Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Korea Utara

    Terungkap, Rahasia Ibu Kim Jong-un: Putri dari Penyelundup Jepang yang Kabur ke Korut | Sindonews

    4 min read

     Dunia Internasional 

    Terungkap, Rahasia Ibu Kim Jong-un: Putri dari Penyelundup Jepang yang Kabur ke Korut | Halaman Lengkap

    Ko Yong-hui (dua dari kiri depan), ibu kandung pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, semasa muda berpose dengan teman-temannya di Jepang. Foto/Yoji Gomi

    TOKYO 

    - Sebuah buku baru yang diterbitkan di Jepang telah mengungkap kehidupan Ko Yong-hui, ibu kandung pemimpin

     Korea Utara 

    (Korut)

     Kim Jong-un. 

    Buku tersebut mengungkap latar belakang Ko Yong-hui yang selama ini dirahasiakan rezim Pyongyang.

    Terbit bulan lalu, buku berjudul "Ko Yong-hui: The Zainichi Korean Who Became Kim Jong-un’s Mother [Ko Yong-hui: Zainichi Korea yang Menjadi Ibu Kim Jong-un]" ditulis oleh jurnalis dan penulis Yoji Gomi. Buku ini didasarkan pada wawancara dengan kerabat Ko Yong-hui yang masih tinggal di Jepang.

    Buku tersebut merinci bagaimana kakek dari pihak ibu Kim Jong-un; Ko Gyon-taek, menjalani kehidupan yang sulit sebagai penyelundup dan harus melarikan diri ke Korea Utara ketika dia hampir ditangkap karena bisnis ilegalnya.

    Baca Juga: Korea Utara Gencar Produksi Senjata Kimia, Bakal Digunakan Lebih Dulu sebelum Bom Nuklir

    Bagi rezim Korea Utara yang didirikan atas dasar kebencian terhadap Jepang karena penjajahan di Korea dan supremasi dinasti Kim, berita bahwa kakek Kim adalah seorang penyelundup biasa bisa sangat merugikan. Hal ini juga merusak persepsi rezim terhadap zainichi atau warga Korea generasi kedua yang tinggal di Jepang, yang pindah ke Korea Utara sebagai mata-mata.

    “Korea Utara telah lama menyebarkan narasi bahwa keluarga Kim sendirian meraih kemerdekaan bagi bangsanya,” ujar Gomi kepada This Week in Asia, Kamis (10/7/2025).

    "Namun, mengungkapkan bahwa ibu dari pemimpin Korea [Utara] adalah seorang zainichi Korea–sebuah kelompok yang masih mengalami diskriminasi di Korea Utara hingga saat ini–akan merusak prestise dan legitimasi rezim tersebut," paparnya.

    Klan Kim selalu menjunjung tinggi kemurnian "garis keturunan Gunung Paektu", yang dinamai berdasarkan gunung ikonis yang berdiri di perbatasan Korea Utara dengan China dan, menurut legenda, merupakan lokasi kamp gerilya tempat Kim Il-sung, pendiri negara Korea Utara dan kakek (dari pihak ayah) Kim Jong-un, memimpin sekelompok pemberontak melawan pasukan Jepang yang menduduki semenanjung Korea.

    Kontroversi Ibu Kandung Kim Jong-un

    Tahun lalu, Korea Utara menarik kembali film dokumenter tentang ibu kandung Kim Jong-un, Ko Yong-hui, berjudul "

    Mother of Great Songun Korea 

    " yang dibuat tahun 2011.

    Dua sumber di dalam negeri yang dikutip Radio Free Asia mengatakan pemerintah menarik kembali film dokumenter yang memuji ibu Kim Jong-un—membuat orang-orang bertanya-tanya mengapa negara itu selalu merahasiakan identitas dan latar belakangnya.

    "Karena informasi biografinya tidak pernah disebutkan secara resmi, penarikan kembali film tersebut justru menimbulkan kecurigaan," kata seorang penduduk provinsi Hamgyong Utara di timur laut Korea Utara kepada RFA Korea dengan syarat anonim demi alasan keamanan.

    Kebanyakan orang Korea Utara tidak tahu namanya—Ko Yong-hui—atau bahwa dia lahir di Osaka, Jepang, atau bahwa ayahnya, Ko Gyon-taek, mengelola pabrik militer di kota itu sebelum berakhirnya Perang Dunia II.

    Sumber tersebut mengatakan film dokumenter "Mother of Great Songun Korea" telah mengabaikan semua fakta tentang latar belakang dari Ko Yong-hui. Alih-alih namanya, film tersebut menyebutnya sebagai "ibu yang dihormati" dan menampilkan banyak adegan dirinya di samping Kim Jong-il (ayah Kim Jong-un) selama penampilan resminya.

    Film tersebut didistribusikan secara internal kepada pejabat tinggi, lembaga pemerintah, dan militer dalam bentuk VCD, atau cakram padat video, pada tahun 2011, tahun yang sama ketika Kim Jong-il meninggal.

    "Baru-baru ini, badan peradilan seperti Departemen Keamanan Negara Provinsi dan Departemen Jaminan Sosial mulai mengumpulkan salinan materi propaganda," kata warga Korea Utara tersebut.

    "Instruksi diberikan untuk menarik dan menghapus film dokumenter yang berkaitan dengan ibu kandung sekretaris jenderal," ujarnya, menjelaskan bahwa "Mother of Great Songun Korea" ada dalam daftar materi yang kini dilarang dan dirahasiakan.

    Ko Yong-hui dibesarkan di Jepang sebagai bagian dari minoritas Korea di negara tersebut, dan pada tahun 1962, keluarganya pindah—laporan lain menyebutnya melarikan diri—ke Korea Utara sebagai bagian dari program repatriasi.

    Pada awal 1970-an, Ko Yong-hui tampil sebagai penari di Mansudae Art Troupe—sebuah kelompok musisi populer yang dikenal dengan pertunjukan propaganda yang mengagungkan negara dan para pemimpinnya.

    Tidak diketahui kapan dia bertemu dengan Kim Jong-il, tetapi diyakini dia bertemu dengannya pada awal 1970-an, dan melahirkan tiga anak pada 1980-an, termasuk Kim Jong-un.

    Meskipun sebagian besar sumber menggambarkannya sebagai simpanan Kim Jong-il, beberapa sumber menduga dia mungkin istri ketiga. Namun, pemerintah tidak pernah mengakui pernikahan mereka.

    Menurut sistem kasta songbun Korea Utara, Ko Yong-hui akan berada di kasta terendah karena dia lahir di Jepang, pekerjaan ayahnya mendukung upaya perang Jepang, dan pekerjaannya sebagai penari—yang akan mencoreng citra Kim Jong-un.

    Latar belakang Ko Yong-hui tidak sepenuhnya sesuai dengan mitos pendirian negara Korea Utara bahwa para pemimpinnya adalah keturunan dari apa yang disebut Garis Paektu, yang dinamai berdasarkan gunung tertinggi di semenanjung Korea, yang merupakan latar dari banyak mitos pendirian negara Korea Utara, termasuk kisah Dinasti Kim.

    (mas)

    Komentar
    Additional JS