pilot sebagai kambing hitam tanpa dasar ilmiah dan teknis yang kuat bahwa pesawat bisa mendarat dengan hanya satu mesin,” kata perwakilan serikat dalam pernyataannya.
Mereka juga mengkritik ARAIB yang masih diam soal tanggung jawab kelembagaan, termasuk soal keberadaan tanggul perlengkapan navigasi di ujung landasan yang disebut turut memperparah dampak kecelakaan.
Menunggu laporan final
Jeju Air menyatakan tengah bekerja sama secara aktif dengan penyelidikan yang dilakukan ARAIB dan menunggu hasil resmi yang akan diumumkan.
Sementara itu, pihak Boeing selaku produsen pesawat serta CFM International, pembuat mesin yang merupakan gabungan perusahaan AS GE dan Prancis Safran, belum memberikan tanggapan atas temuan terbaru ini.
Berdasarkan aturan internasional, laporan akhir kecelakaan udara biasanya dirilis dalam waktu satu tahun sejak insiden terjadi.
Baca juga: Buntut Jeju Air Jatuh, Korsel Akan Ubah Tembok Beton di Ujung Landasan Pacu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Pendiri Tamiya Wafat, 49 Tahun Hadirkan Kegembiraan Lewat Dunia Miniatur Balap