1.380 Siswa Jawa Barat Belajar di Sekolah Rakyat, Jawa Barat Jadi Provinsi Tercepat dalam Progres Pendirian - Pikiran Rakyat
Pendidikan,
1.380 Siswa Jawa Barat Belajar di Sekolah Rakyat, Jawa Barat Jadi Provinsi Tercepat dalam Progres Pendirian
PIKIRAN RAKYAT - Tercatat 1.380 siswa bergabung di Sekolah Rakyat se-Provinsi Jawa Barat.
Mereka tersebar di 13 Sekolah Rakyat Terintegrasi tingkat SMP-SMA, program yang diinisiasi Presiden RI Prabowo Subianto tersebut diharapkan dapat memotong rantai kemiskinan.
Hal itu diungkapkan Sekertaris Daerah Povinsi Jawa Barat Herman Suryatman di sela-sela membuka kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Sekolah Rakyat Terintegrasi 17 Dinsos Jabar di Jalan Jend. Amir Mahmud Kota Cimahi, Jumat 15 Agustus 2025.
"Jawa Barat saat ini menjadi provinsi yang tercepat dalam progres pendirian Sekolah Rakyat. Dari 100 Sekolah Rakyat rintisan se-Indonesia, di Jawa Barat ada 13 sekolah dan akan segera dibentuk 3 Sekolah Rakyat lagi tahun ini," ujarnya.
Jumlah siswa di Sekolah Rakyat Jawa Barat tersebar di tingkat SD-SMP-SMA. "Dari 1.380 siswa, ada siswa 75 orang, SMP 675 orang, dan SMA 630 orang. Di Sekolah Rakyat 13 Cimahi Dinsos Jabar ini jumlah siswanya 100 orang terbagi SMP 2 rombel dan SMA 2 rombel," ucapnya.
Para siswa mendapat fasilitas lengkap dengan kurikulum asrama dan pembelajaran. "Kelas lengkap dengan bangku dan kursi, alat belajar, diberi laptop juga, termasuk laboratorium. Untuk fasilitas asrama juga lengkap, disiapkan menu yang baik dengan makan sehari 3 kali yang dimasak tukang masak khusus," katanya.
Tambahan muatan lokal Sunda
Khusus Sekolah Rakyat di Provinsi Jawa Barat, bakal diberi tambahan muatan lokal. "Kurikulum Sekolah Rakyat di Jawa Barat akan ditambahkan muatan lokal, yakni tentang Kepemimpinan Pancawaluya atau Generasi Pancawaluya," ungkapnya.
Siswa dikenalkan konsep pendidikan berakar pada budaya Sunda yang menekankan pembentukan karakter siswa melalui lima nilai utama, yaitu Cageur (sehat), Bageur (baik), Bener (benar), Pinter (pintar), dan Singer (tanggap terhadap lingkungan).
Dengan kurikulum dan fasilitas yang tersedia, para pelajar tersebut bakal kerasan berada di Sekolah Rakyat. "Saya titip ke guru, kepala sekolah, wali asuh maupun wali asrama, harus betul-betul diberikan kasih sayang. Maklum anak-anak harus ada pemberian motivasi," tambahnya.
Baca Juga: Mensos Ungkap Alasan Sekolah Rakyat Berkonsep Asrama: Demi Lingkungan Siswa Sehat
Sejauh ini belum ada laporan siswa Sekolah Rakyat di Jabar yang mundur, "Kita upayakan jangan sampai. Kalaupun ada, nanti mekanismenya bagaimana dan mudah-mudahan ada penggantinya," imbuhnya.
Apalagi, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menjanjikan bonus uang saku untuk siswa Sekolah Rakyat 13 Cimahi-Dinsos Jabar tersebut.
"Untuk bekal anak-anak Sudah disiapkan dari pemerintah semuanya, tentu bekal yang proporsional, untuk jumlahnya nanti akan kami cek. Ya sekali-kali boleh mereka jajan, sama juga seperti anak-anak lainnya," katanya.
Baca Juga: 100 Siswa Terdaftar di Sekolah Rakyat Kota Cimahi
Menurut dia, Gubernur Jawa Barat akan memberikan stimulus sebesar Rp 20 juta per anak untuk siswa di Sekolah Rakyat Cimahi.
Memotong rantai kemiskinan
Menurut dia, program tersebut sangat strategis untuk memotong rantai kemiskinan. Para siswa Sekolah Rakyat berasal dari keluarga miskin ekstrim sesuai Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
"Kami akan dorong kerja sama dengan kabupaten/kota, selain anaknya dipersiapkan menjadi pemimpin, keluarganya juga didorong untuk keluar dari garis kemiskinan. Harapan kami sebagaimana arahan Bapak Presiden dan Bapak Gubernur, Sekolah Rakyat bisa memotong rantai kemiskinan," ungkapnya.
Menurut dia, orang tuanya sulit memang faktanya seperti itu, tapi anak-anak tidak boleh. Anak-anak harus lebih baik dan sukses daripada orang tuanya.
Baca Juga: Polemik Sekolah Rakyat Prabowo Khusus si Miskin, Meringankan atau Mempermalukan?
"Jangan sampai kemiskinan diwariskan ke anaknya. Dengan edukasi, mereka dipersiapkan menjadi pemimpin yang punya mental model jauh lebih baik dari orang tuanya," tuturnya.
Terlebih, kehadiran Sekolah Rakyat menjadi momentum penting di tengah upaya menekan angka kemiskinan di Jawa Barat.
"Masyarakat miskin di Jawa Barat, alhamdulillah trennya menurun, dari 7,08 persen menurun jadi 7,02 persen. Saya kira ini momentum untuk terus mendorong penanganan kemiskinan, termasuk Sekolah Rakyat. Dengan mereka bersekolah, ini modal untuk keluar dari garis kemiskinan," ungkapnya. (*)