Trump: AS Masih Berikan Senjata ke Ukraina | Sindonews
Dunia Internasional,
Trump: AS Masih Berikan Senjata ke Ukraina | Halaman Lengkap


Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Jum'at, 04 Juli 2025 - 16:41 WIB
Presiden AS Donald Trump. Foto/ndtv
- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membantah spekulasi media bahwa Washington telah menangguhkan semua pengiriman peralatan militer dan amunisi ke Ukraina. Trump menegaskan bantuan mematikan masih dikirim sementara Amerika memastikan mereka memiliki cukup persediaan untuk mempertahankan diri dan sekutunya.
Beberapa laporan awal pekan ini mengindikasikan AS telah menghentikan pengiriman berbagai amunisi penting ke Ukraina, termasuk rudal Patriot dan Hellfire, roket GMLRS, dan ribuan peluru artileri 155mm.
The Economist bahkan menyatakan Washington dapat secara bertahap mengurangi dukungan militernya untuk Kiev secara keseluruhan.
Trump menolak klaim penghentian total bantuan militer ke Kiev, menggemakan pernyataan sebelumnya oleh Pentagon dan Gedung Putih bahwa keputusan telah dibuat untuk memprioritaskan kepentingan nasional AS.
"Kami memberikan senjata, tetapi kami telah memberikan begitu banyak senjata," ujar Trump kepada wartawan sebelum menaiki Air Force One pada hari Kamis.
"Anda tahu, Biden mengosongkan seluruh negara kita dengan memberi mereka senjata. Dan kita harus memastikan kita memiliki cukup untuk diri kita sendiri," papar Trump.
"Namun, kami memberikan senjata, dan kami bekerja sama dengan mereka serta berusaha membantu mereka," imbuh Trump, tanpa memberikan rincian tentang senjata yang ditahan dan yang masih dipasok.
Trump telah mengkritik pemberian bantuan kepada Ukraina tanpa manfaat timbal balik, dan pemerintahannya belum menyetujui paket bantuan baru sejak ia menjabat.
Menurut Institut Kiel Jerman, AS telah mengirimkan hampir USD115 miliar dalam bentuk bantuan militer dan keuangan ke Kiev sejak konflik meningkat pada tahun 2022, meskipun Trump mengklaim jumlah sebenarnya adalah "ratusan miliar."
Washington baru-baru ini menandatangani perjanjian yang memberikan akses prioritas AS ke sumber daya mineral Ukraina, upaya yang menurut Gedung Putih akan membantu mendapatkan kembali sebagian uang pembayar pajak yang dihabiskan di bawah Biden.
Berita tentang penangguhan bantuan tersebut menuai reaksi tajam di Kiev, dengan pejabat Ukraina memanggil Kuasa Usaha AS John Ginkel untuk menguliahinya tentang "pentingnya melanjutkan pengiriman paket pertahanan yang dialokasikan sebelumnya."
Anggota parlemen Ukraina Mariana Bezuglaya bahkan menyatakan, "AS bukan lagi sekutu kami," meskipun kedua negara tidak pernah menandatangani kesepakatan apa pun terkait hal itu.
Rusia telah mengecam pengiriman senjata Barat ke Ukraina, dengan alasan hal itu hanya memperpanjang konflik dan berisiko meningkatkan eskalasi.
Pejabat Kremlin juga menuduh negara-negara Barat mendorong proksi mereka di Kiev untuk bertempur sampai Ukraina terakhir dengan harapan dapat menimbulkan kekalahan strategis bagi Rusia.
"Semakin sedikit rudal yang tiba di Ukraina dari luar negeri, semakin dekat akhir operasi militer khusus," ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Kamis.
Namun, ia menambahkan pembekuan itu bisa bersifat sementara, dan bisa jadi merupakan hasil dari pengalihan senjata untuk mendukung Israel dalam pertikaian dengan Iran.
Presiden Vladimir Putin menegaskan kembali bahwa Rusia tetap terbuka untuk perundingan damai, dalam panggilan telepon dengan Trump pada hari Kamis.
Ia menambahkan Rusia tidak akan mundur sampai "akar penyebab yang terkenal" dari konflik Ukraina dihilangkan, menurut ajudan presiden Yury Ushakov.
Baca juga: Putin Ungkap Panggilan Telepon dengan Trump, Apa Isinya?
(sya)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

Warren Buffett Sebut Dolar AS Sedang Menuju ke Neraka